Mode & Gaya Pendidikan
Beranda » Berita » Merajut Kebangsaan melalui Persaudaraan Pemuda

Merajut Kebangsaan melalui Persaudaraan Pemuda

Pemuda Merawat Kebangsaan
sumber gambar: dispenduk.magetan.go.id

Hari Sumpah Pemuda (28 Oktober 1928) adalah momentum penting untuk merenungkan kembali hakikat kebangsaan Indonesia. Ikrar Sumpah Pemuda bukan sekadar deklarasi politik, tetapi juga komitmen moral untuk menjaga persatuan di tengah keragaman. Dalam masyarakat majemuk Indonesia, persaudaraan kebangsaan bukanlah sesuatu yang otomatis muncul. Merawat kebangsaan dengan kesadaran kolektif, terutama oleh generasi muda yang memegang peran strategis dalam keberlanjutan bangsa.

Landasan Spiritual dalam Persaudaraan Kebangsaan

Persaudaraan kebangsaan memiliki kedudukan istimewa dalam perspektif religius. Semua agama di Indonesia menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan, toleransi, dan keadilan. Pertama, Nilai Agama Sejalan dengan Sumpah Pemuda. Seperti Islam dengan konsep ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa), menegaskan pentingnya persatuan. Nilai-nilai ini sejalan dengan semangat Sumpah Pemuda yang mengikat seluruh elemen bangsa pada satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

Kedua, ketakwaan sebagai basis persatuan yakni merawat persaudaraan kebangsaan sesungguhnya merupakan bagian dari perwujudan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ketakwaan tidak hanya bersifat ritual personal, tetapi harus tercermin dalam relasi sosial. Pemuda yang bertakwa menyadari bahwa menjaga harmoni dan saling menghargai adalah bagian integral dari keimanan.

Ketiga, mendorong pemuda dalam memandang keberagaman suku, bahasa, dan agama. Bahwa beragam ini bukan sebagai ancaman. Melainkan sebagai anugerah Tuhan , dan pemuda harus bisa menjaga dan menghormatinya. Hal ini memotivasi pemuda untuk menyebarkan kebaikan dan menjauhi perpecahan.

Tantangan dan Peran Pemuda di Era Modern

Pemuda sebagai kelompok sosial yang memiliki sifat dinamis, kreatif, dan membawa energi perubahan bagi negeri. Namun, ada beberapa tantangan besar dalam menjaga semangat persatuan. Maraknya polarisasi digital yang dapat menciptakan ruang komunikasi luas, namun juga rentan terhadap kemunculan ujaran kebencian, dan sikap intoleran. Disinilah identitas kelompok mempengaruhi  yang disebut perbedaan. Ideologi ekstrem yang berkembang saat ini memengaruhi semangat pemuda dan kerap menguji semangat kebangsaan

Sebab Kerusakan Anak Wanita

Momentum Hari Sumpah Pemuda bersama-sama merawat kebangsaan yang berarti membangun ruang interaksi yang tulus. Pemuda harus terlibat aktif dalam dialog lintas agama, kegiatan sosial yang lintas identitas, dan tidak lupa untuk mengedepankan kolaborasi satu sama lain. Kemudian, yang tidak kalah penting juga adalah peran organisasi kepemudaan, para komunitas, dan lembaga pendidikan. Memiliki peran meningkatkan pemahaman wawasan kebangsaan yang inklusif dengan berbasis pada nilai keagamaan yang moderat sebagai dasar penguatan moralitas bangsa. 

Wujud Nyata Persaudaraan untuk Kemajuan Bangsa

Mewujudkan persaudaraan kebangsaan dalam aksi nyata ialah mendukung pembangunan bangsa dan menciptakan keadilan sosial, karena persaudaraan yang kokoh akan melahirkan solidaritas sosial dalam menghadapi persoalan-persoalan mendesak seperti kemiskinan, ketimpangan, kerusakan lingkungan, dan tantangan globalisasi.

Merawat persaudaraan kebangsaan ini merupakan bagian dari ibadah sosial bernilai tinggi, mengingat komitmen Sumpah Pemuda telah mengajarkan bahwa Indonesia terbentuk atas dasar komitmen untuk bersatu, bukan untuk meraih kemenangan individu. Pemuda, sebagai agen perubahan, didorong oleh ketakwaan untuk berorientasi pada keadilan sosial dan kesejahteraan kolektif, menjadikan menjaga persaudaraan sebagai bentuk terbaik dari pengabdian mereka kepada agama dan tanah air.

Masa depan Indonesia sepenuhnya berada di tangan pemuda yang berkewajiban meneruskan warisan perjuangan pendahulu dengan memelihara kerukunan serta menjaga keutuhan bangsa. Ketika pemuda mampu menjadikan persaudaraan kebangsaan sebagai ekspresi nyata dari ketakwaan yang mereka miliki, maka dapat dipastikan bahwa masa depan negeri ini akan menjadi damai, beradab, dan senantiasa diridhoi oleh Tuhan. Dengan demikian, peran aktif pemuda dalam mewujudkan solidaritas sosial melalui persaudaraan adalah kunci utama bagi terciptanya pembangunan bangsa yang berkelanjutan dan tercapainya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Fenomena Suami Takut Istri: Meneladani Sikap Sahabat Nabi dan Psikologi Modern

Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement