Khazanah
Beranda » Berita » Pahala yang Tak Berhenti meski Tak Sempat Berjamaah

Pahala yang Tak Berhenti meski Tak Sempat Berjamaah

Pahala yang Tak Berhenti meski Tak Sempat Berjamaah
Pahala yang Tak Berhenti meski Tak Sempat Berjamaah

 

SURAU.CO – Ada satu rahmat besar yang sering luput disadari oleh banyak orang beriman: niat tulus yang terhalang uzur tetap diganjar pahala sempurna oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Termasuk di dalamnya adalah pahala shalat berjamaah.
Berapa banyak di antara kita yang setiap hari bertekad untuk datang ke masjid, namun kadang tertahan oleh hujan lebat, sakit, atau urusan darurat yang tidak bisa dihindari? Dalam kondisi seperti itu, Allah yang Maha Adil tidak memutus pahala seorang hamba yang sungguh-sungguh berniat melangkah menuju rumah-Nya.

Niat adalah Ruh dari Amal

“Sesungguhnya amal itu tergantung niatnya…”

(HR. Bukhari dan Muslim)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Hadits ini menjadi dasar kuat bagi setiap amal ibadah, termasuk shalat berjamaah. Niat adalah ruh dari amal. Bila seseorang telah berniat kuat untuk berbuat kebaikan, lalu ia tidak mampu melakukannya karena halangan yang syar’i, maka Allah tetap mencatat baginya pahala yang utuh.

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Apabila seorang hamba sakit atau bepergian, maka dicatat baginya pahala seperti amal yang biasa ia kerjakan ketika sehat dan mukim.”
(HR. Bukhari, no. 2996)

Maknanya, pahala tidak terputus oleh halangan. Bahkan Allah mencatat dengan sempurna amal yang diniatkan tetapi tertunda karena uzur.

Niat yang Hidup, Pahala yang Mengalir

Setiap langkah menuju masjid adalah langkah menuju ampunan. Rasulullah ﷺ bersabda:

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

> “Barangsiapa berwudhu di rumahnya kemudian berjalan menuju salah satu masjid Allah untuk melaksanakan shalat wajib, maka setiap langkahnya menghapus dosa dan langkah berikutnya mengangkat derajat.”
(HR. Muslim, no. 666)

Bayangkan, andai seseorang sudah berwudhu, sudah berniat dan bersiap untuk melangkah ke masjid, namun hujan deras turun atau tubuhnya mendadak lemah — maka Allah tetap mencatat langkah-langkah itu meski ia tak sempat menginjak lantai masjid.

Niatnya sudah sampai.
Cintanya kepada jamaah sudah nyata.
Dan Allah tidak pernah menzhalimi niat seorang hamba yang ikhlas.

Ketika Uzur Menjadi Ujian

Terkadang kita merasa bersalah saat tidak bisa hadir di masjid. Padahal, jika uzur itu benar-benar sah — seperti sakit, hujan deras, atau tugas penting yang tidak bisa ditinggalkan — maka rasa sedih itu sendiri menjadi bukti iman yang hidup.

Rasulullah ﷺ pernah bersabda tentang para sahabat yang tidak ikut berperang karena sakit:

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

> “Sesungguhnya di Madinah ada beberapa orang yang tidak ikut bersama kita. Tidaklah kita menempuh satu lembah atau jalan melainkan mereka bersama kita dalam pahala, karena mereka terhalang oleh uzur.”
(HR. Bukhari, no. 2839)

Hadits ini menunjukkan betapa luasnya kasih sayang Allah. Selama seseorang punya niat yang jujur dan ikhlas, maka pahala jihad, pahala jamaah, pahala amal saleh — semua tetap diberikan meski jasadnya tertahan.

Jangan Remehkan Niat Kebaikan

Banyak yang mengira bahwa amal itu hanya terhitung bila sudah dikerjakan. Padahal, niat yang jujur bisa menjadi amal besar di sisi Allah. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:

“Niat yang benar bisa menjadikan amalan kecil bernilai besar, dan niat yang rusak bisa menjadikan amalan besar menjadi kecil.”

Karenanya, menjaga keikhlasan niat setiap kali hendak beribadah adalah amalan yang tidak kalah penting dari pelaksanaan ibadah itu sendiri.
Seseorang yang tiap hari berniat shalat berjamaah, walau kadang tidak sempat, tetap berada dalam gelombang pahala orang-orang yang cinta masjid.

Pahala yang Menemani Hingga Akhir Hayat

Orang yang terbiasa mencintai shalat berjamaah akan mendapatkan kemuliaan yang luar biasa saat hidup dan meninggal. Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang sering berjalan ke masjid dalam kegelapan malam, bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari kiamat.”
(HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Dan bagi yang terhalang sementara, tapi hatinya tetap terikat dengan jamaah, maka cahaya itu akan tetap ada di dalam hatinya. Karena Allah menilai ketulusan hati sebelum gerak kaki.

Penutup: Jangan Berhenti Berniat

Berbahagialah orang yang hatinya rindu ke masjid, walau langkahnya tertahan oleh ujian.
Berbahagialah orang yang setiap azan membuatnya bergetar dan ingin segera berdiri, walau kadang tak sempat sampai ke saf pertama.

Sebab, dalam pandangan Allah, niat yang jujur adalah amal yang hidup.
Dan amal yang hidup tidak akan pernah sia-sia di sisi-Nya.

 “Sesungguhnya Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik.”
(QS. At-Taubah: 120)

Jangan berhenti berniat baik, karena Allah tidak pernah berhenti memberi pahala bagi niat yang ikhlas.
Meski tak sempat berjamaah, tetaplah berniat, tetaplah cinta pada jamaah.
Karena di sisi Allah, niat yang hidup akan menyalakan cahaya pahala tanpa henti. (Tengku Iskandar, M.Pd –
Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement