Opinion
Beranda » Berita » Jauhilah Fitnah

Jauhilah Fitnah

Jauhilah Fitnah
Jauhilah Fitnah

SURAU.CO. Nasihat untuk menjauhi fitnah memiliki makna mendalam dan penting dalam Islam. Secara umum, masyarakat mengartikan fitnah sebagai berita bohong atau tuduhan yang keji. Namun, dalam konteks Islam, fitnah memiliki makna yang lebih luas dan mencakup berbagai bentuk ujian dan cobaan hidup.

Menurut Islam, cara menjauhi fitnah adalah dengan bersikap teliti dalam menerima berita, menghindari lingkungan yang menyebarkan gosip, melakukan tabayun (klarifikasi) sebelum bertindak atau menyebarkan, dan memohon perlindungan kepada Allah SWT. Ajaran agama melarang fitnah, sebab tindakan tersebut merusak kehormatan, memicu perpecahan, dan mendatangkan azab bagi pelakunya di dunia maupun akhirat.

Untuk menjauhi fitnah, kita harus selalu memverifikasi, memeriksa, dan menelaah kebenaran berita yang diterima. Hal ini terutama penting untuk berita yang buruk atau menyangkut aib seseorang.  Sebelum bertindak atau menyebarkan sesuatu, lakukan klarifikasi untuk memastikan kebenarannya. Oleh karena itu, kita harus bersikap jujur agar terhindar dari penyebaran kebohongan. Sebaiknya, jauhi orang-orang atau lingkungan yang gemar bergosip, memfitnah, dan menyebarkan isu negatif. Hindari terlalu dekat dengan sumber fitnah yang bisa menimbulkan tuduhan atau masalah. Misalnya, hindari terlalu dekat dengan istri orang lain agar tidak memunculkan fitnah.

Jika tidak bisa menghindari perbuatan gibah atau fitnah secara langsung, minimal tolaklah dalam hati dan jangan pernah ikut menyebarkannya.  Ubahlah kemungkaran dengan tangan (tindakan) atau lisan. Jika tidak mampu, tolaklah dengan hati. Ini adalah cara untuk tidak terlibat dalam fitnah secara tidak langsung.  Bertanggung jawablah terhadap perbuatan diri sendiri dan jangan terlibat dalam perbuatan yang bisa mengarah pada fitnah, seperti mengambil keputusan sembrono yang bisa menimbulkan tuduhan korupsi.

Tujuan

Tujuan utama menjauhi fitnah dalam Islam adalah untuk menjaga keimanan, memelihara persatuan umat, dan melindungi kehormatan diri serta orang lain. Oleh karena itu, Islam sangat membenci fitnah yang diartikan sebagai tuduhan palsu atau kabar bohong, dan menganggapnya sebagai dosa besar.

Bahaya Sinkretisme dan Pluralisme Agama

Berikut adalah tujuan menjauhi fitnah menurut Islam secara lebih rinci:

Menjaga keimanan dan hubungan dengan Allah 

  • Melindungi diri dari kesesatan: Fitnah dapat berupa ujian atau godaan yang menyesatkan, menjauhkan seseorang dari kebenaran dan dari jalan Allah.
  • Meningkatkan ketakwaan: Dengan menjauhi fitnah, seorang Muslim akan terhindar dari perbuatan maksiat dan lebih fokus pada ibadah serta ketaatan, yang akan meningkatkan ketakwaannya kepada Allah.
  • Terhindar dari azab: Islam mengajarkan bahwa pelaku fitnah akan mendapatkan hukuman berat di akhirat. Menjauhi fitnah adalah salah satu cara untuk menghindari azab tersebut.

Memelihara persatuan dan harmoni sosial 

  • Menghindari permusuhan: Fitnah bisa memicu kebencian, permusuhan, dan konflik di antara sesama umat Muslim. Menjauhinya adalah langkah penting untuk menjaga tali silaturahmi.
  • Mencegah perpecahan: Di tingkat yang lebih luas, fitnah dapat memecah belah umat dan menciptakan kekacauan serta kerusakan di tengah masyarakat.
  • Membangun komunikasi yang etis: Ajaran Islam menekankan pentingnya komunikasi yang jujur dan adil. Menjauhi fitnah merupakan bagian dari etika komunikasi Islami untuk menciptakan lingkungan yang sehat dan penuh kepercayaan.

Melindungi kehormatan dan reputasi 

  • Melindungi nama baik: Fitnah bertujuan untuk merusak nama baik atau reputasi seseorang dengan menyebarkan kebohongan. Menghindarinya berarti menjaga kehormatan diri dan orang lain.
  • Mencegah kerugian: Fitnah dapat menyebabkan kerugian, baik secara emosional, sosial, maupun finansial, bagi individu atau kelompok yang menjadi sasarannya.
  • Menghindari kedengkian: Fitnah sering kali berakar dari sifat iri hati atau dengki. Menjauhi fitnah adalah cara untuk membersihkan hati dari sifat-sifat tercela ini.

Menegakkan kebenaran dan keadilan

  • Mendorong tabayyun: Menghindari fitnah mendorong umat Islam untuk selalu melakukan tabayyun (mencari kebenaran) terlebih dahulu sebelum menyebarkan sebuah berita. Ini mencegah penyebaran berita palsu.
  • Membedakan yang benar dan salah: Fitnah dapat mengaburkan kebenaran dan kebohongan. Dengan menjauhinya, seseorang dapat lebih jernih dalam membedakan antara yang hak dan yang batil.

Doa untuk terhindar dari fitnah

  • Doa dari Surah Ali Imran ayat 8:
    • “Rabbanaa laa tuzigh quloobanaa ba’da idh hadaytanaa wa hab lanaa min ladunka rahmah, innaka antal Wahhaab.”
    • Artinya: “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong sesat setelah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sungguh, Engkaulah yang Maha Pemberi.”

Dua macam fitnah dalam Islam
Fitnah dapat dibagi menjadi dua jenis utama:

  • Fitnah syubhat: Ini adalah fitnah yang berkaitan dengan keraguan atau ketidakyakinan terhadap ajaran agama, seperti keraguan tentang keberadaan Allah, Rasulullah, dan kebenaran Al-Qur’an. Fitnah ini dapat merusak akidah dan mengikis iman.
  • Fitnah syahwat: Ini adalah fitnah yang berkaitan dengan kecenderungan jiwa terhadap hawa nafsu duniawi, seperti harta, jabatan, dan sanjungan, tanpa mempedulikan batas-batas halal dan haram.

Cara menjauhi fitnah

  • Melakukan verifikasi (tabayyun) terhadap berita: Jangan mudah menyebarkan informasi sebelum mengetahui kebenarannya. Menyebarkan berita bohong atau hoaks adalah bentuk fitnah yang merusak.
  • Menjaga lisan dan jempol: Berhati-hatilah dalam berbicara, dan waspadai apa yang Anda tulis di media sosial. Di hari kiamat, semua anggota tubuh akan menjadi saksi atas perbuatan kita.
  • Meningkatkan kesadaran diri dan fokus pada kebaikan: Lebih baik fokus pada perbaikan diri sendiri daripada membicarakan keburukan orang lain.
  • Memilih lingkungan pergaulan yang baik: Bergaul dengan orang-orang saleh dapat membantu menjaga diri dari perbuatan buruk, termasuk fitnah.
  • Memperbanyak istigfar: Memperbanyak memohon ampun kepada Allah dapat membersihkan hati dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa.
  • Memperbanyak doa: Memohon perlindungan kepada Allah dari segala macam fitnah, terutama fitnah Dajjal di akhir zaman.

Jika menghadapi fitnah

  • Bersikap tenang dan tidak reaktif berlebihan: Reaksi yang berlebihan justru dapat memperburuk situasi. Orang yang memfitnah akan lelah sendiri jika tidak ditanggapi.
  • Introspeksi diri: Jika ada kesalahan pada diri Anda yang memicu fitnah, perbaiki diri. Jika tidak, bersyukurlah karena Allah mengingatkan Anda untuk lebih berhati-hati.
  • Memaafkan: Memaafkan adalah sikap yang mulia. Meskipun demikian, pelaku fitnah akan tetap menanggung dosa akibat fitnah yang terlanjur tersebar.
  • Klarifikasi: Jika diperlukan, klarifikasi dapat dilakukan untuk membela diri. Namun, terkadang klarifikasi justru dapat memperburuk keadaan.
  • Bertawakal kepada Allah: Serahkan semua urusan kepada Allah. Orang yang difitnah karena kebenarannya akan mendapatkan pahala.

Bahaya fitnah

Fitnah adalah perbuatan keji yang dosanya lebih besar daripada pembunuhan. Ancaman bagi penyebar fitnah sangat berat, baik di dunia maupun di akhirat:

  • Azab neraka: Pelaku fitnah diancam dengan azab neraka yang pedih.
  • Hancurnya reputasi: Fitnah dapat merusak reputasi seseorang dan menyebabkan perpecahan dalam masyarakat.
  • Doa yang tidak tertolak: Doa orang yang terzalimi (difitnah) memiliki kekuatan yang luar biasa dan tidak akan tertolak oleh Allah.

(mengutip dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement