Khazanah
Beranda » Berita » Adab Makan dan Minum: Mengukir Ketawadhuan dalam Setiap Suapan

Adab Makan dan Minum: Mengukir Ketawadhuan dalam Setiap Suapan

ebagai seorang Muslim, setiap aspek kehidupan kita sejatinya adalah ladang ibadah. Bukan hanya shalat, puasa, atau zakat, tetapi juga hal-hal sederhana seperti makan dan minum. Adab makan dan minum dalam Islam jauh melampaui sekadar tata krama; ia merupakan cermin ketawadhuan, rasa syukur, dan kesadaran akan nikmat Allah SWT. Ketika kita memahami dan mengamalkan adab ini, setiap suapan dan tegukan menjadi pengingat akan kebesaran Ilahi dan ketergantungan kita kepada-Nya.

Adab makan dan minum bukan sekadar formalitas, melainkan sebuah tuntunan yang membawa banyak hikmah. Pertama, ia adalah bagian dari sunnah Rasulullah SAW. Nabi Muhammad SAW mengajarkan kepada kita tata cara makan dan minum yang baik, mulai dari sebelum, saat, hingga sesudah makan. Mengikuti sunnah beliau adalah bentuk cinta dan ketaatan kita kepada Allah. Kedua, adab ini membantu menjaga kesehatan. Banyak anjuran dalam adab makan yang secara medis terbukti baik untuk pencernaan dan kesehatan tubuh secara keseluruhan. Ketiga, adab makan menumbuhkan rasa syukur. Dengan mengingat Allah sebelum dan sesudah makan, kita selalu diingatkan bahwa makanan yang ada di hadapan kita adalah rezeki dari-Nya.

Memulai dengan Niat dan Doa: Landasan Keberkahan

Sebelum menyentuh makanan, seorang Muslim diajarkan untuk memulai dengan niat yang benar. Niatkan makan dan minum untuk mendapatkan kekuatan agar dapat beribadah kepada Allah. Setelah niat, jangan lupakan doa. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia membaca ‘Bismillah’.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Membaca basmalah adalah gerbang keberkahan. Apabila lupa membaca basmalah di awal, maka di tengah-tengah makan, bacalah “Bismillahi awwalahu wa akhirahu.” Doa ini tidak hanya memberkahi makanan, tetapi juga melindungi kita dari campur tangan setan.

Salah satu pilar penting dalam adab makan adalah tidak berlebihan. Allah SWT berfirman, “Makan dan minumlah, tetapi janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebihan.” (QS. Al-A’raf: 31). Berlebihan dalam makan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, baik bagi kesehatan fisik maupun spiritual. Tubuh yang terlalu kenyang akan sulit bergerak, cenderung malas beribadah, dan dapat memicu berbagai penyakit. Oleh karena itu, Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita untuk mengisi sepertiga perut untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga sisanya untuk udara. Ini adalah resep kesehatan yang luar biasa.

Etika Saat Menyantap Hidangan

Saat menyantap hidangan, ada beberapa adab yang perlu diperhatikan:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

  1. Menggunakan Tangan Kanan: Rasulullah SAW selalu menganjurkan penggunaan tangan kanan untuk makan dan minum, kecuali ada uzur syar’i. Beliau bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian makan, hendaklah ia makan dengan tangan kanannya, dan apabila ia minum, hendaklah ia minum dengan tangan kanannya. Sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya.” (HR. Muslim).

  2. Makan yang Dekat: Ambillah makanan yang berada di dekat kita, jangan menjangkau makanan yang jauh atau mengambil dari tengah hidangan, kecuali dalam porsi pribadi. Hal ini menunjukkan kesopanan dan menghargai orang lain yang ikut makan.

  3. Tidak Mencela Makanan: Apapun hidangan yang disajikan, kita tidak boleh mencelanya. Apabila menyukai, makanlah. Apabila tidak suka, tinggalkanlah tanpa mengutarakan celaan. Sikap ini mencerminkan rasa syukur dan kerendahan hati.

  4. Makan Perlahan dan Mengunyah Sempurna: Makan dengan tergesa-gesa dapat mengganggu pencernaan. Kunyahlah makanan dengan sempurna agar mudah dicerna tubuh. Ini juga membantu kita lebih menikmati rasa makanan dan menyadari jumlah yang kita makan.

  5. Tidak Meniup Makanan Panas: Biarkan makanan panas mendingin dengan sendirinya. Meniup makanan dapat mengkontaminasi makanan dengan uap air liur dan bakteri.

    Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

  6. Tidak Berbicara Kotor: Hindari pembicaraan kotor atau gosip saat makan. Manfaatkan waktu makan untuk membangun silaturahmi yang positif.

  7. Tidak Bersandar atau Tidur: Makan sambil bersandar atau tidur adalah tindakan yang tidak mencerminkan adab yang baik dan dapat mengganggu proses pencernaan.

Adab Saat Minum: Kesegaran yang Berkah

Adab minum juga memiliki poin-poin penting:

  1. Minum Sambil Duduk: Rasulullah SAW melarang minum sambil berdiri. Beliau bersabda, “Janganlah sekali-kali kalian minum sambil berdiri.” (HR. Muslim). Meskipun ada pengecualian dalam beberapa kondisi darurat, usahakan selalu minum sambil duduk untuk keberkahan dan kesehatan.

  2. Minum dengan Tiga Tegukan: Minumlah dengan tiga kali tegukan, bukan sekali teguk habis. Setiap tegukan dimulai dengan basmalah dan diakhiri dengan hamdalah. Ini membantu tubuh menerima cairan dengan lebih baik dan menghindari tersedak.

    Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

  3. Tidak Bernapas di Dalam Gelas: Jangan bernapas atau menghembuskan napas di dalam gelas saat minum.

  4. Tidak Meminum Langsung dari Mulut Ceret atau Botol: Tuangkan ke dalam gelas atau wadah yang bersih.

Penutup dengan Syukur dan Doa

Setelah selesai makan dan minum, adab seorang Muslim adalah mengucapkan hamdalah dan doa. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW adalah, “Alhamdulillahilladzi ath’amana wa saqana wa ja’alana minal Muslimin.” (Segala puji bagi Allah yang telah memberi kami makan dan minum, serta menjadikan kami termasuk orang-orang Muslim). Doa ini adalah puncak dari ketawadhuan, mengakui bahwa semua nikmat berasal dari Allah dan kita adalah hamba-Nya yang bersyukur.

Mengamalkan adab makan dan minum sejatinya adalah latihan mental dan spiritual yang mendalam. Ia mengajarkan kita disiplin, kesabaran, rasa syukur, dan kesadaran akan kebesaran Allah SWT dalam setiap detail kehidupan. Dengan demikian, setiap suapan dan tegukan tidak hanya menyehatkan raga, tetapi juga mengukuhkan keimanan dan ketawadhuan dalam hati seorang Muslim. Semoga kita selalu mampu mengamalkan adab mulia ini dalam kehidupan sehari-hari.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement