Ibadah Pendidikan
Beranda » Berita » Mulia dan Mempesona dengan Akhlak Islami

Mulia dan Mempesona dengan Akhlak Islami

Mulia dan Mempesona dengan Akhlak Islami
Mulia dan Mempesona dengan Akhlak Islami. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam kehidupan manusia, keindahan dan kemuliaan sejati bukanlah terletak pada harta yang melimpah, jabatan yang tinggi, atau ketenaran yang memukau. Keindahan dan kemuliaan hakiki justru terpancar dari akhlak yang mulia—perilaku yang terpuji, tutur kata yang lembut, hati yang bersih, dan perbuatan yang menenangkan orang sekitarnya. Akhlak Islami adalah cermin keimanan seseorang, sekaligus penentu derajatnya di sisi Allah dan manusia. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi, no. 1162)

Hadis ini menegaskan bahwa keimanan yang kuat tidak cukup hanya dengan ibadah ritual semata, melainkan harus selaras dengan akhlak yang luhur dalam interaksi sosial. Seorang muslim yang berakhlak baik akan menjadi sumber ketenangan bagi orang lain, sebagaimana Rasulullah bersabda:

“Seorang muslim adalah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari lisan dan tangannya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Akhlak Islami: Fondasi Kemuliaan Hidup

Akhlak merupakan inti dari ajaran agama. Allah mengutus Rasulullah SAW ke bumi ini tiada lain kecuali mempunyai misi menyempurnakan akhlak manusia. Akhlak dalam Islam mencakup segala aspek kehidupan—baik hubungan dengan Allah, dengan sesama manusia, maupun dengan alam sekitar.

Masa Lalu yang Tidak Kunjung Pergi: Warisan Kolonialisme Inggris-Prancis di Timur Tengah dan Afrika Utara

Seorang muslim yang berakhlak Islami senantiasa menempatkan dirinya sesuai dengan nilai-nilai syariat. Ia tahu kapan harus berkata, bagaimana bersikap, dan kepada siapa ia harus berbuat baik.

Dalam pandangan Islam, akhlak bukan hanya sekadar sopan santun lahiriah, melainkan juga mencakup kesucian niat dan kebersihan hati. Seseorang bisa terlihat ramah, namun jika hatinya penuh riya’ atau ingin selalu mendapat pujian, maka nilai akhlaknya berkurang dalam pandangan Allah. Oleh karena itu, akhlak Islami harus tumbuh dari dalam jiwa yang ikhlas, bukan sekadar pencitraan dalam pandangan manusia.

Allah memuji akhlak Nabi Muhammad dalam firman-Nya:

“Dan sesungguhnya engkau (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.”
(QS. Al-Qalam: 4)

Ayat ini menunjukkan bahwa kemuliaan Rasulullah bukan karena keturunan atau kekayaan, melainkan karena akhlaknya yang agung. Beliau adalah teladan dalam kesabaran, kejujuran, kasih sayang, dan kelembutan terhadap semua makhluk.

Tafsir Al-Qur’an Surah At-Taubah Ayat 119

Ciri-Ciri Akhlak Islami yang Mempesona

  1. Kejujuran (Ash-Shidq)
    Kejujuran adalah dasar dari semua kebaikan. Rasulullah
    bersabda:
    “Sesungguhnya kejujuran membawa kepada kebaikan, dan kebaikan membawa ke surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Orang jujur akan dipercaya dan terhormat. Akhlaknya mempesona karena ia tidak berpura-pura dan tidak menipu. Dalam dunia yang penuh kepalsuan, orang jujur bagaikan cahaya alam tengah kegelapan.
  2. Rendah Hati (Tawadhu’)
    Tawadhu’ bukan berarti merendahkan diri secara hina, melainkan menyadari bahwa semua kebaikan berasal dari Allah. Orang yang tawadhu’ tidak sombong walau berilmu tinggi atau berharta banyak. Rasulullah
    bersabda:
    “Tidaklah seseorang bertawadhu’ karena Allah, melainkan Allah akan meninggikan derajatnya.” (HR. Muslim)
    Kerendahan hati menjadikan seseorang memancarkan ketulusan dan kedamaian.
  3. Sabar dan Pemaaf
    Dunia ini penuh ujian dan kesalahan, baik dari diri sendiri maupun orang lain. Akhlak Islami mengajarkan kesabaran dan memaafkan, bukan dendam dan kebencian. Allah
    berfirman:
    “Balaslah kejahatan dengan sesuatu yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang di antaramu ada permusuhan seolah-olah menjadi teman yang setia.”
    (QS. Fushshilat: 34)
    Orang yang sabar dan pemaaf memiliki aura ketenangan yang menyejukkan. Ia tidak mudah tersulut amarah, karena hatinya telah dididik oleh iman.
  4. Menjaga Lisan
    Rasulullah
    pernah bersabda:
    “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
    Lisan adalah cermin akhlak. Orang yang berakhlak Islami berhati-hati dalam berbicara. Ia tidak menyebar gosip, tidak mencaci, dan tidak berkata kasar. Kata-katanya lembut, penuh hikmah, dan menenangkan hati.
  5. Dermawan dan Suka Menolong
    Akhlak yang mulia tampak ketika seseorang mudah berbagi, baik harta, tenaga, maupun waktu. Dermawan bukan hanya soal memberi dalam jumlah besar, tetapi memberi dengan tulus. Rasulullah
    adalah manusia paling dermawan, sebagaimana disebutkan dalam hadis:
    “Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi pada bulan Ramadan.” (HR. Bukhari)

Akhlak Islami sebagai Cermin Keimanan

Akhlak bukan sekadar etika sosial, melainkan manifestasi dari keimanan. Ketika seseorang benar-benar beriman kepada Allah, maka ia akan berusaha memperbaiki perilakunya agar sesuai dengan ajaran-Nya.

Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
(HR. Ahmad, no. 8729)

Misi kenabian bukan hanya untuk menegakkan syariat ibadah, tetapi juga untuk membentuk manusia yang berkarakter luhur. Tanpa akhlak, ibadah kehilangan makna. Shalat yang dilakukan lima kali sehari, misalnya, seharusnya mencegah dari perbuatan keji dan mungkar. Allah berfirman:

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(QS. Al-‘Ankabut: 45)

Kajian Tentang Ikhlas dari Para Ulama

Artinya, jika seseorang masih berperilaku buruk meski rajin shalat, maka shalatnya belum benar-benar membekas dalam jiwanya.

Akhlak Islami dalam Kehidupan Modern

Pada era modern kini, nilai-nilai akhlak sering kali tergerus oleh arus materialisme dan individualisme. Banyak orang lebih sibuk memperindah tampilan fisik daripada memperindah akhlak. Padahal, pesona sejati seorang muslim bukan pada pakaian mahal atau popularitas, tetapi pada kemuliaan akhlaknya.

Dalam dunia kerja, akhlak Islami tampak pada integritas, kedisiplinan, dan tanggung jawab. Seorang pegawai yang jujur dan amanah lebih berharga daripada yang sekadar pandai tetapi tidak amanah. Pada kehidupan bermasyarakat, akhlak Islami terlihat dari kepedulian terhadap sesama, saling menghormati, dan menjaga ukhuwah.

Akhlak juga harus diterapkan di dunia digital. Seorang muslim yang berakhlak tidak menyebarkan fitnah, tidak mencaci di media sosial, dan tidak memposting hal yang menyinggung orang lain. Ia sadar bahwa setiap tulisan dan komentar akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

“Tidak ada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”
(QS. Qaf: 18)

Membentuk Akhlak Islami dalam Diri

Membentuk akhlak Islami tidak bisa instan. Memerlukan proses panjang, latihan, dan kesadaran diri. Untuk itu dapat menempuh beberapa langkah sebagai berikut:

  1. Meneladani Rasulullah .
    Membaca sirah Nabi dan hadis-hadis tentang akhlaknya akan menumbuhkan rasa cinta dan dorongan untuk meniru beliau.
  2. Menguatkan iman dan taqwa.
    Hati yang dekat dengan Allah akan mudah mengrah pada kebaikan. Iman menjadi bahan bakar bagi akhlak mulia.
  3. Mujahadah dan introspeksi diri.
    Melawan hawa nafsu dan kebiasaan buruk adalah jihad terbesar. Setiap hari, seorang muslim harus mengoreksi dirinya agar terus membaik.
  4. Bergaul dengan orang shalih.
    Lingkungan sangat memengaruhi akhlak. Bergaul dengan orang baik akan memudahkan seseorang meneladani kebaikan.
  5. Bersabar dalam berbuat baik.
    Akhlak mulia kadang tidak selalu mendaoatb balasan dengan kebaikan. Namun seorang mukmin terus melakukannya karena mengharap ridha Allah, bukan pujian manusia.

Akhlak Sebagai Pesona Sejati

Kemuliaan seorang muslim bukan terukur dari kekuasaan, ketenaran, atau kecerdasan semata, tetapi dari akhlaknya yang menenangkan hati dan membawa rahmat bagi sesama. Akhlak Islami menjadikan seseorang bukan hanya dicintai manusia, tetapi juga dicintai oleh Allah. Ia menjadi pribadi yang menebar kedamaian, memberi manfaat, dan menjaga kehormatan dirinya. Rasulullah bersabda:

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat denganku di hari kiamat adalah yang paling baik akhlaknya.”
(HR. Tirmidzi, no. 2018)

Maka, marilah kita berhias dengan akhlak Islami—karena akhlak Islami adalah letak keindahan sejati yang tidak akan pudar oleh waktu. Dengan akhlak yang mulia, seseorang akan tampak mulia dalam pandangan Allah dan mempesona dalam pandangan mata manusia.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.