Kisah
Beranda » Berita » Kisah Nabi Sulaiman dan Keajaiban Pemuda Berbakti

Kisah Nabi Sulaiman dan Keajaiban Pemuda Berbakti

Kisah Nabi Sulaiman dan Keajaiban Pemuda Berbakti
Ilustrasi kubah di dasr laut yang menggambarkan kisah Nabi Sulaiman menemui pemuda yang berbakti kepada orangtua. (Foto: Istimewa)

SURAU.CO – Dalam sejarah para nabi, kisah-kisah penuh hikmah kerap menjadi cermin bagi umat manusia. Salah satu kisah yang begitu menyentuh dan sarat makna adalah pertemuan Nabi Sulaiman ‘alaihi salam dengan seorang pemuda saleh di dasar laut. Kisah ini termaktub dalam kitab Irsyadul Ibad (hal. 155–156), yang menggambarkan betapa besarnya kekuatan doa orang tua dan betapa tinggi derajat anak yang berbakti.

Suatu hari, Allah ta’ala memerintahkan Nabi Sulaiman untuk pergi ke tepi laut. Allah berjanji bahwa dia akan menemukan sesuatu yang luar biasa di sana. Dengan taat, Nabi Sulaiman pun berangkat bersama rombongannya yang terdiri dari manusia dan jin. Setibanya di pantai, dia memandang ke sekeliling, mencari tanda-tanda kebesaran Allah yang diwahyukan. Namun, tak tampak apa pun yang istimewa di hadapannya.

Untuk mencari tahu lebih dalam, Nabi Sulaiman memerintahkan Jin Ifrit agar menyelam ke dasar laut. Jin itu pun turun dan menyelidiki setiap sudut samudra, tetapi ketika kembali, ia melaporkan bahwa tidak menemukan apa pun. Nabi Sulaiman kemudian memerintahkan Ifrit lain untuk melakukan hal yang sama, namun hasilnya tetap nihil.

Merasa masih ada misteri yang belum terungkap, Nabi Sulaiman memerintahkan Asif Barkhiya—menteri beliau yang saleh dan disebut dalam Al-Qur’an pada Surah An-Naml ayat 40—untuk berdoa kepada Allah agar terungkap rahasia di dalam laut. Asif pun berdoa dengan penuh ketulusan, dan tak lama kemudian muncullah sebuah kubah menakjubkan dari dasar laut. Kubah itu memiliki empat pintu yang terbuat dari batu-batu berharga: intan, yaqut, intan putih, dan zamrud hijau. Keajaibannya, meski berada di kedalaman laut, tidak setetes air pun masuk ke dalamnya.

Pemuda Misterius di Dalam Kubah

Nabi Sulaiman mendekati kubah tersebut dan melihat di dalamnya seorang pemuda tampan berpakaian serba putih sedang khusyuk menunaikan shalat. Setelah pemuda itu menyelesaikan salatnya, Nabi Sulaiman memberi salam, dan sang pemuda menjawab dengan penuh hormat.

Kisah Sebuah Bungkusan dan Sufi Yang Kelaparan di Mekkah

Dengan rasa heran tersebut, Nabi Sulaiman bertanya, “Sebab apa kamu berada di dasar laut ini?”

Pemuda itu menjawab dengan tenang, “Wahai Nabiyullah, ayah saya adalah seorang laki-laki lumpuh, sedangkan ibu saya buta. Selama tujuh puluh tahun saya merawat keduanya dengan penuh kasih sayang. Saat ibu saya wafat, dia berdoa agar Allah memperpanjang umur saya dalam keadaan selalu takwa. Ayah saya meninggal, dia berdoa agar Allah menempatkan saya di tempat yang tidak dapat dijangkau oleh setan.”

Doa Orang Tua yang Mustajab

Doa kedua orang tua itu dikabulkan oleh Allah. Pemuda tersebut kemudian menjelaskan bahwa setelah menguburkan kedua orang tuanya, ia berjalan ke tepi pantai untuk menenangkan hati. Di sana, ia melihat sebuah kubah bercahaya yang begitu indah. Ia masuk ke dalamnya, lalu tiba-tiba datanglah malaikat yang membawa turun ke dasar laut. Sejak saat itu, ia tinggal di sana dalam ketenangan dan ketentraman.

Ketika Nabi Sulaiman bertanya di zaman siapa peristiwa itu terjadi, pemuda itu menjawab, “Pada zaman Nabi Ibrahim ‘alaihi salam.” Nabi Sulaiman pun terkejut, karena jarak antara masa Nabi Ibrahim dan dirinya adalah sekitar dua ribu empat ratus tahun. Namun, pemuda itu masih tampak muda tanpa satu helai uban pun di rambutnya.

Nabi Sulaiman kemudian bertanya, “Bagaimana kamu mendapatkan makanan dan minuman di sini?”

Big Data Pemilu Untuk Demokrasi Cerdas: Dari Analisis Tren Pemilih Hingga Kebijakan Representatif

Pemuda itu menjawab, “Setiap hari seekor burung datang membawa makanan sebesar kepala manusia. Saya menonton dan merasakan kenikmatan yang belum pernah saya rasakan di dunia. Setelah itu, saya tidak lagi merasakan lapar, haus, panas, dingin, tidur, maupun kesepian.”

Ketika Nabi Sulaiman menawarinya untuk tinggal di kerajaannya, pemuda itu menolak dengan lembut. “Wahai Nabiyullah, kembalikanlah aku ke tempat semula,” pintanya. Nabi Sulaiman pun memerintahkan Asif Barkhiya untuk mengembalikan pemuda itu ke tempat asalnya. Seketika itu juga, pemuda tersebut menghilang dari pandangan mereka.

Pelajaran tentang Bakti dan Doa

Dari kisah ini, kita dapat memetik pelajaran yang mendalam tentang keutamaan berbakti kepada orang tua. Pemuda itu memperoleh kemuliaan luar biasa, bukan karena kekayaan atau jabatan, melainkan karena baktinya kepada ayah dan ibunya. Doa orang tua yang tulus mampu menembus batas waktu, bahkan menjaganya dari godaan setan hingga ribuan tahun lamanya.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang tua untuk anaknya.” (HR. Ibnu Majah)

Generasi Z Di Bilik Suara: Menafsir Ulang Pola Partisipasi Politik Kaum Muda Di Pilkada 2024

Hadis ini menjadi pengingat bahwa doa orang tua adalah kekuatan spiritual yang luar biasa. Tidak ada tirai yang menghalangi antara doa mereka dan kehendak Allah. Oleh karena itu, selayaknya setiap anak berusaha menjaga hati orang tuanya, berbuat baik kepada mereka, dan tidak menyakiti perasaannya.

Berbakti kepada orang tua bukan sekadar membantu secara fisik, tetapi juga menghormati, mendengarkan, dan berusaha membuat mereka bahagia. Banyak orang yang sibuk mengejar kesuksesan duniawi, namun melupakan doa dan ridha orang tua yang sesungguhnya menjadi kunci keberkahan hidup.

Rasulullah juga bersabda:

Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.”
(HR. Hakim dan ath-Thabrani)

Hadis ini menegaskan bahwa ridha Allah tidak akan tercapai tanpa ridha orang tua. Seorang anak bisa menjadi pandai, sukses, dan terpandang, tetapi jika ia membuat orang tuanya kecewa, semua itu tidak berarti di hadapan Allah. Sebaliknya, meski hidup sederhana, bila ia tulus berbakti dan membahagiakan orang tuanya, maka pintu langit terbuka untuknya.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.