SURAU.CO – Senikmat dan seindah apapun keburukan, ia tak akan pernah membawa keberuntungan. Sebaliknya, sekecil dan sesederhana apapun kebaikan, ia selalu menorehkan keberuntungan bagi pelakunya.
Artinya, siapa saja yang memilih setia di jalan kebaikan, sesungguhnya ia telah memilih jalan menuju kebahagiaan yang hakiki. Jalan ini mungkin tidak selalu mudah, tetapi hasilnya abadi dan tak ternilai.
Menambah Catatan Amal
Ketika seseorang benar-benar menyadari besarnya ganjaran dan keutamaan melakukan kebaikan, niscaya ia akan bersemangat, berlelah-lelah, dan berusaha melakukan sebanyak mungkin kebaikan yang bisa ia raih. Ia akan memahami bahwa setiap detik yang dilewatkan bisa menjadi kesempatan emas untuk menambah catatan amal yang membahagiakan di sisi Allah.
Betapa meruginya orang yang menghabiskan waktu 24 jam sehari, 7 hari seminggu, atau 12 bulan setahun, tetapi catatan di sisi Allah kosong dari kebaikan. Sementara waktu terus berjalan tanpa menunggu siapapun.
Oleh karena itu, mulai detik ini, tekadkan dalam hati: “Aku harus memiliki program kebaikan dalam hidupku.” Jangan sia-siakan setiap kesempatan untuk menambah amal dan melakukan kebaikan, sekecil apapun itu.
Jika engkau tidak mampu melakukan yang besar, lakukanlah yang kecil, tapi lakukan secara konsisten.
Jika engkau tidak mampu melakukan semuanya, lakukan sebagian saja, tetapi jangan sampai ditinggalkan. Yang terpenting adalah istiqomah dalam kebaikan, sehingga setiap hari ada tambahan catatan amal yang menambah kebahagiaanmu di dunia dan akhirat.
Kebaikan yang Konsisten
Bayangkan sebuah gedung tinggi: awalnya hanya terdiri dari kerikil dan pasir kecil. Namun, perlahan-lahan, kerikil dan pasir itu disusun hingga menjadi bangunan megah yang menakjubkan.
Begitu pula dengan kebaikan. Walau kecil, jika dilakukan rutin, ikhlas, dan hanya untuk Allah, maka nilainya akan membesar. Kebaikan yang konsisten akan menjadi fondasi yang menguatkan hidup, hingga akhirnya membentuk pahala yang besar, manfaat yang luas, dan kebahagiaan yang hakiki.
Maka, jangan pernah meremehkan sekecil apapun kebaikan. Mulailah dari yang sederhana, lakukan dengan hati yang tulus, dan teruslah istiqomah. Karena dari titik kecil itulah, Allah akan menumbuhkan keberkahan yang besar.
Kalau mau, saya bisa buat versi lebih singkat dan padat untuk media sosial, tapi tetap memuat pesan motivasi kebaikan yang kuat. Itu biasanya lebih mudah dibaca dan dibagikan.
Orang yang Berdoa Tidak Pernah Rugi
Saudaraku, mari kita saling mengingatkan agar memperbanyak berdoa. Orang yang berdoa tidak pernah rugi.
Doa orang yang berdoa
akan ada tiga kemungkinan doanya:
Pertama, Dikabulkan saat masih hidup
Kedua, Disimpan sebagai kebaikan untuk akhirat
Ketiga, Allah menjauhkan keburukan dari kita, karena Dia tahu apa yang terbaik bagi kita.
عَنْ أَبِى سَعِيدٍ أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ « ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ «اللَّهُ أَكْثَرُ»
“Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Tidak ada seorangpun yang berdoa dengan sebuah doa yang tidak ada dosa di dalamnya dan memutuskan silaturrahim, melainkan Allah akan mengabulkan salah satu dari tiga perkara: (1) baik dengan disegerakan baginya (pengabulan doanya) di dunia atau, (2) dengan disimpan baginya (pengabulan doanya) di akhirat atau, (3) dengan dijauhkan dari keburukan semisalnya.”
Para shahabat berkata, “Wahai Rasulullah, kalau begitu kami akan memperbanyak doa?”
Beliau menjawab, “Allah lebih banyak (pengabulan doanya).” ( HR. Ahmad, Shahih At Targhib wa At Tarhib, no. 1633)
Pantaskan Diri menjadi sebaik-baik hamba
Do’a Usai Shalat Dhuha
اللهم اغفر لي، وتب علي، إنك أنت التواب الرحيم” حتى قالها مائة مرة
“Allaahummagh firlii wa tub ‘alayya, innaka antat tawwaabur rahiim”
Ya Allah, ampunilah dosaku, dan terimalah taubatku, sungguh Engkau adalah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (100x) (HR. Al Bukhari dalam Al Adabul Mufrad).
Waktu Shalat Dhuha
- Waktu shalat Dhuha memang dimulai sekitar 10-15 menit setelah matahari terbit, jadi jika matahari terbit pukul 06.00, maka shalat Dhuha bisa dimulai sekitar pukul 06.10-06.15. Pastikan untuk menyesuaikan waktu ini dengan wilayah masing-masing ya!.
-
Waktu terbaik adalah jam 10 pagi.
بارك الله فيكن. Baca “بسْـمِ اللّه” sebelum menyebarkan, luruskan niat, sucikan serta lkhlaskan hati hanya untuk mendapatkan keredha’an dan pahala dari Allahﷻ semata.
Semoga yang sedikit ini dapat bermanfaat dan dapat kita amalkan. Jazakumullahu khoiron. (Armi Daily). (Tengku Iskandar, M, Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
