Ibadah
Beranda » Berita » Menanamkan Tauhid

Menanamkan Tauhid

Menanamkan Tauhid
Menanamkan Tauhid

SURAU.CO. Menanamkan tauhid dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti mengajarkan anak untuk mengamati dan mensyukuri ciptaan Allah, menceritakan kisah nabi dan para ulama, meneladani ibadah dalam keseharian, serta mengaitkan segala peristiwa dengan kehendak Allah. Selain itu, metode seperti mengenalkan konsep keesaan Allah sejak dini dan menggunakan media visual serta lagu Islami juga dapat membantu.

Tujuan menanamkan tauhid adalah untuk membentuk pribadi muslim yang kokoh keimanannya dengan meyakini keesaan Allah SWT, menjadikan Allah sebagai satu-satunya tujuan ibadah, serta memiliki pedoman hidup yang jelas di dunia dan akhirat. Tujuan ini juga mencakup peningkatan takwa, akhlak mulia, kemandirian, dan ketenangan jiwa dengan selalu bersandar pada Allah SWT.

Menanamkan tauhid mengakuidan meyakini bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya, serta meyakini kebenaran seluruh ajaran-Nya. Tauhid menjadi landasan dasar untuk menjalankan kehidupan sehari-hari dan menjadi petunjuk dalam mengikuti perintah Allah SWT. Mampu membimbing dan mengarahkan potensi diri untuk meningkatkan keimanan dan ketaatan kepada Allah SWT. Menumbuhkan sikap ikhlas dalam menerima segala ketentuan Allah dan membuat jiwa menjadi lebih tenang karena bersandar pada-Nya, bukan pada makhluk.

Menjauhkan diri dari akidah atau pemikiran yang menyesatkan, seperti menyekutukan Allah atau mempertuhankan hawa nafsu. Memperoleh kepuasan batin, keselamatan, dan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat sebagai hasil dari mengikuti petunjuk Allah. Membentuk karakter Islami, seperti kemandirian, kreativitas, disiplin, kejujuran, percaya diri, dan tanggung jawab.

Cara menanamkan tauhid

  • Melalui cerita: Ceritakan kisah-kisah para nabi dan orang saleh agar anak memahami konsep keesaan Allah, kecintaan, dan rasa syukur.
  • Mengamati ciptaan Allah: Ajak anak untuk mengamati alam semesta, mulai dari bintang, gunung, hingga tubuhnya sendiri, lalu jelaskan bahwa semua itu adalah ciptaan Allah SWT.
  • Memberi teladan: Jadilah contoh dalam menjalankan ibadah, berdoa, dan bersikap baik. Anak akan belajar dan mencontoh perbuatan orang tua.
  • Menjawab pertanyaan anak: Jawab pertanyaan anak dengan benar, terutama yang berhubungan dengan akidah, dengan tidak asal-asalan.
  • Menghubungkan dengan Allah: Ajarkan anak untuk selalu mengaitkan segala sesuatu, baik suka maupun duka, dengan Allah SWT. Misalnya, ketika anak terjatuh, ingatkan bahwa Allah yang menentukannya.
  • Menggunakan media yang mendidik: Manfaatkan media seperti visual Islami atau lagu-lagu yang mengandung nilai-nilai tauhid untuk mengenalkan konsep Islam kepada anak sejak usia dini.

Penanaman tauhid berdasarkan usia

  • Usia 0-2 tahun: Pembiasaan dengan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah seperti “Bismillah”, “Alhamdulillah”, atau “Allahu Akbar”.
  • Usia 2-5 tahun: Ajarkan kalimat thayyibah melalui pengulangan (talaqqi), perdengarkan bacaan Al-Qur’an, dan ajak mereka untuk meneladani ibadah.
  • Usia 13-15 tahun: Lakukan evaluasi terhadap pemahaman tauhid, akhlak, dan adab yang telah ditanamkan.

Hal-hal penting lainnya

  • Fokus pada keesaan Allah: Tekankan bahwa hanya Allah yang patut disembah dan hanya kepada-Nya segala sesuatu bergantung.
  • Tanamkan rasa syukur: Latih anak untuk bersyukur atas setiap nikmat yang diberikan Allah SWT.
  • Peran lingkungan: Pilih lingkungan yang mendukung, seperti sekolah atau komunitas Muslim yang aktif dalam kegiatan keagamaan, untuk memperkuat pendidikan tauhid.

Cara menanamkan tauhid dalam diri sendiri, keluarga, dan masyarakat: 

Menanamkan tauhid keyakinan akan keesaan Allah adalah fondasi utama dalam kehidupan seorang Muslim. Proses penanaman ini harus dilakukan secara terus-menerus, dimulai dari diri sendiri, kemudian diperluas ke lingkungan keluarga, hingga akhirnya menyebar ke masyarakat luas.

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

1) Menanamkan tauhid pada diri sendiri

  • Mempelajari ilmu tauhid secara mendalam. Pahami makna, pembagiannya, serta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadis.
  • Mengucapkan, membenarkan, dan mengamalkannya. Tauhid tidak hanya diucapkan, tetapi juga diyakini dalam hati dan dibuktikan dalam perbuatan.
  • Membangun hubungan yang kuat dengan Allah. Ibadah yang ikhlas, seperti salat, zikir, dan doa, akan memperkuat keyakinan akan keesaan Allah.
  • Merenungi ciptaan Allah. Perhatikan keindahan dan keteraturan alam semesta untuk memperkuat keyakinan bahwa semua itu adalah ciptaan Allah.
  • Bersyukur atas nikmat-Nya. Menyadari dan mensyukuri setiap nikmat, besar maupun kecil, akan menumbuhkan rasa cinta dan pengakuan akan kebesaran-Nya.
  • Menghindari segala bentuk syirik dan maksiat. Tauhid tidak bisa bersanding dengan kesyirikan. Jauhi segala bentuk kemusyrikan, baik yang besar maupun yang tersembunyi.

2) Menanamkan tauhid pada anak-anak

  • Membiasakan kalimat tauhid sejak dini. Perdengarkan azan dan kalimat tayyibah saat anak lahir dan ajarkan mereka mengucapkannya.
  • Menjadi teladan yang baik. Anak akan mencontoh orang tuanya. Tunjukkan keteladanan dalam beribadah dan bersyukur dalam kehidupan sehari-hari.
  • Mengajak berinteraksi dengan alam. Ajak anak mengamati alam dan jelaskan bahwa semua itu adalah ciptaan Allah.
  • Menceritakan kisah para nabi. Kisah-kisah nabi adalah media yang efektif untuk mengajarkan keimanan dan ketauhidan kepada anak.
  • Mengajarkan sifat-sifat Allah. Jelaskan sifat-sifat Allah agar anak semakin mengenal dan mencintai-Nya.
  • Membiasakan ibadah bersama. Ajak anak salat dan beribadah lainnya agar mereka terbiasa dan merasa dekat dengan Allah.

3) Menanamkan tauhid dalam masyarakat

  • Menyebarkan dakwah tauhid. Ajak masyarakat untuk memahami dan mengamalkan tauhid melalui ceramah, kajian, atau media edukasi lainnya.
  • Mewujudkan tauhid sosial. Terapkan nilai-nilai tauhid dalam interaksi sosial, seperti saling tolong-menolong dan berbuat kebaikan semata-mata karena Allah.
  • Bergaul dengan orang-orang yang bertauhid. Lingkungan yang baik dapat membantu menjaga dan memperkuat ketauhidan.
  • Menjaga persatuan umat. Tauhid adalah pemersatu umat. Melalui tauhid, umat Islam bersatu dalam mengesakan Allah.

Sebagai kesimpulan bahwa, menanamkan tauhid berarti mengesakan Allah SWT dalam segala hal, baik dalam keyakinan (rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat) maupun dalam tindakan sehari-hari. Tauhid adalah fondasi utama keimanan dan kunci kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dengan menanamkan tauhid secara konsisten, seseorang akan meraih kebahagiaan sejati dan mendapat petunjuk dalam setiap aspek kehidupannya.

(mengutip dari berbagai sumber)

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement