Khazanah
Beranda » Berita » Antara Marah dan Sabar: Belajar dari Rasulullah dalam Kitab Riyadhus Shalihin

Antara Marah dan Sabar: Belajar dari Rasulullah dalam Kitab Riyadhus Shalihin

Seorang Muslim menenangkan diri setelah marah, simbol sabar dan akhlak mulia.
Seorang Muslim mengendalikan amarah dan memilih sabar, menekankan keteladanan Rasulullah dalam mengelola emosi.

Surau.co. Marah dan sabar adalah dua kutub emosi yang selalu hadir dalam kehidupan manusia. Mengelola keduanya menjadi tantangan, terutama di era modern yang penuh tekanan. Islam menekankan pentingnya keseimbangan emosi untuk menjaga akhlak dan hubungan sosial.

Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menekankan bahwa Rasulullah ﷺ adalah teladan dalam mengatur emosi. Beliau mampu menahan amarah, mengekspresikan kekecewaan dengan cara yang bijaksana, dan mengedepankan kesabaran. Dalam kitabnya, Imam Nawawi menulis:

“كُنْ غَيْرَ غَضْبَانٍ فَإِنَّ الرَّسُولَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَلِينَ فِي غَضَبِهِ وَعَفُوًّا”
“Jadilah tidak mudah marah, karena Rasulullah ﷺ lembut dalam amarah dan mudah memaafkan.” (Riyadhus Shalihin, Bab Akhlak Nabi)

Al-Qur’an juga menekankan pentingnya menahan diri dari kemarahan:

“وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ”
“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan orang lain.” (QS. Ali Imran: 134)

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Marah: Naluri atau Ujian?

Marah merupakan reaksi naluriah terhadap ketidakadilan, provokasi, atau frustrasi. Namun, Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa kemarahan harus dikendalikan agar tidak melahirkan perbuatan yang merusak. Imam Nawawi menekankan bahwa marah bukan dosa, tetapi perilaku yang lahir dari marah bisa menjerumuskan seseorang.

Dalam kehidupan sehari-hari, emosi negatif sering muncul secara spontan. Rasulullah ﷺ mengajarkan untuk mengambil jeda, berwudhu, atau menenangkan diri sebelum bereaksi. Hadits beliau:

“إِنَّ الشَّيْطَانَ يَجْرِي مِنَ الْإِنْسَانِ مَجْرَى الدَّمِ فِي الْجَسَدِ”
“Sesungguhnya setan mengalir dalam diri manusia seperti aliran darah dalam tubuh.” (HR. Bukhari & Muslim)

Hadits ini menjadi pengingat bahwa mengendalikan amarah adalah perjuangan melawan pengaruh negatif, termasuk dorongan hawa nafsu.

Sabar: Kekuatan yang Tenang

Sabar bukan sekadar menahan diri dari kemarahan, tetapi juga kemampuan untuk tetap teguh dalam menghadapi ujian. Rasulullah ﷺ menunjukkan ketenangan luar biasa, bahkan ketika disakiti atau difitnah. Imam Nawawi menekankan bahwa sabar adalah kunci keberkahan dan kedamaian hati.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Al-Qur’an menegaskan:

“فَاصْبِرْ صَبْرًا جَمِيلًا”
“Maka bersabarlah dengan sabar yang baik.” (QS. Al-Ma’arij: 5)

Sabar melibatkan pengendalian emosi, penguatan niat, dan pengembangan empati. Anak muda dan dewasa dapat meniru keteladanan ini untuk menghadapi tekanan modern, baik di sekolah, pekerjaan, maupun media sosial.

Strategi Rasulullah dalam Menghadapi Marah

Rasulullah ﷺ menggunakan beberapa strategi untuk menghadapi kemarahan: menarik napas, diam sejenak, mengubah posisi tubuh, atau berwudhu. Imam Nawawi menjelaskan bahwa teknik sederhana ini menunjukkan bahwa pengendalian diri bersifat praktis dan bisa dipelajari.

Selain itu, Rasulullah ﷺ menekankan pentingnya doa sebagai sarana menenangkan hati:

Krisis Keteladanan: Mengapa Kita Rindu Sosok dalam Riyadus Shalihin?

“اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي”
“Ya Allah, tunjukkanlah aku dan luruskanlah langkahku.” (Riyadhus Shalihin)

Doa membantu menyalurkan energi emosional ke arah positif, bukan destruktif.

Marah yang Dikendalikan: Akhlak dalam Aksi

Kemarahan yang dikendalikan justru menunjukkan kematangan akhlak. Rasulullah ﷺ mampu menegur sahabat dengan tegas tanpa menyakiti, membimbing orang yang salah tanpa mencederai hati, dan menegakkan kebenaran dengan kelembutan.

Imam Nawawi menekankan bahwa mengelola marah adalah bentuk jihad kecil, melatih diri untuk selalu memilih akhlak mulia di tengah emosi yang memanas.

Sabar dalam Interaksi Sosial

Sabar bukan hanya soal menghadapi ujian pribadi, tetapi juga menjaga hubungan sosial. Dalam keluarga, pekerjaan, atau komunitas, ketenangan hati dan pengendalian emosi menciptakan lingkungan harmonis. Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa kesabaran adalah cara terbaik membangun komunikasi yang efektif dan mempererat persaudaraan.

Al-Qur’an menegaskan:

“وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَغْضِ”
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesulitan, bencana, dan permusuhan.” (QS. Ali Imran: 146)

Mengajarkan Anak Mengelola Emosi

Mengajarkan anak untuk menahan marah dan bersabar adalah bagian penting pendidikan akhlak. Imam Nawawi menjelaskan bahwa Rasulullah ﷺ selalu mencontohkan pengendalian emosi, sehingga sahabat dan generasi berikutnya dapat meniru sikap beliau.

Praktik sederhana bisa dimulai dari mengenali pemicu marah, mengambil jeda sebelum bereaksi, dan menyalurkan emosi melalui kegiatan positif seperti olahraga, doa, atau berkarya. Anak yang terbiasa mengelola emosi akan memiliki akhlak yang kokoh dan kemampuan sosial yang baik.

Marah, Sabar, dan Keseimbangan Spiritual

Marah dan sabar bukan lawan, tetapi dua sisi keseimbangan spiritual. Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa manusia boleh marah, tapi harus mampu mengalihkan energi itu menjadi tindakan yang bermanfaat dan tetap dalam koridor kebaikan.

Imam Nawawi menekankan bahwa keseimbangan ini menuntun seseorang pada kedamaian hati, kepercayaan diri, dan integritas moral. Anak muda yang meniru keteladanan ini akan lebih siap menghadapi konflik dan tekanan zaman modern.

Penutup: Keteladanan yang Menyejukkan Hati

Mengelola emosi adalah seni yang harus dilatih. Marah dan sabar adalah ujian dan kesempatan untuk menegakkan akhlak. Rasulullah ﷺ menunjukkan bahwa pengendalian emosi bukan kelemahan, tetapi kekuatan spiritual dan moral.

Belajar dari Rasulullah ﷺ, kita memahami bahwa sabar tidak membuat pasif, marah tidak membuat rusak, dan keseimbangan antara keduanya menuntun hati pada kedamaian, akhlak mulia, dan hubungan harmonis dengan sesama.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement