Khazanah Mode & Gaya
Beranda » Berita » Dilema Pilihan Generasi Muda ; Menikah Muda atau Mengejar Mimpi?

Dilema Pilihan Generasi Muda ; Menikah Muda atau Mengejar Mimpi?

Dilema Pilihan Generasi Muda ; Menikah Muda atau Mengejar Mimpi?
Dilema Pilihan Generasi Muda ; Menikah Muda atau Mengejar Mimpi? Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Dalam perjalanan kehidupan, setiap manusia akan sampai pada fase saat mana ia harus mengambil keputusan besar: melanjutkan pendidikan, mengejar karier, membangun usaha, atau memilih untuk menikah. Dalam arus modernisasi saat ini, muncul satu pertanyaan yang sering menjadi perdebatan, terutama pada kalangan generasi muda: lebih baik menikah muda atau mengejar mimpi terlebih dahulu? Pertanyaan ini tidak hanya soal usia atau waktu, tetapi juga menyangkut kesiapan mental, spiritual, finansial, serta visi hidup jangka panjang.

Makna Menikah Muda dan Mengejar Mimpi

Banyak yang sering memaknai menikah muda sebagai pernikahan yang terjadi pada usia awal dewasa, misalnya antara 18 hingga 25 tahun. Sementara “mengejar mimpi” berarti upaya seseorang untuk memenuhi cita-citanya, seperti menyelesaikan pendidikan tinggi, membangun usaha, menjadi profesional pada bidang tertentu, atau meraih pencapaian pribadi lainnya. Keduanya adalah pilihan yang sah, mulia, dan memiliki nilai yang tinggi. Namun, sering kali kita menganggap keduanya saling bertolak belakang.

Padahal, menempatkan menikah sebagai penghalang mimpi tidak sepenuhnya benar, dan menganggap mengejar mimpi sebagai alasan menunda pernikahan juga tidak dapat disalahkan. Yang terpenting adalah kesiapan dan cara seseorang menata prioritas dalam hidup.

Usia Perkawinan

Istilah dan batasan nikah muda (nikah di bawah umur) dalam kalangan pakar hukum Islam sebenarnya masih simpang-siur yang pada akhirnya menghasilkan pendapat yang berbeda. Maksud nikah muda menurut pendapat mayoritas, yaitu, orang yang belum mencapai baligh bagi pria dan belum mencapai menstruasi (haid) bagi perempuan.

Syariat Islam tidak membatasi usia tertentu untuk menikah. Namun, secara implisit, syariat menghendaki orang yang hendak menikah adalah benar-benar orang yang sudah siap mental, pisik dan psikis, dewasa dan paham arti sebuah pernikahan yang merupakan bagian dari ibadah, persis seperti harus pahamnya apa itu salat bagi orang yang melakukan ibadah salat, haji bagi yang berhaji, transaksi dagang bagi pebisnis.

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Tidak ditetapkannya usia tertentu dalam masalah usia sebenarnya memberikan kebebasan bagi umat untuk menyesuaikan masalah tersebut tergantung situasi, kepentingan, kondisi pribadi keluarga dan atau kebiasaan masyarakat setempat, yang jelas kematangan jasmani dan rohani kedua belah pihak menjadi prioritas dalam agama.

Pernikahan dalam Perspektif Islam

Dalam Islam, menikah adalah ibadah dan sunnah Rasulullah . Allah berfirman:

“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.”
(QS. Ar-Rum: 21)

Rasulullah juga bersabda:

“Wahai para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu menikah maka menikahlah, karena menikah lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Dan barang siapa belum mampu, maka berpuasalah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

Hadis ini menunjukkan bahwa menikah dianjurkan jika seseorang sudah mampu secara fisik, mental, dan finansial. Artinya, masalah utama bukan usia, tetapi kesiapan.

Kelebihan dan Tantangan Menikah Muda

Kelebihan menikah pada usia muda adalah :

  1. Menjaga dari Perbuatan Maksiat
    Di usia muda, dorongan emosional dan biologis sering kali kuat. Menikah dapat menjadi jalan untuk menyalurkan kebutuhan cinta, kasih sayang, dan naluri manusia dengan cara yang halal.
  2. Tumbuh dan Berproses Bersama Pasangan
    Pasangan yang menikah muda sering tumbuh bersama, membangun karier dan mimpi secara berdampingan. Mereka belajar sabar, bekerja sama, dan saling mendukung.
  3. Energi dan Waktu Lebih Banyak
    Usia muda identik dengan semangat, fisik yang kuat, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup. Menikah di usia ini memungkinkan pasangan memiliki lebih banyak waktu untuk membesarkan anak dan membangun keluarga.
  4. Kesempatan Membangun Masa Depan Lebih Awal
    Menjadi pasangan suami istri sejak muda memberi ruang untuk merencanakan banyak hal jangka panjang: rumah, investasi, pendidikan anak, dan lainnya.

Demikian pula taantangan yang bisa timbula jika menikah dalam usia muda, yakni :

  1. Kematangan Emosi yang Belum Stabil
    Banyak pasangan muda belum mampu mengontrol emosi, sehingga mudah terjadi konflik. Ego yang tinggi dan kurangnya pengalaman hidup dapat mengganggu keharmonisan pernikahan.
  2. Kesiapan Finansial yang Minim
    Tidak sedikit pernikahan muda yang tumbang karena masalah ekonomi. Tanpa perencanaan finansial yang matang, kehidupan rumah tangga bisa dipenuhi tekanan.
  3. Pendidikan dan Karier Tertunda
    Menikah muda bisa membuat seseorang harus mengorbankan pendidikan atau karier. Tanggung jawab baru seringkali membatasi ruang gerak dan waktu untuk berkembang.
  4. Tekanan dari Lingkungan dan Ekspektasi
    Pasangan muda sering dihadapkan pada ekspektasi tinggi dari keluarga atau masyarakat, seperti segera punya anak atau mandiri secara finansial.

Mengejar Mimpi: Pilihan yang Juga Mulia

Mengejar mimpi, seperti studi, kerja, atau membangun bisnis adalah bentuk ikhtiar yang juga bernilai ibadah. Rasulullah bersabda:

“Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.”
(HR. Ahmad)

Mengenal Perbedaan Hijab, Jilbab, dan Khimar dalam Tren Fashion Muslimah

Hadis ini menegaskan bahwa membangun diri, menimba ilmu, dan mencapai kesuksesan untuk memberi manfaat kepada orang lain adalah hal yang sangat dianjurkan. Kelebihan fokus pada  mengejar mimpi sebelum menikah adalah :

  1. Kemandirian Finansial
    Dengan fokus membangun karier atau usaha, seseorang lebih siap secara ekonomi saat memasuki dunia pernikahan.
  2. Kematangan Mental dan Spiritual
    Pengalaman hidup membuat seseorang lebih bijak dalam mengambil keputusan, lebih sabar menghadapi masalah, dan lebih siap menjadi pemimpin keluarga.
  3. Punya Visi Hidup yang Jelas
    Orang yang sudah menyusun rencana hidup memiliki arah yang jelas, sehingga lebih mudah membangun rumah tangga yang terstruktur dan produktif.

Namun, terlalu fokus mengejar mimpi juga bisa berdampak negatif pada usia bisa bertambah, tetapi kesempatan menikah menjadi sempit. Dapat pula mengalami rasa kesepian dan tekanan sosial. Rizki berupa pasangan dan keturunan adalah bagian dari takdir yang juga harus dijemput dengan ikhtiar.

Menikah Sambil Mengejar Mimpi: Apakah Bisa?

Jawabannya tentu saja bisa, asalkan ada komitmen dan komunikasi yang kuat. Dalam Islam, pernikahan bukanlah akhir dari mimpi, melainkan awal dari kolaborasi dua jiwa. Banyak pasangan yang berhasil membangun rumah tangga sambil menggapai cita-cita. Kuncinya tentu saja adalah saling mendukung dan memahami. Membagi peran dengan adil, menyusun visi dan misi keluarga bersama, serta tidak membandingkan diri dengan orang lain.

Menikah muda atau mengejar mimpi bukanlah pertanyaan tentang mana yang benar atau salah, tetapi tentang kesiapan, niat, dan kemampuan mengemban tanggung jawab. Menikah adalah ibadah, begitu pula berusaha dan mengejar mimpi. Keduanya bisa berjalan beriringan jika mengaturnya dengan bijak.

Yang terpenting bukan usia pernikahan seseorang. Yang utama adalah kesiapan menjadi pribadi yang bertanggung jawab, mencintai karena Allah, dan memiliki tujuan hidup jelas. Pilihannya bisa berbeda pada setiap orang, tapi pastikan mengambil setiap langkah yang mendekatkan diri kepada Allah dan membawa kebaikan dunia serta akhirat.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement