Sejarah
Beranda » Berita » Sejarah Masjid Ali bin Abi Thalib dan Keindahan Arsitekturnya

Sejarah Masjid Ali bin Abi Thalib dan Keindahan Arsitekturnya

Sejarah Masjid Ali bin Abi Thalib dan Keindahan Arsitekturnya
Masjid Ali bin Abi Thalib (Foto: Istimewa)

SURAU.CO – Masjid Ali bin Abi Thalib di Madinah menjadi salah satu masjid bersejarah yang menyimpan jejak penting perjalanan Islam. Masjid ini berdiri di Jalan As-Salam, sekitar 290 hingga 400 meter di sebelah barat Masjid Nabawi. Letaknya yang strategis membuat banyak peziarah mudah menjangkaunya. Oleh karena itu, jamaah dari berbagai negara sering menjadikan masjid ini sebagai tujuan wisata religi ketika berkunjung ke Madinah.

Masjid ini tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, namun juga merekam perjalanan panjang peradaban Islam. Umat ​​Islam memotret masjid ini untuk menghormati sahabat sekaligus khalifah keempat, Ali bin Abi Thalib, sosok yang terkenal karena keberanian, kecerdasan, dan ketakwaannya. Nama tersebut mencerminkan penghargaan terhadap perjuangan dan ilmu yang Ali wariskan kepada umat Islam.

Sejarah Pendirian Masjid

Khalifah Umar bin Abdul Aziz dari Dinasti Umayyah membangun Masjid Ali bin Abi Thalib pada masa pemerintahannya. Ia dikenal sebagai pemimpin yang adil, sederhana, dan mencintai ilmu. Umar bin Abdul Aziz berupaya memperindah banyak masjid dan menambah sarana ibadah bagi masyarakat. Ia juga menjaga lokasi-lokasi bersejarah yang memiliki nilai spiritual tinggi, terutama tempat-tempat yang berkaitan dengan para sahabat Nabi Muhammad SAW di sekitar Madinah.

Pada masa awal, masyarakat membangun masjid ini secara sederhana. Mereka menyusun dinding dari batu dan tanah liat, lalu menopang atapnya dengan tiang-tiang kayu. Seiring berjalannya waktu, berbagai pemerintah memperbarui bangunan tersebut agar sesuai dengan perkembangan zaman. Setiap harinya membawa sentuhan baru yang memperkuat fungsi dan keindahan masjid.

Raja Fahd bin Abdul Aziz Al-Saud melakukan rekonstruksi besar pada tahun 1411 Hijriah. Saat itu, Kerajaan Arab Saudi berkomitmen memperluas dan memperindah berbagai masjid bersejarah di Madinah. Raja Fahd memperluas area Masjid Ali bin Abi Thalib dan menambahkan sebuah menara yang menjulang megah. Sejak permulaan hal tersebut, masjid ini tampil lebih indah dan kokoh dengan arsitektur khas Timur Tengah yang memukau.

Mengenal Dunia agar Tidak Tertipu olehnya: Tafsir Hikmah Al-Hikam

Keindahan Arsitektur Masjid

Arsitek Masjid Ali bin Abi Thalib memadukan gaya klasik yang sederhana dengan sentuhan modern yang elegan. Dinding berwarna krem ​​dan putih menciptakan suasana teduh dan bersih, khas masjid-masjid di Madinah. Kubah besar di bagian depan menambah kesan megah sekaligus menenangkan bagi siapa pun yang memandangnya.

Menara hasil rekonstruksi pada masa Raja Fahd menjadi daya tarik utama. Arsitek merancang menara tersebut tidak hanya sebagai tempat mengumandangkan azan, namun juga sebagai simbol yang mengingatkan umat agar senantiasa mengangkat pandangan dan doa kepada Allah SWT. Desain menara yang ramping dan elegan berpadu selaras dengan lengkungan-lengkungan khas arsitektur Arab yang indah dan proporsional.

Bagian dalam masjid menghadirkan nuansa tenang dan khusyuk. Marmer putih menutupi lantai, memberikan kesejukan bagi jamaah yang beribadah. Pengrajin menghiasi langit-langit dengan pola geometris Islami yang rumit namun memukau, menampilkan perpaduan seni dan spiritualitas yang tinggi. Lampu gantung yang memancarkan cahaya lembut menambah kehangatan dan ketenangan suasana.

Perancang bangunan juga mengatur tata ruang dengan cermat agar udara dan cahaya alami dapat mengalir bebas ke seluruh bagian masjid. Pengaturan ini menciptakan suasana nyaman bagi jamaah. Meski ukurannya tidak sebesar Masjid Nabawi, suasananya yang tenang membuat banyak orang memilih berdiam dan berdoa di sini. Masjid ini menawarkan kedamaian yang sulit ditemukan di tempat lain.

Nilai Spiritual dan Makna Historis

Masjid Ali bin Abi Thalib tidak hanya menonjol karena arsitekturnya yang indah, tetapi juga karena nilai spiritualnya yang di dalamnya. Banyak jamaah mengunjungi masjid ini untuk mengenang keteladanan Ali bin Abi Thalib, sahabat Nabi yang dikenal sebagai “pintu ilmu”. Masjid ini mengajak umat Islam meneladani kebijaksanaan, keberanian, dan keikhlasan dalam beribadah kepada Allah SWT.

Panjang Umur Belum Tentu Bermakna: Hikmah dalam Al-Hikam tentang Kualitas Usia

Keberadaan masjid ini juga mengingatkan umat Islam pada kejayaan masa awal Islam. Letaknya yang berdekatan dengan Masjid Nabawi menampilkan eratnya hubungan antara para sahabat Nabi dalam menjaga dan meneruskan dakwah Islam. Setiap batu dan tiang di masjid ini seolah menceritakan perjuangan umat Islam dalam menegakkan keimanan dan ilmu pengetahuan.

Bagi banyak peziarah, kunjungan ke Masjid Ali bin Abi Thalib bukan sekadar perjalanan fisik, tetapi juga perjalanan batin. Mereka merasakan kedamaian yang mendalam saat berdiam di dalamnya. Suasana yang tenang membuat setiap langkah terasa seperti panggilan untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta.

Masjid Ali bin Abi Thalib di Madinah menyimpan nilai sejarah dan keindahan yang luar biasa. Keindahan arsitekturnya dipadukan dengan nilai-nilai spiritual yang mendalam, menjadikan masjid ini lebih dari sekedar tempat ibadah. Ia menjadi simbol keteguhan iman dan kecintaan terhadap ilmu.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement