Surau.co. Dalam kehidupan modern, istilah jihad sering kali dipersepsikan sempit sebagai perjuangan fisik. Padahal, Islam menekankan jihad terbesar adalah jihad melawan hawa nafsu, atau jihad an-nafs. Imam Nawawi dalam Riyadhus Shalihin menegaskan bahwa menjaga diri dari godaan hawa nafsu adalah ujian paling berat bagi setiap Muslim. Beliau menulis:
“أَكْبَرُ الْجِهَادِ جِهَادُ النَّفْسِ”
“Jihad yang paling besar adalah jihad melawan diri sendiri.” (Riyadhus Shalihin, Bab Jihad An-Nafs)
Era selfie, media sosial, dan digitalisasi menghadirkan tantangan baru. Kemudahan berbagi foto, pencitraan diri, dan pencarian validasi instan melalui like dan komentar menuntut pengendalian diri ekstra. Banyak orang muda tanpa sadar jatuh ke dalam jebakan narsisme digital, di mana hati lebih terikat pada citra diri daripada nilai spiritual.
Al-Qur’an mengingatkan:
“وَلَا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَهُمْ عَنِ الْحَقِّ”
“Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dari kebenaran.” (QS. Al-Jasiyah: 23)
Ayat ini menegaskan bahwa mengikuti hawa nafsu — termasuk keinginan tampil sempurna di media sosial — dapat mengalihkan seseorang dari jalan yang benar.
Selfie dan Bahaya Hawa Nafsu
Selfie tidak salah secara inheren; namun, ketika niatnya beralih menjadi ajang pamer, narsisme, atau mencari pengakuan sosial, hati mulai terikat pada dunia. Imam Nawawi mengingatkan bahwa pengendalian diri adalah inti dari jihad. Beliau menulis:
“وَأَقْوَى الْمُسْلِمِ مَنْ قَامَ بِأَمْرِ اللَّهِ وَكَفَّ يَدَهُ عَمَّا حَرَّمَ”
“Orang yang paling kuat adalah Muslim yang menegakkan perintah Allah dan menahan tangannya dari yang diharamkan.”
Dalam konteks selfie, jihad diri berarti menahan diri dari godaan berlebihan, seperti obsesi dengan penampilan, likes, atau komentar yang memancing kesombongan hati. Praktik ini menuntut kesadaran diri dan fokus pada niat: apakah media sosial digunakan untuk kebaikan atau sekadar memuaskan ego?
Menjaga Niat di Era Digital
Imam Nawawi menekankan pentingnya niat (niyyah) dalam segala tindakan. Jihad melawan diri sendiri bukan hanya menahan larangan fisik, tetapi juga mengoreksi hati. Dalam era selfie, niat menentukan apakah tindakan kita bernilai atau tidak. Jika tujuan selfie adalah edukasi, dakwah, atau dokumentasi produktif, nilai spiritual tetap bisa dijaga. Namun, bila niatnya sekadar popularitas, hati terjerat oleh dunia.
Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
“إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى”
“Sesungguhnya setiap amal tergantung pada niatnya, dan setiap orang mendapatkan sesuai yang ia niatkan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Hadits ini menegaskan bahwa niat adalah penentu pahala dan kesucian hati, termasuk dalam aktivitas digital.
Strategi Jihad Diri di Era Selfie
Bagaimana praktik jihad an-nafs di dunia modern? Berikut beberapa strategi:
- Evaluasi niat: Setiap sebelum memposting foto, tanyakan diri: untuk apa saya melakukannya? Apakah untuk kebaikan, edukasi, atau hanya untuk pamer?
- Kontrol eksposur diri: Batasi jumlah konten yang dibagikan, hindari obsesi dengan komentar atau like.
- Refleksi diri rutin: Renungkan apakah interaksi di media sosial menambah kualitas spiritual atau justru melemahkan hati.
- Fokus pada konten bermanfaat: Gunakan media sosial untuk dakwah ringan, edukasi, atau inspirasi bagi orang lain.
Imam Nawawi menekankan, jihad terbesar membutuhkan kesadaran penuh dan disiplin: menahan hawa nafsu tidak semudah menahan tangan dari mengambil yang haram, karena godaan duniawi datang melalui hati dan pikiran.
Kekuatan Kontrol Diri
Mengendalikan diri di era selfie tidak berarti menolak kemajuan teknologi, melainkan menempatkannya pada posisi yang benar. Seorang Muslim yang bisa menggunakan media sosial untuk kebaikan, menjaga niat, dan menahan obsesi akan menemukan ketenangan hati. Rasulullah ﷺ bersabda:
“أَفْضَلُ الجِهَادِ مَنْ جَاهَدَ نَفْسَهُ فِي طَاعَةِ اللَّهِ”
“Jihad yang paling utama adalah seseorang yang berjihad melawan dirinya dalam ketaatan kepada Allah.” (Riyadhus Shalihin, Bab Jihad An-Nafs)
Artinya, kekuatan sejati terletak pada hati yang mampu menolak godaan dunia sambil tetap aktif berbuat baik.
Selfie Sebagai Sarana Bukan Tujuan
Media sosial dan selfie bisa menjadi sarana produktif jika niat dijaga. Dokumentasi kegiatan amal, dakwah ringan, atau inspirasi bagi orang lain justru menjadi bentuk jihad digital. Tantangan muncul ketika fokus bergeser dari niat ke pencitraan atau validasi sosial. Di sinilah jihad an-nafs diuji: mengarahkan hati agar tetap fokus pada Allah, bukan pujian manusia.
Al-Qur’an menegaskan pentingnya pengendalian diri:
“وَالسَّابِقُونَ فِي الْخَيْرَاتِ أُوْلَئِكَ لَهُمْ عَفْوٌ وَأَجْرٌ عَظِيمٌ”
“Orang-orang yang berlomba dalam kebaikan, mereka mendapat ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-Baqarah: 148)
Selfie yang diarahkan untuk kebaikan menjadi bagian dari kompetisi amal dan mendekatkan diri pada pahala Allah.
Mengatasi Narsisme Digital
Narsisme digital adalah jebakan utama era selfie. Obsesi dengan penampilan atau popularitas bisa memicu kesombongan hati. Imam Nawawi menekankan kesadaran diri sebagai kunci jihad an-nafs. Praktik sederhana seperti menahan diri dari komentar berlebihan, menolak pamer materi, dan memprioritaskan ibadah dapat membantu menjaga hati tetap bersih.
Seorang Muslim yang mampu mengelola keinginan ini akan memiliki kekuatan spiritual yang sejati: dunia tetap bisa dinikmati, tapi hati tidak tergadai.
Penutup: Jihad Diri, Jalan Menuju Kedamaian Hati
Jihad melawan diri sendiri adalah tantangan abadi, terlebih di era selfie dan media sosial. Kitab Riyadhus Shalihin mengingatkan bahwa kekuatan sejati bukan dari dominasi dunia, melainkan dari hati yang mampu menahan hawa nafsu. Selfie, media sosial, dan teknologi modern bukan musuh; yang menjadi ujian adalah niat dan pengendalian diri.
Seorang Muslim yang menata niat, menjaga hati, dan menggunakan media sosial untuk kebaikan, sedang menempuh jihad terbesar: mengalahkan ego dan hawa nafsu. Dunia tetap indah, teknologi tetap ada, namun hati tetap tenang, fokus pada Allah, dan teguh dalam kebaikan.
*Gerwin Satria N
Pegiat literasi Iqro’ University Blitar
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
