SURAU.CO – Dunia Islam, khususnya di Timur Tengah, terus bergejolak. Konflik bersenjata dan ekstremisme agama menjadi realitas yang menyayat hati. Namun demikian, di tengah hiruk-pikuk ini, suara-suara moderasi tetap bergaung. Salah satunya adalah Syekh Ramadhan Al-Buthi. Beliau adalah seorang ulama besar. Kehilangan dirinya pada tahun 2013 meninggalkan duka mendalam. Meskipun begitu, warisan intelektualnya tetap hidup. Ia menjadi mercusuar bagi umat.
Mengenal Sosok Syekh Al-Buthi: Jejak Pendidikan dan Keilmuan Cemerlang
Syekh Muhammad Sa’id Ramadhan Al-Buthi lahir pada tahun 1929. Tempat kelahirannya adalah Jilan, Turki. Kemudian, keluarganya pindah ke Damaskus, Suriah. Sejak muda, Al-Buthi telah menunjukkan kecerdasan luar biasa. Pendidikan awalnya ia peroleh dari sang ayah. Sang ayah adalah seorang ulama terkemuka. Setelah itu, ia melanjutkan studinya di Universitas Al-Azhar, Kairo. Di sana, ia mendalami berbagai disiplin ilmu. Fiqih, tafsir, hadis, dan ushul fiqh menjadi fokus utamanya. Al-Buthi berhasil meraih gelar doktor. Kemudian, ia kembali ke Suriah. Ia mengabdikan dirinya untuk ilmu pengetahuan.
Kontribusi Ilmiah dan Pemikiran Moderat yang Menginspirasi
Al-Buthi dikenal sangat produktif dalam menulis. Ia menghasilkan puluhan karya ilmiah. Kitab-kitabnya membahas beragam topik. Misalnya, dari fiqih, ushul fiqh, hingga tasawuf. Ia juga aktif mengajar. Universitas Damaskus menjadi tempatnya berkarya. Akibatnya, ribuan mahasiswa telah ia didik.
Pemikirannya sangat moderat. Ia selalu menyerukan pentingnya pemahaman Islam yang komprehensif. Selain itu, beliau menolak segala bentuk ekstremisme. Al-Buthi menekankan toleransi. Ia juga mengedepankan dialog antaragama. Menurutnya, Islam adalah agama rahmat. Islam membawa kedamaian bagi semesta alam.
Menghadapi Tantangan Kekerasan Modern dengan Teguh
Syekh Al-Buthi tidak pernah lelah. Ia mengkritik keras tindakan terorisme. Ia menentang kekerasan atas nama agama. Bahkan, beliau selalu mengingatkan umat. Ajaran Islam sejati menolak pembunuhan. Islam tidak membenarkan kerusakan. Ia berulang kali menyatakan pandangannya.
“Islam adalah agama damai. Muslim sejati adalah pembawa kedamaian,” demikian sering ia sampaikan.
Ia juga aktif dalam berbagai forum internasional. Di sana, ia menyampaikan pesan perdamaian. Ia mempromosikan pemahaman Islam yang benar. Hal ini sangat penting. Apalagi di tengah maraknya salah tafsir agama.
Tragedi dan Warisan Abadi Sang Ulama
Pada bulan Maret 2013, sebuah serangan bom terjadi. Peristiwa tragis itu merenggut nyawa Syekh Al-Buthi. Ia sedang memberikan pelajaran agama. Serangan terjadi di sebuah masjid di Damaskus. Kematiannya menyisakan duka mendalam. Seluruh dunia Islam berduka. Kehilangan ulama sekaliber beliau adalah kerugian besar.
Meskipun demikian, warisan Al-Buthi tetap abadi. Buku-buku beliau terus dipelajari. Ceramah-ceramahnya masih didengarkan. Pemikiran moderatnya terus menginspirasi. Ia adalah contoh nyata. Seorang ulama yang berani bersuara. Ia membela kebenaran. Ia menyuarakan perdamaian. Ini terjadi bahkan di tengah bahaya.
Relevansi Pemikiran Al-Buthi di Era Kontemporer
Di era modern, pemikiran Al-Buthi sangat relevan. Dunia masih menghadapi ancaman ekstremisme. Konflik sosial juga kerap terjadi. Oleh karena itu, pesan-pesan beliau sangat dibutuhkan. Pentingnya persatuan umat menjadi perhatian utama. Ia mengajarkan kita. Belajar agama haruslah mendalam. Pemahaman yang keliru dapat menyesatkan.
Umat Islam perlu kembali kepada esensi ajaran. Ajaran yang penuh kasih sayang. Ajaran yang mengedepankan toleransi. Inilah inti dari pesan Al-Buthi. Ia ingin melihat dunia yang damai. Dunia yang sejahtera. Ini adalah warisan terbesarnya. Warisan yang harus terus kita jaga.
Lentera Ilmu yang Tak Pernah Padam
Syekh Ramadhan Al-Buthi adalah sosok inspiratif. Beliau adalah ulama yang berintegritas. Ia mendedikasikan hidupnya untuk ilmu. Ia juga berjuang untuk perdamaian. Akibatnya, ia adalah lentera ilmu. Cahayanya tak akan pernah padam. Ia akan terus menerangi jalan umat. Jalan menuju kebenaran. Jalan menuju moderasi. Semoga Allah merahmatinya. Semoga kita dapat mengambil pelajaran dari kehidupannya.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
