SURAU.CO – Sejarah Islam mencatat banyak kisah menawan dan penuh hikmah. Kisah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ senantiasa menginspirasi kita semua. Di antara mereka, Ikrimah bin Abu Jahl adalah salah satu tokoh yang sangat unik. Beliau merupakan putra dari musuh bebuyutan Islam, Abu Jahl. Namun demikian, hidupnya mengalami transformasi luar biasa. Kisahnya mengajarkan banyak hal berharga, meliputi kekuatan hidayah Allah dan kebesaran Islam yang memaafkan. Oleh karena itu, artikel ini akan membahas perjalanan hidup beliau dengan detail.
Masa Jahiliah: Putra Abu Jahl, Sang Penentang Islam Terkemuka
Ikrimah bin Abu Jahl memiliki nama lengkap Ikrimah bin Amr bin Hisyam. Beliau adalah putra dari Abu Jahl, yang dikenal sebagai salah satu musuh paling gigih. Abu Jahl sangat membenci Islam dan memusuhi Nabi Muhammad ﷺ. Ikrimah mewarisi sebagian sifat ayahnya. Dia memiliki keberanian dan kepemimpinan yang menonjol. Hal ini menjadikannya tokoh terkemuka di kalangan kaum Quraisy.
Pada masa jahiliah, Ikrimah mengikuti jejak ayahnya. Ia merupakan penentang Islam yang sangat keras. Beliau memimpin pasukan Quraisy dan turut serta dalam banyak pertempuran melawan kaum muslimin. Ikrimah tidak segan menyiksa para sahabat. Dia juga melakukan berbagai cara untuk menghalangi dakwah Islam.
Setelah Fathu Makkah: Pelarian dan Momen Pengampunan Nabi ﷺ
Peristiwa Fathu Makkah (Penaklukan Makkah) mengubah segalanya. Makkah jatuh ke tangan kaum Muslimin, sebuah kemenangan besar bagi Islam.
Banyak musuh Islam melarikan diri, takut akan pembalasan. Ikrimah termasuk di antara mereka, merasakan ketakutan besar. Ia memilih melarikan diri ke Yaman. Sementara itu, istrinya, Ummu Hakim binti Harits, memeluk Islam. Ia datang kepada Nabi ﷺ dan meminta jaminan keamanan untuk suaminya. Nabi ﷺ adalah sosok pemaaf, dan beliau memberikan jaminan itu.
Ummu Hakim segera menyusul suaminya di Yaman. Ia mengajak Ikrimah kembali ke Makkah, sambil memberitahu tentang pengampunan Nabi ﷺ. Ikrimah awalnya ragu, khawatir akan pengkhianatan. Namun, Ummu Hakim berhasil meyakinkannya. Maka, mereka berdua pun kembali ke Makkah.
Setibanya di Makkah, Ikrimah menemui Nabi ﷺ. Ia melihat Nabi ﷺ tersenyum ramah, senyum yang menunjukkan keramahan. Nabi ﷺ menyambutnya dengan hangat. “Selamat datang, wahai penunggang kuda yang berhijrah,” sabda Nabi ﷺ. Kata-kata ini sangat menyentuh hati Ikrimah. Ia pun mengucapkan syahadat dan memeluk Islam dengan tulus. Para sahabat terkejut sekaligus gembira melihat keislaman Ikrimah yang tak terduga.
Transformasi Ikrimah: Dari Musuh Islam Menjadi Pejuang Garis Depan
Setelah masuk Islam, Ikrimah mengalami transformasi total. Perubahan ini sangat nyata dalam dirinya.
Ia menunjukkan penyesalan mendalam atas perbuatan masa lalunya. Beliau berjanji kepada Nabi ﷺ akan mengabdi kepada Islam. Bahkan, ia bersumpah akan mengorbankan diri dua kali lipat dari permusuhannya dahulu. Ini merupakan janji tulus dari lubuk hatinya.
Ikrimah kemudian menjadi prajurit pemberani. Ia sangat aktif di medan jihad dan turut serta dalam banyak pertempuran. Beliau selalu berada di garis depan. Keberaniannya sangat terkenal, sebab ia ingin menebus dosa-dosanya dan meraih ridha Allah. Ini merupakan semangat luar biasa dari seorang yang baru mendapat hidayah.
Ikrimah memainkan peran penting dalam penaklukan Syam, menunjukkan dedikasinya yang tinggi.
Beliau ikut serta dalam Perang Yarmuk, sebuah pertempuran besar melawan Kekaisaran Romawi. Ia menunjukkan keberanian luar biasa. Ketika kaum muslimin sempat terdesak, Khalid bin Walid meminta bantuan. Ia meminta prajurit yang siap mati syahid. Ikrimah segera maju dan berseru: “Siapa yang bersumpah setia untuk mati?” Empat ratus pasukan maju bersamanya. Mereka bertarung gagah berani dan berhasil membalikkan keadaan. Peran Ikrimah sangat krusial, ia menjadi inspirasi bagi pasukan muslimin.
Syahadah di Perang Yarmuk: Akhir Perjalanan Seorang Ksatria
Perjalanan hidup Ikrimah berakhir mulia. Beliau gugur sebagai syahid dalam Perang Yarmuk.
Perang ini sangat sengit. Ikrimah menderita luka parah, ia mengalami banyak luka tusukan. Para sahabat menemukannya di antara mayat-mayat syuhada. Mereka adalah Al-Harits bin Hisyam dan Suhail bin Amr. Semua dalam kondisi sekarat. Mereka saling meminta air, meskipun air yang tersedia hanya sedikit. Masing-masing menunjuk sahabat lain, meminta didahulukan. Akhirnya, mereka semua wafat dalam keadaan mulia. Ini menunjukkan ketulusan mereka, bahwa mereka lebih mendahulukan saudaranya.
Syahadah Ikrimah terjadi pada tahun 13 Hijriah. Ini menjadi akhir yang heroik baginya. Ia telah menepati janjinya, janji untuk mengabdi kepada Islam hingga akhir hayat.
Kisah Ikrimah bin Abu Jahl memberi banyak pelajaran berharga. Pertama-tama, ia mengajarkan kekuatan hidayah Allah. Hidayah itu bisa mengubah siapa saja, bahkan penentang keras sekalipun. Kedua, ia menekankan pengampunan Allah yang Maha Luas. Ketiga, ia menunjukkan keberanian luar biasa dalam membela Islam. Keempat, ia adalah teladan transformasi, dari musuh menjadi pembela. Kelima, ia menginspirasi ketulusan dalam bertaubat dan beramal.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
