Surau.co. Membaca Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn karya Imam al-Ghazālī sering kali terasa seperti menelusuri samudra: dalam, luas, dan menenangkan. Kitab monumental ini tidak sekadar memuat pengetahuan, tetapi juga mengajarkan cara hidup yang bermakna. Oleh karena itu, membahas Iḥyā’ sebagai kurikulum hidup bukan semata kajian kitab klasik, melainkan sebuah refleksi tentang bagaimana manusia modern bisa menata hati, amal, dan pikiran di tengah kehidupan yang serba cepat.
Frasa kunci “Iḥyā’ sebagai kurikulum hidup” muncul bukan tanpa alasan. Dalam setiap babnya, Al-Ghazālī seolah membangun sistem pendidikan jiwa—mulai dari akhlak, ibadah, muamalah, hingga perjalanan spiritual menuju Allah.
Menghidupkan Ilmu yang Mematangkan Jiwa
Imam al-Ghazālī memulai Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn dengan menegaskan peran ilmu yang hidup dalam diri seseorang. Ia mengingatkan bahwa ilmu tanpa amal hanya menambah kebingungan, sedangkan amal tanpa ilmu menjadi buta arah.
قال الغزالي: “العلم أصل العمل، والعمل ثمرة العلم، فمن لم يعمل بعلمه كان كمن لم يعلم.”
“Ilmu adalah akar dari amal, dan amal adalah buah dari ilmu. Barang siapa tidak beramal dengan ilmunya, maka ia seperti orang yang tidak berilmu.”
(Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 1)
Konsep ini menjadikan Iḥyā’ bukan sekadar buku bacaan, tetapi kurikulum hidup—panduan menuju insan yang seimbang antara pengetahuan dan pengamalan. Dalam konteks kekinian, pesan ini sangat relevan. Banyak orang mengejar gelar akademik dan sertifikasi, tetapi lupa mengasah keikhlasan dan kepekaan nurani.
Mengapa Iḥyā’ Relevan untuk Zaman Modern
Di tengah dunia yang diatur oleh algoritma dan kecerdasan buatan, manusia justru sering kehilangan arah batin. Banyak yang pintar, tapi jarang yang benar-benar bahagia. Iḥyā’ hadir sebagai peta batiniah yang menuntun manusia kembali kepada keseimbangan antara akal dan ruh.
Imam al-Ghazālī menulis:
قال الغزالي: “من لم يعرف نفسه لم يعرف ربه، ومن لم يشتغل بإصلاح قلبه لم ينتفع بعلمه.”
“Barang siapa tidak mengenal dirinya, ia tidak akan mengenal Tuhannya. Dan barang siapa tidak sibuk memperbaiki hatinya, maka ilmunya tidak akan bermanfaat baginya.”
(Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 3)
Pernyataan ini menembus waktu. Ia mengajarkan bahwa mengenal diri adalah titik awal spiritualitas. Ketika dunia sibuk mengukur kesuksesan dengan materi, Al-Ghazālī justru menimbangnya dengan kedalaman hati.
10 Bab Iḥyā’ untuk Memulai Kurikulum Hidup
Kitab Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn terdiri dari empat bagian besar: ‘Ibādah (Ibadah), ‘Ādah (Kebiasaan), Muhlikāt (Penyakit Hati), dan Munjiyāt (Penyelamat Jiwa).
Bagi pemula, tidak perlu membaca seluruhnya sekaligus. Sepuluh bab berikut adalah titik awal yang disarankan untuk menjadikan Iḥyā’ sebagai kurikulum kehidupan sehari-hari.
- Kitāb al-‘Ilm (Bab Ilmu)
Menjadi dasar pemahaman seluruh isi Iḥyā’. Al-Ghazālī menjelaskan klasifikasi ilmu dan menegaskan pentingnya niat dalam belajar.
“Niat adalah pembeda antara kebiasaan dan ibadah.”
- Kitāb Qawā‘id al-‘Aqā’id (Dasar-Dasar Akidah)
Bab ini membantu pembaca memahami fondasi keyakinan yang menenangkan hati, bukan menakut-nakuti.
