SURAU.CO. Akhlakul karimah berarti akhlak yang mulia atau budi pekerti yang baik, yang merupakan tingkah laku terpuji sesuai nilai-nilai Islam. Selanjutnya, akhlakul karimah mencakup perilaku baik terhadap Allah SWT, sesama manusia, dan lingkungan, yang tercermin dalam tindakan nyata sehari-hari, seperti kejujuran, kesabaran, dan kasih sayang.
Menurut Islam, akhlak mulia adalah segala perilaku, sikap, dan budi pekerti yang baik dan terpuji, yang merupakan cerminan keimanan seseorang. Sebagai contoh meliputi kejujuran, kesabaran, keadilan, kasih sayang, kerendahan hati, dan sopan santun. Selanjutnya, akhlak mulia ini mencakup hubungan dengan Allah, sesama manusia, bahkan lingkungan.
Akhlak mulia kepada Allah : beriman, bertakwa, ikhlas, bersyukur, bertaubat, berdoa, dan bertawakal. Kepada sesama menjaga ucapan dan perbuatan agar sesuai, tidak berdusta. Selanjutnya, bersikap adil dan tidak memihak secara tidak adil. Menunjukkan empati dan perhatian kepada orang lain, membantu mereka yang membutuhkan. Selain itu, mampu menahan diri dari marah dan tidak mudah putus asa dalam menghadapi cobaan. Selanjutnya, tidak sombong, menghormati orang lain tanpa memandang status. Memiliki adab yang baik dalam berbicara dan berinteraksi. Memberikan yang terbaik dalam ucapan dan tindakan. Memberi maaf kepada orang lain. Menjaga dan melestarikan lingkungan alam. Menyayangi hewan dan tidak menyiksanya.
Pilar akhlak mulia Menurut Imam Ibnu Qayyim Al Jauziyah, akhlak mulia berdiri di atas empat pilar utama: Kesabaran, Keberanian, Keadilan, Kesucian. Pentingnya akhlak mulia menunjukkan kesempurnaan iman seseorang. Menjadi bekal penting dalam menjalani kehidupan di dunia dan akhirat. Membentuk pribadi yang berkarakter kuat dan baik. Akhlak mulia dapat memperbaiki hubungan, menenangkan jiwa, dan menjadi sebab kedekatan dengan Allah serta kecintaan manusia.
Tujuan
Selanjutnya, tujuan akhlakul karimah menurut Islam adalah untuk membentuk pribadi muslim yang sempurna, yang mampu menjalankan peran sebagai hamba Allah dan khalifah di muka bumi, serta meraih kebahagiaan dunia dan akhirat. Tujuan utamanya adalah meningkatkan keimanan dan ketakwaan, menciptakan hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, serta mendapatkan ridha Allah SWT.
Tujuan Akhlakul Karimah dalam kehidupan pribadi
Meningkatkan kualitas spiritual:
Menjadikan diri lebih dekat dengan Allah SWT dan merasakan ketenangan batin.
Meningkatkan harga diri dan kepercayaan diri:
Memiliki kebanggaan dan keyakinan pada diri sendiri karena berperilaku baik.
Mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat:
Meraih kesuksesan dan kesejahteraan tidak hanya di dunia tetapi juga di akhirat.
Menjadi pribadi yang sholeh dan beriman:
Mampu menjalankan kehidupan sesuai ajaran Islam secara menyeluruh.
Tujuan Akhlakul Karimah dalam kehidupan bermasyarakat
Membangun hubungan sosial yang harmonis: Menciptakan interaksi yang baik dan penuh tenggang rasa dengan sesama manusia.
Menciptakan lingkungan yang positif: Lingkungan yang kondusif dan nyaman karena banyak individu yang berperilaku terpuji.
Menjadi teladan: Menjadi inspirasi bagi orang lain dalam kebaikan.
Menjaga keseimbangan dan kelestarian alam: Sebagai bagian dari peran sebagai khalifah di bumi.
Memperbaiki diri: Menghindari perilaku tercela yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain.
Pengertian dan cakupan
Arti harfiah:
Berasal dari bahasa Arab yang secara harfiah berarti “akhlak yang mulia” atau “budi pekerti yang baik”.
Wujud keimanan:
Merupakan perwujudan dari keimanan seseorang, di mana tingkah laku yang terpuji adalah tanda kesempurnaan iman.
Cakupan:
Mencakup norma-norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia, dan alam semesta.
Filosofi
Akhlakul Karimah menurut Islam adalah perilaku terpuji yang mencerminkan keimanan dan budi pekerti mulia, yang sumbernya adalah ajaran Islam dan menjadi tujuan utama diutusnya Nabi Muhammad SAW untuk menyempurnakan akhlak. Filosofi ini menekankan pentingnya menjaga hubungan harmonis dengan Allah SWT (hablumminallah), sesama manusia (hablumminannas), dan alam semesta (hablum minal alam) melalui berbagai sikap positif seperti jujur, sabar, tawadhu (rendah hati), ikhlas, dan bertutur kata baik.
Tujuan Kenabian:
Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak, menjadikan akhlak mulia sebagai misi utama Islam.
Bukti Keimanan:
Orang yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, sehingga berakhlak mulia adalah bukti nyata keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Keteladanan:
Rasulullah SAW adalah teladan utama dalam akhlakul karimah, yang menuntut umatnya untuk meneladani beliau.
Ridha Allah:
Dengan menerapkan akhlakul karimah, seorang Muslim berupaya meraih ridha Allah SWT, yang akan membawa kebaikan di dunia dan akhirat.
Manifestasi filosofi dalam kehidupan
Hablumminallah:
Menjaga hubungan baik dengan Allah SWT melalui ibadah seperti salat, zakat, puasa, dan haji.
Hablumminannas:
Mempraktikkan perilaku terpuji dalam interaksi sosial, seperti berlaku adil, jujur, sabar, pemaaf, dan berkata baik kepada sesama.
Hablum minal alam:
Menjaga dan melestarikan lingkungan, serta berlaku baik kepada seluruh makhluk ciptaan Allah.
Contoh perilaku akhlakul karimah
Sabar: Menerima segala ujian dan cobaan dari Allah SWT dengan lapang dada.
Ikhlas: Melakukan segala perbuatan baik hanya karena Allah, tanpa mengharapkan pujian dari manusia.
Tasammuh: Memiliki sifat lapang dada, tenggang rasa, dan toleransi terhadap orang lain.
Jujur: Berkata dan bertindak sesuai dengan kenyataan dan hati nurani.
Qana’ah: Menerima pemberian Allah dengan rela dan bersyukur.
Menjaga Lisan: Berkata-kata baik dan sopan, serta tidak berkata kasar atau menyakiti hati orang lain.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
