SURAU.CO – Buah delima disebut dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam Surat Ar-Rahman ayat 68 : “Di dalam keduanya (surga) ada buah-buahan, kurma, dan delima.” Ayat ini membuktikan bahwa Allah menempatkan delima di antara kenikmatan surga yang Ia sediakan bagi hamba-hamba-Nya yang beriman. Umat Islam mengenal delima sebagai “buah surga” — buah yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga kaya manfaat bagi tubuh manusia.
Rasulullah SAW sangat menyukai buah delima. Dalam hadis riwayat Abu Nu’aim dari Anas bin Malik RA, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Tidak ada buah delima yang tidak memiliki biji dari salah satu buah delima dari Taman (Jannah) di dalamnya.” Sabda ini menunjukkan bahwa Rasulullah menunjukkan keistimewaan delima surga dengan.
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda: “Delima dan kulitnya memperkuat pencernaan (perut).” (HR. Abu Nu’aim dan Al-Jauzi). Rasulullah memperkenalkan manfaat kesehatan delima jauh sebelum ilmu pengetahuan modern meneliti kandungannya.
Keindahan dan Khasiat Buah Delima
Buah delima tampil menawan dengan warna merah cerah dan biji berkilau seperti permata. Banyak orang mengibaratkan buah ini sebagai lambang keindahan dan kesuburan. Namun, keindahan sejati delima justru terletak pada kandungannya yang luar biasa.
Delima mengandung antioksidan yang sangat tinggi, bahkan melebihi teh hijau atau anggur merah. Antioksidan ini melawan radikal bebas yang merusak sel-sel tubuh. Oleh karena itu, Delima membantu mencegah berbagai penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, dan Alzheimer.
Dosen Spesialis Medikal Bedah, dr. Prima Trisna Aji, menegaskan bahwa banyak penelitian medis telah membuktikan manfaat besar buah delima. Ia menjelaskan bahwa delima berfungsi sebagai antioksidan sekaligus antiinflamasi yang membantu mencegah peradangan dan menjaga daya tahan tubuh. Selain itu, delima menurunkan kolesterol jahat, mengontrol tekanan darah, dan menjaga kesehatan kulit agar tetap segar dan bersinar.
Delima dalam Pandangan Sains Modern
Penelitian modern semakin memperkuat keistimewaan delima. Para ilmuwan menemukan sebuah molekul unik di dalamnya yang disebut urolithin A. Molekul ini muncul melalui proses alami ketika mikroba usus mengubah senyawa tertentu dari buah delima.
Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature Medicine oleh Ecole Polytechnique Fédérale de Lausanne (EPFL) di Swiss mengungkap bahwa urolithin A mampu membantu sel-sel otot melindungi diri dari salah satu penyebab utama penuaan, yaitu penurunan fungsi mitokondria.
Mitokondria berperan sebagai “pembangkit tenaga” sel. Ketika seseorang menua, mitokondria cenderung rusak dan menumpuk di dalam sel. Kondisi ini menyebabkan melemahnya otot dan memicu berbagai penyakit penuaan seperti Parkinson. Namun, urolithin A membantu tubuh memperbaiki mitokondria yang rusak sehingga sel dapat berfungsi kembali dengan baik.
Chris Rinsch, peneliti sekaligus CEO perusahaan bioteknologi Amazentis , menjelaskan bahwa urolithin A merupakan hasil dari jutaan evolusi tahun antara tumbuhan, bakteri, dan hewan. Ia menegaskan bahwa proses evolusi panjang ini menjadikan molekul tersebut sangat efektif dalam membantu tubuh melawan penuaan secara alami.
Manfaat Delima bagi Tubuh dan Jiwa
Delima tidak hanya memperkuat otot dan memperlambat penuaan, tetapi juga memperlancar peredaran darah. Kandungan polifenol di dalamnya menjaga elastisitas pembuluh darah dan mengurangi risiko tekanan darah tinggi. Jus delima meningkatkan kadar oksigen dalam darah, membantu kerja jantung, serta memberikan efek menenangkan bagi pikiran.
Kandungan vitamin C dan antioksidan delima juga merangsang produksi kolagen, menjaga kelembapan kulit, dan memperlambat munculnya tanda-tanda penuaan dini. Oleh karena itu, banyak produk kecantikan alami menggunakan ekstrak delima sebagai bahan utama.
Dalam pengobatan tradisional Timur Tengah dan India, masyarakat telah memanfaatkan delima selama berabad-abad untuk mengatasi gangguan pencernaan, meredakan peradangan tenggorokan, serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Buah Surga yang Patut Disyukuri
Ketika kita merenung penyebutan delima dalam Al-Qur’an, hal itu bukanlah suatu kebetulan. Allah SWT merancang banyak hikmah di setiap ciptaan-Nya. Delima bukan hanya buah yang manis dan menyegarkan, tetapi juga merupakan simbol keseimbangan antara kenikmatan dan manfaat. Buah ini mengingatkan kita bahwa makanan yang halalan tayyiban tidak hanya menyehatkan tubuh, tetapi juga menyehatkan jiwa.
Rasulullah SAW memberi teladan kepada umatnya untuk mencintai makanan alami yang menyehatkan. Beliau membayangkan umatnya mengonsumsi delima bukan hanya karena rasanya yang lezat, tetapi juga karena hikmah kesehatan dan keberkahannya.
Dengan mengonsumsi Delima, seseorang tidak hanya menjaga kesehatan tubuh, tetapi juga menumbuhkan kesadaran untuk mensyukuri nikmat Allah. Setiap kali kita menikmati butiran merah yang manis, kita sebaiknya mengingat sabda Rasulullah SAW — mungkin di dalamnya tersimpan sebiji kecil dari buah surga.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