- Kitāb Asrār as-Salāh (Rahasia Shalat)
Menuntun bagaimana shalat bukan hanya gerakan, melainkan perjumpaan hati dengan Allah.
- Kitāb Asrār az-Zakāh (Rahasia Zakat)
Mengajarkan bahwa berbagi harta berarti membersihkan diri dari sifat kikir dan cinta dunia.
- Kitāb Asrār ash-Shiyām (Rahasia Puasa)
Menggambarkan puasa sebagai latihan mengendalikan nafsu, bukan sekadar menahan lapar.
- Kitāb Adab al-Ma‘īsyah (Etika Hidup dan Sosial)
Sangat relevan bagi masyarakat modern—membahas hubungan dengan sesama, etika kerja, dan keseimbangan dunia-akhirat.
- Kitāb Dzamm al-Ghadab wal-Hiqd (Mengecam Amarah dan Kedengkian)
Memberi terapi batin terhadap kebencian dan iri hati yang sering menodai relasi sosial.
- Kitāb Dzamm al-Hubb ad-Dunyā (Cinta Dunia)
Menegaskan pentingnya zuhud dalam kehidupan tanpa harus meninggalkan dunia.
- Kitāb at-Tawbah (Taubat)
Menggambarkan keindahan kembali kepada Allah, bahkan setelah jatuh dalam dosa.
- Kitāb al-Mahabbah wa asy-Syauq ilallāh (Cinta dan Kerinduan kepada Allah)
Menjadi puncak perjalanan spiritual; cinta kepada Allah adalah alasan sejati manusia hidup.
Iḥyā’ dan Spirit Menyembuhkan Hati
Al-Ghazālī menulis Iḥyā’ setelah melalui krisis eksistensial yang panjang. Ia meninggalkan posisi bergengsi di Baghdad demi mencari makna sejati kehidupan. Dalam proses itu, ia menemukan bahwa ilmu tanpa penyucian jiwa hanya menambah jarak dengan Allah.
قال الغزالي: “القلب بيت الرب، فلا تسكن فيه غير الرب.”
“Hati adalah rumah bagi Tuhan, maka jangan biarkan selain Dia tinggal di dalamnya.”
(Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 4)
Kutipan ini menunjukkan betapa Iḥyā’ bukan sekadar teori, melainkan terapi spiritual. Ia mengajarkan bagaimana hati dibersihkan dari ego, kesombongan, dan kemelekatan dunia.
Fenomena Sehari-hari: Lelah tapi Tak Bahagia
Banyak orang hari ini mengaku lelah padahal hidupnya “berhasil”. Mereka memiliki karier, relasi, dan reputasi, tetapi kehilangan ketenangan batin. Fenomena ini seperti yang digambarkan Al-Ghazālī berabad-abad lalu: manusia mengejar dunia dengan penuh semangat, namun melupakan makna keberadaan dirinya.
قال الغزالي: “ما الدنيا إلا ظل زائل، والظل لا يدوم، فالعاقل لا يفرح بزواله.”
“Dunia hanyalah bayangan yang akan hilang, dan bayangan tidaklah abadi; maka orang berakal tidak akan bergembira karenanya.”
(Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn, juz 2)
Melalui pesan ini, Al-Ghazālī menuntun manusia modern untuk berhenti sejenak dan merenung—apa sebenarnya yang dikejar dalam hidup? Iḥyā’ mengajak kita membangun keseimbangan: berikhtiar di dunia, namun berlabuh di akhirat.
Penutup: Menghidupkan Iḥyā’ di Dalam Diri
Menjadikan Iḥyā’ ‘Ulūm ad-Dīn sebagai kurikulum hidup berarti berkomitmen menjalani perjalanan spiritual yang panjang dan sabar. Bukan sekadar membaca kitab, tetapi menghidupkannya dalam perilaku sehari-hari.
Iḥyā’ mengajarkan bahwa manusia bukan sekadar makhluk berpikir, tetapi juga makhluk yang harus merasa dan mengingat. Dalam dunia yang penuh kesibukan, menghidupkan Iḥyā’ berarti menghidupkan hati.
* Reza AS
Pengasuh ruang kontemplati Serambi Bedoyo, Ponorogo
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
