Khazanah
Beranda » Berita » Tentang Kemarin, Hari ini dan Esok

Tentang Kemarin, Hari ini dan Esok

Tentang Kemarin, Hari ini dan Esok
Tentang Kemarin, Hari ini dan Esok

 

SURAU.CO – Setiap manusia diberi tiga masa: kemarin, hari ini, dan esok. Namun hanya satu yang benar-benar kita miliki — yaitu hari ini.

Kemarin telah menjadi sejarah, sementara esok masih menjadi rahasia Allah. Maka yang paling berharga untuk dikelola dan diisi dengan sebaik-baiknya adalah hari ini, detik ini, saat Allah masih memberi kita nafas dan kesempatan.

Kemarin mungkin penuh dengan penyesalan

Ada ucapan yang melukai, ada langkah yang salah arah, ada keputusan yang tidak bijak. Namun, kemarin tidak bisa diperbaiki dengan keluhan, melainkan dengan taubat dan pembelajaran.
Setiap kesalahan yang disadari dan diperbaiki adalah guru terbaik dalam kehidupan.
Allah SWT berfirman:

> “Kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman, dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebaikan.”
(QS. Al-Furqan: 70)

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Maka jangan biarkan kemarin mengurungmu dalam sesal, tapi jadikan ia cermin agar langkahmu hari ini lebih berhati-hati.

Hari ini adalah kepastian

Ia hadir sebagai ladang amal, bukan tempat menunggu.
Apa yang ada di hadapanmu — baik kesulitan, pekerjaan, tanggung jawab, maupun ujian — semua adalah bagian dari takdir Allah yang menunggu untuk dijalani dengan ikhlas.

Berusahalah sebaik mungkin dalam setiap perkara, karena Allah tidak menilai hasil yang besar, tapi ketulusan niat dan kesungguhan amal.

Luaslah dalam kesabaran, sebab tidak ada doa yang diabaikan oleh Allah, hanya saja ia menunggu waktu yang tepat untuk dikabulkan.

Rasulullah SAW bersabda:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

> “Orang yang paling dicintai Allah adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.”
(HR. Thabrani)

Karena itu, jalani hari ini dengan semangat memberi manfaat, walau kecil.

Menolong satu orang, menebar senyum

Mengajarkan satu ayat, atau menahan diri dari amarah — semua itu adalah bentuk ibadah yang bernilai besar di sisi Allah.

Dan tentang esok, biarkan ia menjadi wilayah takdir.
Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tapi kita bisa mempersiapkan diri dengan amal hari ini.
Orang beriman tidak gelisah memikirkan masa depan, sebab ia tahu, masa depan ditentukan oleh kualitas hubungannya dengan Allah hari ini.

Jangan terlalu sibuk menebak esok, hingga lupa bersyukur atas hari ini.
Syukuri rasa lelahmu, sebab tidak semua kelelahan bernilai sama.

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

Jika engkau lelah karena kebaikan, bersyukurlah — sebab itu tanda Allah sedang membersihkan dosamu dan meninggikan derajatmu.
Namun bila engkau lelah dalam maksiat, maka bersegeralah kembali, sebelum kelelahan itu berujung penyesalan di akhirat.

Renungan: Kehidupan ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tapi seberapa bermakna setiap harinya

Jangan biarkan waktu berlalu tanpa nilai.
Bangun setiap pagi dengan niat memperbaiki diri, karena siapa tahu — hari ini adalah hari terakhir kita di dunia.

> “Dan katakanlah: Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu pula Rasul-Nya dan orang-orang mukmin.”
(QS. At-Taubah: 105)

Maka, hadapilah hari ini dengan hati yang penuh syukur, langkah yang penuh keyakinan, dan doa yang penuh harap.
Sebab, hari ini adalah hadiah Allah, kemarin adalah pelajaran, dan esok adalah harapan. #OaseFajar #RenunganIslam #TengkuIskandar #PenaDaiNusantara

 

 


Kemarin adalah sejarah

Menorehkan hikmah untuk belajar menapakkan langkah ke masa depan. Terimalah yang telah berlalu, fokus pada perbaikan dan taubat untuk masa depan yang lebih baik.

Esok adalah rahasia.
Tak ada yang tau apa yang akan kita terima. Apapun mimpimu berikan usaha terbaikmu. Biarkan Allah yang menentukan hasilnya, insyaa Allah usaha dan doa tidak akan menghianatimu

Hari ini adalah pasti
Jalani hari ini sebaik mungkin, apa yang ada di hadapanmu. Luaskan kesabaranmu menunggu ketetapan-NYA. Bersyukurlah jika kau merasa lelah dalam hal kebaikan, kalau tidak, mungkin saja kita lelah dalam perkara kemaksiatan.

Biarkan peluh itu mengiringi setiap upaya kita berpacu menuju ridhoNya. Setiap cobaan, ujian, baik maupun buruk bagi kita menurutNya sudah sesuai dengan kemampuan yang kita punya.

Islamituindah. (Tengku Iskandar, M.Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement