Khazanah
Beranda » Berita » Waspada Memilih Teman; Bertemanlah dengan yang Sholeh

Waspada Memilih Teman; Bertemanlah dengan yang Sholeh

Waspada Memilih Teman
Waspada Memilih Teman; Bertemanlah dengan yang Sholeh. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam perjalanan hidup, manusia tidak dapat hidup sendirian. Ia membutuhkan teman sebagai tempat berbagi cerita, berbagi beban, dan saling menasihati dalam kebaikan. Namun, dalam Islam, pertemanan bukan hanya sekadar hubungan sosial, melainkan juga bagian penting dari perjalanan spiritual seseorang. Teman bisa menjadi penolong menuju surga, tetapi juga bisa menjadi penjerumus ke dalam dosa dan kebinasaan. Karena itu, Islam menekankan agar kita waspada dalam memilih teman, dan hendaknya berteman dengan orang yang sholeh—yang bisa menuntun kita semakin dekat kepada Allah SWT.

Rasulullah bersabda:

“Seseorang itu tergantung agama temannya. Maka, hendaklah salah seorang di antara kalian memperhatikan siapa yang dia jadikan teman.”
(HR. Abu Dawud, no. 4833; Tirmidzi, no. 2378)

Hadis ini adalah peringatan yang sangat jelas. Teman memiliki pengaruh besar terhadap cara berpikir, berperilaku, bahkan menentukan arah hidup seseorang. Jika seseorang berteman dengan orang saleh, ia akan terbawa pada kebaikan. Sebaliknya, jika ia bergaul dengan orang fasik, maka lambat laun ia akan terbiasa dengan dosa dan keburukan.

Makna Penting Persahabatan dalam Islam

Islam adalah agama yang menuntun umatnya untuk menjalin hubungan sosial yang sehat, termasuk dalam pertemanan. Seorang muslim yang baik tidak hidup dalam kesendirian, tetapi ia juga tidak sembarangan dalam bergaul. Persahabatan dalam Islam bukan hanya hubungan emosional, melainkan juga sarana untuk saling meningkatkan keimanan dan ketakwaan.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Allah berfirman:

“Teman-teman akrab pada hari itu (hari kiamat) sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Az-Zukhruf: 67)

Ayat ini menunjukkan bahwa di akhirat kelak, banyak persahabatan yang akan berakhir menjadi permusuhan, terutama jika persahabatan itu dibangun di atas dasar dosa, hawa nafsu, atau kesenangan dunia. Namun, persahabatan yang dilandasi ketakwaan justru akan kekal dan menjadi penyebab seseorang masuk surga bersama.

Teman yang Baik: Cermin dan Penolong Iman

Teman yang sholeh memiliki ciri khas yang mudah dikenali. Ia bukan hanya menyenangkan ketika diajak bicara, tetapi juga mengingatkan dalam kebaikan dan menjaga dari keburukan. Ia tidak akan membiarkan sahabatnya terjatuh dalam dosa tanpa memberi nasihat.

Dalam hadis lain, Rasulullah memberikan perumpamaan yang indah:

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

“Perumpamaan teman yang baik dan teman yang buruk adalah seperti penjual minyak wangi dan pandai besi. Penjual minyak wangi bisa memberimu minyak wangi, atau engkau membeli darinya, atau minimal engkau mencium aroma harumnya. Sedangkan pandai besi bisa membuat bajumu terbakar, atau minimal engkau mencium bau tak sedap.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Perumpamaan ini menggambarkan bahwa teman baik akan memberi pengaruh positif, walaupun tidak secara langsung. Bisa jadi ia memberi nasihat, memberi contoh baik, atau hanya dengan kehadirannya sudah menenangkan. Sedangkan teman buruk akan menularkan keburukan, baik melalui ucapan, sikap, maupun kebiasaannya yang tidak baik.

Waspadalah: Teman yang Menyesatkan

Banyak orang yang pada awalnya memiliki hati bersih dan semangat beribadah, namun perlahan berubah karena salah bergaul. Lingkungan pertemanan yang buruk dapat membuat seseorang terbiasa dengan kemaksiatan, bahkan membenarkan keburukan yang dilakukan.

Allah menggambarkan penyesalan orang-orang yang salah memilih teman dalam firman-Nya:

“Kecelakaan besarlah bagiku! Sekiranya dulu aku tidak menjadikan si fulan sebagai teman akrabku. Sungguh, dia telah menyesatkanku dari peringatan (Al-Qur’an) setelah peringatan itu datang kepadaku.”
(QS. Al-Furqan: 28-29)

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Ayat ini menggambarkan penyesalan yang datang terlambat. Di dunia, seseorang bisa merasa nyaman bersama teman yang mengajaknya bersenang-senang, tetapi di akhirat ia akan menyadari bahwa kesenangan itu justru menjauhkan dari Allah. Oleh karena itu, sebelum berteman akrab dengan seseorang, seorang muslim perlu menimbang apakah pertemanan itu mendekatkannya kepada surga atau justru menyeret ke neraka.

Ciri-Ciri Teman yang Sholeh

Agar tidak salah dalam memilih teman, Islam memberikan panduan tentang sifat-sifat yang harus nampak pada diris eorang teman yang sholeh, antara lain adalah :

  1. Beriman dan Bertakwa
    Teman yang sholeh selalu menjaga hubungan dengan Allah. Ia rajin beribadah, menjauhi maksiat, dan selalu berusaha memperbaiki diri. Keimanan yang kuat akan membuatnya menjadi penuntun bagi sahabatnya.
  2. Berilmu dan Beradab
    Ia tidak hanya tahu banyak hal, tetapi juga berilmu dengan adab. Ia berbicara dengan sopan, tidak merendahkan orang lain, dan menjadikan ilmu sebagai cahaya untuk dirinya dan orang lain.
  3. Jujur dan Amanah
    Teman yang baik tidak akan mengkhianati sahabatnya. Ia menjaga rahasia, tidak menipu, dan tidak menusuk dari belakang.
  4. Suka Menasihati dalam Kebaikan
    Dalam Islam, nasihat adalah tanda cinta sejati. Teman yang sholeh tidak akan diam ketika sahabatnya berbuat dosa, tapi ia menasihati dengan lembut dan penuh kasih.
  5. Menjauhkan dari Perkara Sia-Sia
    Ia tidak mengajak pada perbuatan yang tak bermanfaat, seperti ghibah, maksiat, atau candaan berlebihan. Waktunya diisi dengan hal-hal yang mendekatkan diri kepada Allah.
  6. Mendoakan Sahabatnya dalam Kebaikan
    Teman yang sholeh akan mendoakan sahabatnya, bahkan ketika sahabat itu tidak tahu. Rasulullah
    bersabda:
    “Doa seorang muslim untuk saudaranya tanpa sepengetahuannya adalah doa yang mustajab.” (HR. Muslim)

Manfaat Berteman dengan Orang Sholeh

Berteman dengan orang sholeh bukan hanya mendatangkan ketenangan di dunia, tetapi juga keberkahan di akhirat. Beberapa manfaatnya antara lain:

  1. Hati Menjadi Tenang dan Terjaga
    Teman yang baik akan menularkan ketenangan. Ia tidak membawa drama dunia, tetapi menghadirkan ketentraman dan kebahagiaan karena setiap pertemuannya bernilai ibadah.
  2. Tumbuhnya Semangat Ibadah
    Ketika kita melihat teman rajin shalat malam, membaca Al-Qur’an, atau bersedekah, hati kita akan tergerak untuk ikut meniru. Inilah efek positif dari lingkungan yang baik.
  3. Mendapat Nasihat Saat Salah Jalan
    Teman sholeh tidak hanya memuji, tetapi juga berani menegur. Ia adalah cermin yang jujur. Jika kita salah, ia akan menegur dengan kasih sayang agar kita kembali ke jalan Allah.
  4. Didoakan Malaikat
    Persahabatan yang dibangun karena Allah akan mendapat keberkahan doa dari malaikat. Rasulullah
    bersabda:
    “Tidaklah dua orang yang saling mencintai karena Allah bertemu dan berpisah melainkan Allah akan mencintai mereka.” (HR. Malik dan Ahmad)
  5. Ditemani di Surga
    Dalam surga nanti, seseorang bisa memohon kepada Allah agar dikumpulkan bersama sahabatnya yang sholeh. Ini menunjukkan bahwa pertemanan karena Allah tidak akan terputus oleh kematian.

Bagaimana Jika Sudah Terlanjur Berteman dengan yang Buruk?

Islam tidak memerintahkan kita untuk memutus hubungan secara kasar. Namun, jika seseorang sudah terlanjur berteman dengan orang yang sering mengajak kepada dosa, maka langkah bijak adalah menjaga jarak dengan lembut, sambil tetap mendoakan kebaikan untuknya.

Kita bisa tetap berbuat baik, tetapi tidak lagi mengikuti keburukannya. Dalam banyak kasus, sikap konsisten kita dalam beribadah dan menjaga akhlak bisa menjadi jalan hidayah bagi teman tersebut.

Hidup ini adalah perjalanan menuju akhirat. Setiap orang akan melewati ujian dan godaan, dan teman adalah faktor penting yang menentukan arah perjalanan itu. Maka berhati-hatilah dalam memilih teman.

Rasulullah pernah bersabda:

“Seseorang akan bersama dengan orang yang dicintainya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Jika kita mencintai orang-orang sholeh, insya Allah kita akan dikumpulkan bersama mereka di akhirat. Sebaliknya, jika kita mencintai orang yang gemar bermaksiat, maka kita berisiko menempuh jalan yang sama.

Karena itu, bertemanlah dengan orang yang menuntunmu ke surga, bukan yang menjerumuskanmu ke neraka. Jadikan pertemanan sebagai sarana untuk memperbaiki diri, bukan untuk melupakan Allah. Bertemanlah karena Allah, dan cintailah karena-Nya.

“Teman yang baik adalah nikmat, dan teman yang buruk adalah ujian. Maka pilihlah teman yang mengingatkanmu kepada Allah ketika engkau lupa, dan meneguhkan hatimu ketika engkau lemah.”


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement