SURAU.CO. “Hijrah dari dalam hati” merujuk pada perubahan batiniah yang mendalam untuk menjadi Muslim yang lebih baik, yaitu berpindah dari maksiat menuju ketaatan, dari keburukan menuju kebaikan, dan dari jauh kepada Allah. Ini adalah fondasi dari setiap hijrah yang sesungguhnya, di mana seseorang memperbaiki niat, membersihkan jiwa dari penyakit seperti iri dan dengki, dan memfokuskan seluruh hidup untuk meraih ridha Allah.
Seseorang yang berhijrah dari dalam hati melakukan perubahan batin yang mendalam dengan meninggalkan keburukan, dosa, dan maksiat, lalu menggantinya dengan ketaatan serta kebaikan yang dicintai oleh Allah SWT. Ini merupakan proses spiritual berkelanjutan yang melibatkan perubahan niat, kebiasaan, pemikiran, dan perasaan menjadi lebih baik, bukan sekadar perubahan fisik atau gaya hidup. Hijrah hati yang paling tinggi adalah hijrah jiwa kepada Allah SWT dengan menjadikan-Nya tujuan utama dalam segala hal.
Inti dari hijrah adalah perubahan kondisi hati dari keburukan menuju kebaikan, seperti meninggalkan dosa dan maksiat. Ini juga mencakup perubahan gaya hidup, nilai, dan cara berpikir. Hijrah sejati adalah meninggalkan segala sesuatu yang dilarang oleh Allah, baik berupa niat buruk, ucapan menyakitkan, maupun tindakan yang bertentangan dengan syariat. Tujuan utama hijrah adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mengharapkan ridha-Nya. Ini berarti tidak menginginkan apa pun selain keridaan Allah dalam ucapan dan perbuatan.
Hijrah bukan hanya sekali jalan, tetapi merupakan proses yang membutuhkan keistiqamahan atau konsistensi dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Hijrah hati tidak selalu berarti berpindah tempat secara fisik (hijrah makaniyah). Seseorang dapat berhijrah dari kebiasaan buruk sambil tetap tinggal di tempat yang sama, selama hatinya berubah dari gelap menuju cahaya (hijrah maknawiyah). Hijrah hati mencakup berbagai aspek, seperti hijrah keyakinan, pemikiran, perasaan, dan tingkah laku. Seseorang yang berhijrah mendidik dirinya untuk keluar dari kebiasaan lama yang buruk, menuju transformasi dan kemajuan peradaban yang lebih baik.
Makna hijrah dari dalam hati
Pertama, Perubahan batiniah:
Perubahan ini dimulai dari hati, bukan hanya dari luar. Ini melibatkan penataan niat, pemurnian tujuan hidup, dan membersihkan jiwa dari sifat-sifat buruk.
Kedua, Meninggalkan yang dilarang:
Seseorang yang berhijrah secara hati akan meninggalkan segala sesuatu yang dilarang Allah, termasuk niat buruk, ucapan menyakiti, dan tindakan yang bertentangan dengan syariat.
Ketiga, Menuju ketaatan:
Seseorang berpindah untuk menjauhi maksiat dan mendekatkan diri pada ketaatan, dari hal yang tidak dicintai Allah menuju hal yang dicintai-Nya.
Keempat, Menjadi lebih baik:
Fokus utamanya adalah menjadi pribadi yang lebih baik dan bermanfaat, dengan menata kembali hubungan dengan Allah, diri sendiri, dan orang lain.
Langkah-langkah praktis
Hijrah dari dalam hati adalah sebuah transformasi batin dari kondisi spiritual yang kurang baik menuju kondisi yang lebih baik dan lebih dekat kepada Allah SWT. Proses ini memerlukan kesungguhan niat dan langkah-langkah praktis yang konsisten.
Muhasabah diri: Melakukan introspeksi diri secara jujur untuk memahami motif di balik setiap aktivitas.
Memperbaiki niat: Memastikan niat yang murni dan ikhlas karena Allah dalam setiap tindakan.
Menyucikan hati: Berusaha menghilangkan penyakit hati seperti iri, dengki, dan kesombongan.
Mengingat Allah: Memperbanyak zikir (mengingat Allah) untuk mendapatkan ketenangan hati.
Konsisten: Melakukan amalan-amalan kebaikan secara konsisten meskipun hanya sedikit, karena Allah menyukai amalan yang terus menerus.
Tujuan
Tujuan hijrah dari dalam hati adalah untuk penyucian hati, peningkatan spiritual, dan perubahan sikap menuju akhlak yang lebih baik demi meraih ridha Allah. Ini mencakup upaya meninggalkan sifat negatif seperti dengki dan cinta dunia, menggantinya dengan rasa syukur dan cinta kepada Allah, serta memperkuat iman dan keyakinan. Hijrah batin juga berarti meningkatkan pemahaman dan amalan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
Penyucian hati:
Membersihkan hati dari sifat-sifat negatif seperti dengki, dendam, dan cinta dunia berlebihan, dan menggantinya dengan cinta kepada Allah dan sesama.
Meningkatkan keimanan:
Menguatkan keyakinan dan keteguhan hati dalam menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, sebagai bentuk kepatuhan yang mendalam.
Memperbaiki akhlak:
Melakukan perubahan sikap dan perilaku menjadi lebih mulia, meninggalkan kebiasaan buruk dan menggantinya dengan kebaikan.
Refleksi dan muhasabah diri:
Melakukan evaluasi diri secara rutin untuk mengakui kesalahan dan berusaha memperbaikinya agar tetap berada di jalan yang benar.
Meningkatkan rasa syukur:
Mengakui bahwa segala nikmat adalah anugerah dari Allah dan menggunakannya sesuai dengan keridhaan-Nya.
Mencari ridha Allah:
Menjadikan keridhaan Allah sebagai tujuan akhir dari setiap ucapan dan perbuatan.
Perbedaan dengan hijrah fisik
Hijrah hati berfokus pada perubahan internal, yaitu perpindahan spiritual dari keburukan menuju kebaikan di dalam diri.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
