Ibadah
Beranda » Berita » Kebahagiaan Sesungguhnya

Kebahagiaan Sesungguhnya

Kebahagiaan Sesungguhnya
Kebahagiaan Sesungguhnya

SURAU.CO. Kebahagiaan sesungguhnya adalah perasaan puas dan damai dari dalam diri yang tidak bergantung pada hal-hal eksternal seperti harta benda, melainkan berasal dari rasa syukur, ketenangan batin, dan kedekatan spiritual dengan Tuhan. Kita dapat mencapai hal ini dengan menerima apa yang kita miliki, merasa cukup, dan tidak terus-menerus mengharapkan lebih, baik melalui kepuasan batin, hubungan baik, maupun penerimaan spiritual.

Kebahagiaan datang ketika Anda merasa cukup dengan apa yang ada, bukan dari memiliki banyak hal. Rasa syukur atas nikmat yang diterima membantu Anda menerima segala keadaan, baik senang maupun susah, sehingga Anda dapat meraih kebahagiaan sejati. Kebahagiaan yang hakiki berasal dari ketenangan dan kedamaian di dalam hati, bukan dari kesuksesan duniawi semata. Menurut banyak orang, hubungan yang mendalam dengan Tuhan menghadirkan kebahagiaan sejati, rasa damai, dan kepuasan jiwa yang tak tergoyahkan.

Belajar menerima kenyataan, termasuk hal-hal sulit, dan mengolahnya menjadi sesuatu yang bermakna. Fokus pada apa yang dimiliki saat ini tanpa terlalu bergantung pada masa depan atau terikat pada harapan dan ketakutan. Membangun hubungan yang tulus dan harmonis dengan orang lain, termasuk berbagi kebahagiaan. Berusaha membersihkan hati dari sifat negatif seperti iri, dengki, dan kesombongan untuk mencapai kedamaian batin yang lebih dalam.

Tujuan kebahagiaan sejati adalah mencapai kedamaian batin, kepuasan hidup, dan kesejahteraan spiritual yang tidak bergantung pada faktor eksternal. Para pemikir Muslim, seperti Imam Al-Ghazali, menekankan bahwa kita dapat mencapai kebahagiaan sejati melalui keselarasan dengan nilai-nilai diri dan spiritual, atau melalui pemenuhan tujuan hidup yang lebih besar sesuai pandangan Islam.

Pendekatan dari perspektif Islam

Mendekatkan diri kepada Allah: Ini meliputi rasa syukur atas segala anugerah, menjauhi kesenangan duniawi semata, dan mempersiapkan diri untuk kehidupan akhirat.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

Membersihkan hati: Menerapkan latihan spiritual seperti zikir (mengingat Allah), tadabbur (merenungkan ayat-ayat Al-Qur’an), dan muhasabah (introspeksi diri).

Menjalani hidup yang bermakna: Memiliki niat yang tulus dalam setiap aktivitas untuk mencari ridha Allah, baik dalam pekerjaan, ibadah, maupun interaksi sosial.

Dari perspektif umum

Mencapai kepuasan yang datang dari dalam diri, bukan dari hal-hal eksternal yang sifatnya sementara.  Menyelaraskan tindakan dengan nilai-nilai moral dan spiritual yang lebih tinggi, yang membawa kedamaian batin. Kita harus merasa puas dengan apa yang dimiliki saat ini tanpa terlalu bergantung pada harapan atau ketakutan akan masa depan.

Kebahagiaan sesungguhnya adalah keadaan batin yang berasal dari dalam diri, ditandai dengan perasaan puas, tenteram, dan bermakna, serta tidak bergantung sepenuhnya pada hal-hal dari luar diri. Berbeda dengan kesenangan sesaat yang didapat dari hal-hal eksternal seperti harta atau pengakuan, kebahagiaan sejati adalah pilihan dan kondisi yang bisa diciptakan dan dipelihara.

Berbagai perspektif tentang kebahagiaan sejati

  1. Filsafat dan psikologi

  • Aristoteles: Kebahagiaan ( eudaimonia) adalah tujuan akhir kehidupan manusia. Kebahagiaan sejati ada dalam genggaman dan kendali diri sendiri, bukan berdasarkan perbandingan dengan orang lain.
  • Psikologi Positif (Martin Seligman): Kebahagiaan sejati terdiri dari tiga dimensi:
    • Kehidupan yang Menyenangkan: Menghargai dan menikmati hal-hal mendasar seperti persahabatan dan alam.
    • Kehidupan yang Baik: Melakukan hal-hal yang membuat kita ahli dan merasa tercukupi.
    • Kehidupan yang Bermakna: Melayani sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri.
  • Filsuf abad pertengahan: Kebahagiaan sejati adalah murni dan tidak terikat pada kepentingan duniawi.
  • Psikologi Modern: Genetika, kondisi, dan pola pikir pribadi memengaruhi kebahagiaan, yang merupakan pengalaman subjektif yang kompleks.
  1. Spiritual dan religius

  • Islam: Kebahagiaan sejati bagi seorang hamba terletak pada kedekatan dengan Allah, ketaatan beribadah, dan pembersihan hati. Ridha Allah adalah sumber kebahagiaan sejati.
  • Kristen: Seseorang akan mendapatkan kebahagiaan sejati dengan menjalani hidup sesuai firman Tuhan, peduli dan menolong sesama, serta membagikan berkat kepada orang lain.
  • Ghazali: Kebahagiaan merupakan perubahan nonfisik di dalam diri. Kita bisa mencapai hal ini dengan memberi nutrisi pada akal melalui ilmu, menjauhi hal buruk, dan mengenal diri sendiri.

Cara menemukan kebahagiaan sejati

Meskipun tidak dapat mengejar kebahagiaan secara langsung, Anda bisa mengambil langkah-langkah untuk mengembangkannya.

Kitab Taisirul Khallaq

  • Syukuri hal-hal kecil: Fokus pada apa yang Anda miliki, bukan pada apa yang tidak Anda miliki.
  • Nikmati saat ini: Belajar untuk hadir dan sadar sepenuhnya dalam kehidupan sehari-hari, tidak terpenjara oleh harapan atau ketakutan.
  • Jangan membandingkan diri: Berhenti mengukur kebahagiaan diri Anda dengan orang lain. Pahami apa yang benar-benar membuat Anda bahagia.
  • Fokus pada tujuan yang bermakna: Temukan tujuan hidup yang memberikan makna dan rasa bangga, bukan hanya mencari kesenangan sesaat.
  • Berikan pada orang lain: Menolong dan berbelas kasihan kepada sesama dapat menjadi sumber kebahagiaan yang tidak akan hilang.
  • Cintai diri sendiri: Perlakukan dan terima diri Anda apa adanya. Perhatikan juga kesehatan mental Anda.
  • Jalani hidup seimbang: Keseimbangan antara kesenangan dan tujuan hidup akan mengarah pada kebahagiaan jangka panjang.

(mengutip dari berbagai sumber)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement