Opinion
Beranda » Berita » Jika Melihat Orang Terkena Musibah

Jika Melihat Orang Terkena Musibah

SURAU.CO. Jika melihat orang terkena musibah, sebaiknya ucapkan doa perlindungan seperti “Alhamdulillahilladzii ‘afaani mimmab-talaaka bihii, wa fad-dhalanii ‘alaa katsiirin mimman khalaqa tafdhiila” (Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari musibah yang menimpamu dan lebih mengutamakanku dari kebanyakan makhluk-Nya). Selain itu, hiburlah, doakan, dan bantu orang tersebut dengan cara yang tidak menyakiti perasaannya, serta hindari membicarakan kemalangan orang lain yang lebih buruk.

Berdasarkan perspektif filosofis dan ajaran agama, melihat orang lain terkena musibah dapat mengajarkan kita tentang kerendahan hati, empati, dan kesadaran akan hakikat kehidupan. Peristiwa ini bukan hanya tentang penderitaan orang lain, tetapi juga cerminan bagi diri kita sendiri untuk merenungkan berbagai hal.

Ajaran kerendahan hati dan syukur 

Pertama, Mengingat kerentanan manusia: Melihat orang lain dalam kesulitan adalah pengingat bahwa musibah bisa menimpa siapa saja, termasuk diri kita sendiri. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak sombong dan selalu merendahkan diri.

Kedua, Bersyukur atas nikmat: Musibah orang lain menjadi pelajaran berharga untuk mensyukuri segala nikmat yang kita miliki saat ini, seperti kesehatan, keselamatan, atau kehidupan yang layak.

Pembelajaran tentang penderitaan

Pertama, Musibah sebagai ujian: Menurut ajaran Islam, musibah adalah bagian dari takdir Tuhan (sunnatullah) yang dapat menjadi ujian untuk mengukur ketabahan dan kekuatan iman seseorang.

Sikap yang Benar Terhadap Musibah

Kedua, Kesempatan untuk introspeksi: Musibah yang menimpa orang lain bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk merenungkan dosa dan kesalahan diri sendiri. Hal ini dapat mendorong kita untuk bertobat dan menjadi pribadi yang lebih baik.

Ketiga, Tanda cinta dari Tuhan: Terkadang, Tuhan mengartikan musibah sebagai bentuk kasih sayang-Nya untuk mengingatkan atau menguji hamba-Nya yang dicintai.

Pentingnya empati dan tindakan nyata

Pertama, Mengembangkan empati: Melihat penderitaan orang lain melatih kita untuk mengembangkan empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan apa yang dirasakan orang lain.

Kedua, Membantu sesama: Filosofi ini mendorong kita untuk tidak hanya merasa iba, tetapi juga untuk mengambil tindakan nyata. Hal ini bisa berupa menawarkan bantuan, mendengarkan, atau sekadar memberikan dukungan.

Ketiga, Meringankan beban orang lain: Upaya untuk menyenangkan hati orang yang terkena musibah juga menjadi bagian dari filosofi ini. Memberikan kenyamanan dan dukungan dapat meringankan beban mereka.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Respons yang bijaksana

Pertama, Membaca doa: Dalam ajaran Islam, dianjurkan untuk membaca doa tertentu saat melihat orang terkena musibah sebagai bentuk perlindungan diri dan rasa syukur.

Kedua, Menghibur dengan sabar: Ketika menghibur, penting untuk bersikap sabar dan mengingatkan bahwa musibah adalah ladang pahala bagi orang yang bersabar.

Ketiga, Tidak membandingkan: Setiap musibah memiliki konteksnya sendiri. Membandingkan penderitaan hanya akan menyakitkan orang lain dan menunjukkan ketidakpekaan. Sebaliknya, fokuslah pada empati dan bantuan yang bisa diberikan.

Doa dan sikap yang dianjurkan

Ucapkan doa perlindungan:

  • Ucapkan doa di dalam hati atau dengan suara pelan agar tidak menyakiti perasaan orang yang sedang tertimpa musibah.

Hiburlah dan ajak bersabar:

Jeritan Korban Malapetaka Banjir Aceh

Tunjukkan empati, beri dukungan, dan ingatkan untuk bersabar menghadapi cobaan.

Doakan kebaikan:

Mendoakan orang tersebut untuk mendapatkan kebaikan adalah hal yang dianjurkan.

Bantu mereka:

Jika memungkinkan, berikan bantuan secara nyata untuk meringankan beban mereka.

Jaga lisan:

  • Hindari menceritakan musibah orang lain yang lebih tragis agar tidak membuat mereka semakin sedih atau putus asa.
  • Berikan semangat dan jadikan kehadiran Anda sebagai sumber energi positif.

Hindari bersukacita:

Jangan pernah merasa senang atau menertawakan kesusahan orang lain.

Doa keselamatan diri dianjurkan diucapkan secara diam-diam agar tidak menyakiti orang yang terkena musibah.  Jika musibahnya adalah kemaksiatan, Anda boleh mengeraskan doa tersebut sebagai bentuk peringatan agar orang tersebut sadar dan bertaubat, tetapi harus tetap hati-hati agar tidak menimbulkan mudharat.

Tujuan utama melihat orang terkena musibah adalah untuk mengambil hikmah dan pelajaran, serta terdorong untuk membantu meringankan beban mereka. Sikap ini seharusnya membimbing kita untuk introspeksi diri dan meningkatkan keimanan.

Mengambil pelajaran dan mensyukuri nikmat 

  • Introspeksi diri: Musibah yang dialami orang lain bisa menjadi pengingat bahwa semua manusia tidak luput dari ujian. Hal ini mendorong kita untuk mengevaluasi diri, menyesali dosa, dan bertaubat.
  • Bersyukur atas keselamatan: Melihat penderitaan orang lain membuat kita lebih menghargai nikmat kesehatan, keselamatan, dan kebahagiaan yang masih kita miliki. Hal ini dapat meningkatkan rasa syukur kepada Tuhan.
  • Meningkatkan keimanan: Musibah mengingatkan bahwa segala sesuatu terjadi atas kehendak-Nya. Bagi orang yang beriman, cobaan ini menjadi pengingat untuk semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dan memperkuat kepercayaan.

Meringankan beban orang lain 

  • Munculnya empati dan solidaritas: Melihat kesusahan orang lain akan menumbuhkan rasa empati dan kepedulian sosial. Hal ini mendorong kita untuk saling tolong-menolong dan mempererat tali persaudaraan.
  • Memberikan dukungan: Baik itu dukungan moril, material, atau mental, bantuan kita dapat meringankan beban korban dan membantu mereka bangkit kembali.
  • Melatih kebaikan: Menolong orang yang sedang kesulitan adalah kesempatan untuk berbuat kebaikan. Membantu sesama akan mendatangkan pertolongan dan kasih sayang dari Tuhan.

Hindarilah sikap yang tidak patut

  • Tidak menghina atau menertawakan: Senang melihat orang lain menderita adalah tindakan yang tercela dan tidak beretika.
  • Tidak menganggap musibah sebagai aib: Hindari menyebarkan aib atau aib orang yang tertimpa musibah. Sebaliknya, doakanlah yang terbaik bagi mereka.
  • Tidak sombong: Kita harus menghindari sikap sombong dengan merasa lebih baik dari orang yang tertimpa musibah.

(mengutip dari berbagai sumber)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement