Ibadah
Beranda » Berita » Menjaga Ikhlas dalam Beramal

Menjaga Ikhlas dalam Beramal

Menjaga Ikhlas dalam Beramal
Menjaga Ikhlas dalam Beramal.Tanpa keikhlasan, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai di hadapan Allah. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Ikhlas adalah salah satu syarat utama Allah SWT menerima amal ibadah seorang hamba. Tanpa keikhlasan, amal sebesar apa pun tidak akan bernilai bagi Allah. Ikhlas berarti melakukan suatu perbuatan hanya karena Allah semata, bukan karena ingin mendapat pujian manusia, bukan karena ingin mendapat kehormatan, atau mengharapkan keuntungan duniawi. Namun dalam praktiknya, menjaga keikhlasan bukanlah hal yang mudah. Hati manusia mudah berubah, dan godaan riya’, ujub, serta sum’ah seringkali menyusup dalam niat beramal.

Pengertian Ikhlas dalam Islam

Dalam bahasa Arab, ikhlas berarti memurnikan niat. Dalam konteks beramal, keikhlasan bermakna melakukan sesuatu semata-mata karena Allah, tanpa keinginan untuk mendapat pujian oleh manusia, mendapatkan keuntungan pribadi, atau hal-hal duniawi lainnya.

Secara bahasa, ikhlas berarti bersih, murni, dan tidak tercampuri oleh sesuatu. Dalam konteks ibadah, ikhlas berarti memurnikan niat hanya untuk Allah SWT. Imam Al-Ghazali dalam karya-karyanya menjelaskan bahwa ikhlas adalah ketika seseorang beramal semata-mata karena Allah, tidak untuk mendapatkan perhatian atau pujian manusia.

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:

“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya…” (QS. Al-Bayyinah: 5)

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa ibadah tidak bernilai jika tidak berlandaskan niat yang ikhlas.

Pentingnya Ikhlas dalam Beramal

a. Penentu Allah SWT menerima amal. Ikhlas adalah syarat utama Allah menrima amal manusia. Rasulullah SAW bersabda:

“Sesungguhnya Allah tidak menerima amal kecuali yang dilakukan dengan ikhlas dan mencari ridha-Nya.” (HR. An-Nasa’i)

Melakukan amal karena selain Allah pasti akan tertolak, meskipun secara lahiriah terlihat besar dan mulia.

b. Meningkatkan Nilai Amalan. Melakukan amal kecil dengan ikhlas lebih bernilai dpada sisi Allah ketimbang amal besar tetapi ada riya’ yang menyertainya. Bahkan, sedekah seribu rupiah dengan niat ikhlas bisa lebih tinggi nilainya daripada sedekah jutaan rupiah jika tujuannya hanya untuk mendapat pujian.

Kitab Taisirul Khallaq

c. Menumbuhkan Ketenangan Hati. Orang yang ikhlas akan merasa tenang karena ia tidak memikirkan pendapat manusia. Ia hanya fokus kepada Allah. Tidak kecewa jika tidak mendapat pujian, dan tidak sombong jika mendapat pujian.

Tantangan dalam Menjaga Keikhlasan

Menjaga keikhlasan adalah perjuangan hati. Beberapa tantangan yang sering muncul antara lain:

  • Riya’. Beramal agar mendapat perhatian dan pujian manusia. 
  • Sum’ah: Menceritakan amal kepada orang lain agar memperoleh pujian.
  • Ujub: Merasa bangga dengan amal sendiri.
  • Ingin dihormati: Beramal untuk mendapatkan kedudukan sosial.
  • Lelah dan bosan beramal jika tidak mendapatb perhatian orang lain.

Tantangan-tantangan ini membuat seseorang harus selalu menjaga dan memperbarui niat dalam setiap amalnya.

Cara Menjaga Ikhlas dalam Beramal

a. Memperbaiki dan Meluruskan Niat. Sebelum melakukan amal, pastikan niat hanya untuk Allah SWT. Tanyakan kepada diri sendiri: “Untuk siapa aku melakukan ini?” Jika jawabannya karena Allah, maka teruskan. Jika muncul keinginan untuk dipuji, segera luruskan niat.

Rasulullah SAW bersabda:

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya…” (HR. Bukhari dan Muslim)

b. Menyadari Besarnya Nikmat Allah. Ketika seseorang menyadari bahwa semua yang ia miliki berasal dari Allah, maka ia akan malu untuk beramal bukan karena-Nya. Bahkan kemampuan untuk beramal itu sendiri adalah nikmat dari Allah yang harus disyukuri.

c. Menyembunyikan Amal Sebisa Mungkin. Amal yang disembunyikan lebih dekat kepada keikhlasan. Misalnya, sedekah tanpa diketahui orang lain atau shalat malam tanpa diceritakan. Allah SWT menyukai hamba yang beramal secara diam-diam demi menjaga kemurnian niat.

d. Berdoa Meminta Keikhlasan. Keikhlasan adalah karunia dari Allah. Maka mintalah kepada-Nya agar memberikan hati yang ikhlas. Salah satu doanya adalah:

“Allahumma inni a’udzu bika min an usyrika bika wa ana a’lamu, wa astaghfiruka lima la a’lamu.”
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu sedang aku mengetahuinya, dan aku memohon ampun kepada-Mu atas apa yang tidak aku ketahui.”

e. Banyak Mengingat Kematian dan Akhirat. Mengingat kematian membuat seseorang sadar bahwa amal hanya akan bernilai jika melakukannya karena Allah. Tidak ada manfaat dari pujian manusia di alam kubur, yang bermanfaat hanyalah amal yang ikhlas.

f. Menghindari keinginan mendapat pujian. Jika hati mulai berharap pujian atau pengakuan, segera istighfar dan ingat bahwa tujuan utama amal adalah mencari ridha Allah, bukan ridha manusia.

g. Muhasabah (Introspeksi Diri). Sering-seringlah mengevaluasi niat dan amal. Apakah amalku murni karena Allah? Apakah aku merasa kecewa jika tidak mendapat pujian? Jika iya, berarti harus kembali meluruskan niat.

Tanda-Tanda Orang yang Ikhlas

Beberapa tanda seseorang beramal dengan ikhlas antara lain:

  • Tetap beramal meskipun tidak ada yang melihat.
  • Tidak mengharap pujian atau ucapan terima kasih.
  • Tidak kecewa jika amalnya tidak dihargai manusia.
  • Tidak mudah marah jika nasihatnya ditolak.
  • Senang jika orang lain melakukan kebaikan meskipun bukan dirinya.

Orang yang ikhlas akan mendapatkan banyak keutamaan, antaranya lain:

  • Mendapat kemudahan dalam hidup.
  • Mendapat pahala berlipat oleh Allah SWT.
  • Jjauh dari siksa neraka.
  • Hatinya menjadi tenang dan damai.
  • Mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.

Ikhlas adalah inti dari setiap amal ibadah. Tanpa ikhlas, amal sebesar apa pun Allah SWT tidak akan terima. Menjaga keikhlasan bukan perkara mudah, tetapi bisa mengusahakannya dengan cara meluruskan niat, memperbanyak doa, menyembunyikan amal, dan terus mengingat Allah serta akhirat. Semoga kita termasuk golongan hamba yang selalu ikhlas dalam beramal dan senantiasa mencari ridha Allah SWT semata.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement