Kisah
Beranda » Berita » Al-Hakam bin Uyainah: Sosok Pembelajar yang Tak Pernah Lelah Meraih Ilmu

Al-Hakam bin Uyainah: Sosok Pembelajar yang Tak Pernah Lelah Meraih Ilmu

Ilustrasi Al-Hakam bin Uyainah

SURAU.CO – Al-Hakam bin Uyainah adalah seorang ulama besar. Ia hidup pada masa tabi’in. Oleh karena itu, namanya sangat dikenal. Ia bahkan dihormati di kalangan ahli ilmu. Selain itu, Al-Hakam dikenal karena ketekunannya. Sesungguhnya, ia selalu haus akan pengetahuan. Semangat belajarnya sungguh luar biasa. Oleh karena itu, ia adalah inspirasi bagi banyak orang.

Jejak Langkah Sang Penuntut Ilmu di Kufah

Lahir di Kufah pada tahun 63 Hijriyah, Al-Hakam tumbuh besar. Ia kemudian dibesarkan dalam lingkungan agamis. Sejak usia muda, ia sudah menunjukkan kecerdasan. Ia memiliki ingatan yang tajam. Apalagi, rasa ingin tahunya sangat besar. Ini tentu saja menjadi bekal utamanya. Ia kemudian memulai perjalanan ilmiahnya. Ia tidak pernah membatasi diri. Bahkan, setiap orang bisa menjadi sumber ilmunya.

Kufah saat itu adalah pusat keilmuan Islam. Banyak ulama terkemuka tinggal di sana. Al-Hakam, oleh karena itu, memanfaatkan kesempatan ini. Ia lalu berguru kepada banyak sahabat Nabi. Ia juga belajar dari para tabi’in senior. Lebih lanjut, ia tidak pernah memilih-milih guru. Selama seseorang memiliki pengetahuan, ia akan mendatanginya.

Belajar Tanpa Batas: Prinsip Al-Hakam bin Uyainah

Prinsip hidupnya adalah belajar dari siapa saja. Ia tidak memandang status sosial. Selain itu, usia juga bukan penghalang baginya. Bagi Al-Hakam, ilmu adalah prioritas utama. Ia pernah berkata, “Tidaklah seseorang itu menjadi ulama sampai ia belajar dari setiap orang.” Sesungguhnya, ucapan ini mencerminkan karakternya. Jadi, ia adalah teladan bagi penuntut ilmu.

Al-Hakam mendalami berbagai disiplin ilmu. Ia mempelajari hadis Nabi Muhammad SAW. Di samping itu, ia juga menguasai fikih Islam. Selain itu, ia belajar tafsir Al-Qur’an. Bahkan, ia mendalami tata bahasa Arab. Oleh karena itu, pengetahuannya sangat luas. Dengan demikian, ia bagaikan perpustakaan berjalan.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Gemerlap Ilmu dari Berbagai Guru Termasyhur

Di antara gurunya yang terkenal adalah Anas bin Malik. Anas sendiri adalah salah satu sahabat Nabi. Al-Hakam, oleh karena itu, meriwayatkan banyak hadis darinya. Ia juga belajar dari Sa’id bin Jubair. Sa’id adalah seorang tabi’in besar. Konon, Al-Hakam banyak menerima ilmu fikih dari Sa’id. Ibnu Abbas juga menjadi gurunya. Dari Ibnu Abbas, ia kemudian menggali ilmu tafsir Al-Qur’an.

Selain itu, ia belajar dari banyak tabi’in lainnya. Sebagai contoh, Ibrahim an-Nakha’i adalah salah satunya. Mujahid bin Jabir juga menjadi gurunya. Ada pula Az-Zuhri yang terkemuka. Ia tidak pernah melewatkan kesempatan. Setiap ada majelis ilmu, ia pasti hadir. Oleh karena itu, ia menyerap setiap pengetahuan.

Al-Hakam sangat menghormati semua gurunya. Bahkan, ia memperlakukan mereka dengan baik. Adab menuntut ilmu selalu ia jaga. Ia tidak pernah merasa puas dengan ilmu. Sebab, ilmu adalah samudra tanpa batas. Ia selalu berusaha menyelami lebih dalam. Dengan demikian, sikap rendah hatinya sangatlah terpuji.

Al-Hakam bin Uyainah diakui sebagai periwayat hadis tsiqah. Hadis-hadisnya dianggap shahih. Oleh karena itu, para ulama hadis mempercayai riwayatnya. Bahkan, Imam Bukhari dan Imam Muslim mengambil hadis darinya. Ini menunjukkan kedudukannya yang sangat tinggi. Jadi, ia adalah salah satu tokoh penting dalam ilmu hadis.

Mencetak Generasi Emas: Murid-murid Sang Ulama

Selain menjadi pembelajar, ia juga seorang pengajar. Oleh karena itu, banyak murid mendatanginya. Mereka datang dari berbagai penjuru. Mereka tentu saja haus akan ilmunya. Murid-muridnya belajar hadis dan fikih. Ia menyampaikan ilmu dengan sangat sabar. Lebih lanjut, ia selalu membimbing para muridnya dengan tulus.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Di antara muridnya yang terkenal adalah Sufyan ats-Tsauri. Sufyan kemudian menjadi imam besar. Ada juga Syu’bah bin al-Hajjaj. Ia juga seorang imam hadis. Yahya bin Sa’id al-Qattan juga belajar padanya. Akibatnya, banyak tokoh penting lahir dari didikan Al-Hakam.

Teladan Zuhud dan Ketakwaan Sang Imam

Al-Hakam bin Uyainah adalah sosok yang sangat zuhud. Ia tidak terpukau oleh gemerlap dunia. Sebaliknya, hidupnya dijalani dengan sederhana. Ia fokus pada ilmu dan ibadah. Dengan demikian, ketakwaannya patut kita contoh. Ia adalah contoh ulama rabbani sejati.

Ia wafat pada tahun 113 Hijriyah. Oleh karena itu, kepergiannya meninggalkan duka mendalam. Namun, warisan ilmunya tetap abadi. Ilmu yang ia sebarkan terus berkembang. Karya-karyanya masih menjadi rujukan. Singkatnya, ia adalah permata berharga bagi umat.

Kisah hidup Al-Hakam bin Uyainah adalah inspirasi. Ia menunjukkan pentingnya menuntut ilmu. Ia juga mengajarkan pentingnya rendah hati. Jadi, jangan pernah berhenti belajar. Oleh karena itu, teruslah mencari ilmu dari siapa saja. Ilmu adalah penerang kehidupan.

Al-Hakam bin Uyainah adalah bukti nyata. Ketekunan memang membuahkan hasil besar. Ia menjadi rujukan banyak ulama. Namanya tercatat indah dalam sejarah Islam. Mari kita teladani semangatnya. Demikian pula, jadilah pembelajar sejati seperti dirinya.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement