Khazanah
Beranda » Berita » Panggilan Dari Pintu Surga

Panggilan Dari Pintu Surga

Panggilan Dari Pintu Surga
Panggilan Dari Pintu Surga

 

SURAU.CO -> “Hari ini adalah hari yang kemarin kita khawatirkan.” Sampai saat ini, Allah masih memberi izin kepada kita untuk hidup, melangkah, dan beramal. Itu artinya, masih ada kesempatan untuk memperbaiki diri. Jangan takut menghadapi hari esok, dan jangan khawatir dengan apa yang akan terjadi. Yang perlu kita khawatirkan justru adalah — apakah hari ini sudah kita isi dengan amal yang akan menjadi tiket menuju surga?

Setiap insan beriman tentu merindukan surga — tempat abadi yang dijanjikan Allah bagi hamba-hamba-Nya yang taat. Namun, surga tidak didapat hanya dengan harapan atau ucapan, melainkan dengan amal nyata yang sesuai petunjuk Allah dan Rasul-Nya ﷺ. Bekal menuju surga bukanlah harta, jabatan, atau keturunan, melainkan amal saleh yang dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah.

Memiliki Banyak Pintu

Rasulullah ﷺ bersabda:

> “Barangsiapa yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, niscaya ia akan dipanggil dari pintu-pintu surga: ‘Wahai hamba Allah, inilah kebaikan!’ Siapa yang giat mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Siapa yang termasuk orang yang berjihad, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa orang yang rajin berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu ar-Rayyan. Dan siapa yang gemar bersedekah, maka ia akan dipanggil dari pintu sedekah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

Hadits ini mengajarkan kepada kita bahwa surga memiliki banyak pintu. Setiap pintu memiliki penghuni istimewa yang diundang masuk sesuai amal unggulannya. Mereka dipanggil dengan penuh kemuliaan, seolah-olah Allah sendiri memuliakan amal yang dulu mereka persembahkan di dunia.

Bayangkan. Ada seorang mukmin yang hidupnya tidak banyak berbicara, tetapi shalatnya khusyuk dan tepat waktu. Maka kelak ia akan mendengar panggilan lembut: “Wahai hamba Allah, masuklah dari pintu shalat.”
Ada pula orang yang hidupnya penuh perjuangan di jalan Allah — melawan hawa nafsu, menegakkan kebenaran, mengajar, berdakwah, menolong sesama — lalu ia dipanggil dari pintu jihad.
Ada yang rajin berpuasa, menjaga diri dari syahwat dunia, maka pintu ar-Rayyan terbuka khusus untuknya.
Dan ada yang hidupnya senantiasa memberi, walau sedikit, dari harta, tenaga, dan waktunya — ia dipanggil dari pintu sedekah.

Subhanallah! Setiap pintu surga adalah simbol penghormatan Allah kepada amal tertentu yang dilakukan dengan tulus. Ini menandakan bahwa rahmat Allah amat luas — tidak terbatas hanya pada satu jenis amal. Mungkin seseorang tidak mampu banyak bersedekah, tetapi ia bisa tekun shalat malam. Mungkin ia bukan ahli ilmu, tapi setiap harinya ia berjuang menahan lapar demi ibadah puasa sunnah. Setiap amal kecil yang dilakukan dengan ikhlas bisa menjadi kunci pembuka surga.

Beragam Pintu, Satu Tujuan

Imam An-Nawawi dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan bahwa para penghuni surga dipanggil berdasarkan amal paling dominan yang mereka lakukan di dunia. Namun, ada golongan yang sangat istimewa — mereka yang mengumpulkan semua amal kebaikan sekaligus. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa ada di antara umatnya yang akan dipanggil dari semua pintu surga, dan mereka boleh memilih pintu mana saja untuk memasukinya.

Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu mendengar sabda itu, lalu bertanya:
“Wahai Rasulullah, adakah seseorang yang akan dipanggil dari semua pintu tersebut?”
Rasulullah menjawab:
“Ya, dan aku berharap engkau termasuk di antara mereka.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Lihatlah bagaimana cita-cita Abu Bakar. Ia tidak cukup puas dengan satu pintu. Ia ingin menjadi hamba yang lengkap dalam amal dan cinta kepada Allah. Inilah semangat yang seharusnya tertanam dalam diri kita — berlomba-lomba dalam berbagai kebaikan.

Bekal Menuju Pintu Surga

Untuk bisa dipanggil dari pintu surga, kita perlu menyiapkan bekal amal sejak hari ini:

  1. Shalat Tepat Waktu dan Khusyuk.
    Karena shalat adalah tiang agama, ia menjadi gerbang utama yang menentukan kekokohan iman.

  2. Puasa, Baik Wajib Maupun Sunnah.
    Puasa bukan hanya menahan lapar, tetapi menundukkan hawa nafsu dan melatih kesabaran.

  3. Sedekah dan Infaq.
    Meski sedikit, Allah menilai keikhlasan, bukan jumlah. Sedekah bisa berupa senyum, tenaga, atau perhatian kepada sesama.

    Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

  4. Jihad dan Pengorbanan.
    Dalam konteks hari ini, berjihad berarti berjuang menegakkan agama Allah melalui dakwah, pendidikan, dan kerja keras untuk kemaslahatan umat.

  5. Menjaga Hati dan Lisan.
    Karena banyak orang gagal ke surga bukan karena kurang amal, tapi karena hatinya kotor dan lisannya menyakiti orang lain.

Menanti Panggilan Itu

Saudaraku, setiap amal yang kita lakukan hari ini adalah investasi menuju hari besar itu — hari ketika nama kita dipanggil dari pintu yang sesuai dengan amal kita. Apakah dari pintu shalat, pintu sedekah, pintu puasa, atau mungkin semuanya?

Tidak ada yang lebih membahagiakan bagi seorang mukmin selain mendengar panggilan lembut:

> “Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS. Al-Fajr: 27–30)

Semoga kita semua kelak termasuk orang yang dipanggil dengan penuh kemuliaan.
Semoga dengan rahmat-Nya, Allah menerima setiap amal kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan menuntun kita menuju surga yang kekal.

SALAM SEHAT DAN BAROKAH, Semoga setiap amal yang kita kerjakan hari ini menjadi panggilan lembut dari pintu-pintu surga esok hari. (Tengku Iskandar, M.Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement