SURAU.CO. Umat Muslim meyakini bahwa Allah telah menetapkan rezeki bagi setiap makhluk, dan Allah tidak akan menukarkan atau membiarkan rezeki tersebut diambil orang lain. Keyakinan ini mengajarkan untuk bersyukur, tidak iri, dan tetap berusaha dengan maksimal sebagai bentuk ikhtiar, karena rezeki bukan hanya materi, tetapi juga kesehatan, ilmu, dan kebahagiaan. Allah telah menetapkan rezeki setiap makhluk, baik yang bersifat materi seperti harta maupun non-materi seperti kesehatan dan kecerdasan, sejak sebelum penciptaan.
Tuhan mengatur setiap rezeki sehingga tidak ada yang bisa tertukar, dan pasti akan sampai kepada pemiliknya tepat pada waktunya. Keyakinan ini juga mendorong manusia untuk bertawakal atau berserah diri kepada Allah setelah berusaha. Barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupi keperluannya.
Dengan memahami bahwa rezeki tidak akan tertukar, kita dapat menjauhi sifat iri dan dengki terhadap rezeki orang lain dan menumbuhkan rasa syukur atas apa yang telah kita miliki. Kita meyakini bahwa Allah SWT menjamin rezeki setiap makhluk hidup dalam jumlah dan waktu yang telah ditetapkan, sehingga rezeki tidak akan tertukar.
Tujuan dari keyakinan “rezeki tidak akan tertukar”
- Menumbuhkan rasa syukur: Orang yang meyakini rezeki sudah ditetapkan akan terdorong untuk selalu bersyukur atas segala karunia Allah.
- Mengurangi kecemasan dan iri hati: Dengan memahami bahwa rezeki sudah tertakar, seseorang tidak perlu merasa khawatir atau iri jika melihat rezeki orang lain tampak lebih banyak. Allah telah menetapkan rezeki yang terbaik bagi setiap individu.
- Memotivasi untuk berusaha secara halal: Keyakinan ini justru menjadi motivasi untuk bekerja keras dan berusaha semaksimal mungkin, tetapi dengan cara yang halal dan sesuai ajaran agama.
- Memperkuat iman kepada takdir: Keyakinan ini menguatkan iman dan keyakinan kepada takdir Allah. Kita harus meniatkan setiap usaha yang kita lakukan untuk menjemput takdir, dan hasil terbaiknya adalah sesuai ketetapan Allah.
- Menjaga kesehatan mental dan fisik: Seseorang tidak perlu memforsir diri hingga tidak punya waktu istirahat, karena ia yakin rezekinya tidak akan hilang meskipun dirinya lengah sebentar.
Makna dan filosofi di baliknya
- Rezeki bukan hanya materi. Konsep rezeki jauh lebih luas daripada sekadar harta atau uang. Rezeki bisa berupa kesehatan, waktu luang, sahabat yang baik, ide segar, kesempatan beramal, rasa aman, hingga hidayah.
- Ikhtiar tetap diperlukan. Meskipun rezeki sudah diatur, manusia tetap diwajibkan untuk berusaha dan bekerja keras. Manusia harus berikhtiar semaksimal mungkin, bersyukur, dan bertawakal, karena hasilnya adalah kewenangan Tuhan.
- Setiap makhluk punya porsi. Rezeki setiap orang sudah memiliki porsinya masing-masing. Alam semesta sendiri menunjukkan bahwa setiap makhluk memiliki rantai makanannya sendiri, sehingga tidak terjadi perebutan.
- Keberkahan rezeki bisa hilang. Rezeki memang tidak akan tertukar, tetapi kita bisa menghilangkan keberkahannya jika mendapatkannya dengan cara yang tidak halal atau tidak mensyukurinya.
- Mengajarkan rasa syukur. Memahami bahwa rezeki tidak akan tertukar, mengajarkan kita untuk menerima takdir dengan lapang dada dan fokus pada rasa syukur atas segala nikmat yang telah diberikan.
Cara mengamalkan keyakinan ini
Untuk mempraktikkan keyakinan bahwa rezeki tidak akan tertukar, Anda dapat melakukan hal-hal berikut:
- Bertakwa dan beribadah. Perbanyak ibadah, termasuk salat lima waktu, salat sunah, dan zikir, yang dapat mendatangkan rezeki yang melimpah dan berkah.
- Perbanyak istigfar. Memperbanyak memohon ampunan atau istigfar dapat membersihkan sumbatan dosa dan membuka pintu rezeki.
- Banyak bersedekah. Sedekah adalah cara untuk “memancing” rezeki yang lebih besar, karena memberi tidak akan mengurangi harta.
- Menjaga silaturahim. Menyambung tali silaturahmi, terutama dengan keluarga, dapat melapangkan rezeki.
- Bersyukur. Rasa syukur akan mengikat nikmat yang sudah ada dan mengundang nikmat-nikmat baru lainnya.
- Bertawakal dan berikhtiar. Berusaha dengan maksimal, tetapi serahkan sepenuhnya hasilnya kepada Tuhan.
(mengutip dari berbagai sumber)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
