Bulan suci Ramadan adalah momen yang paling ditunggu oleh umat Islam di seluruh dunia. Antusiasme menyambut kedatangannya tidak pernah surut, bahkan semakin bertambah setiap tahun. Namun, kesiapan spiritual dan fisik seringkali menjadi tantangan tersendiri. Bagaimana kita bisa memaksimalkan ibadah di bulan yang penuh rahmat itu? Jawabannya terletak pada pembiasaan diri melalui puasa sunnah, bahkan sejak bulan Rabiul Awal. Ini adalah strategi cerdas untuk membangun fondasi keimanan dan ketahanan tubuh yang kuat.
Kenapa Memulai Sejak Rabiul Awal?
Rabiul Awal seringkali dikenal sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak ada perintah khusus untuk puasa di bulan ini, menjadikannya sebagai awal dari rutinitas puasa sunnah memiliki hikmah besar. Ini adalah cara proaktif untuk melatih diri dan mempersiapkan fisik serta mental menjelang Ramadan. Anggap saja ini sebagai “pemanasan” spiritual yang akan membuat kita lebih siap menghadapi ibadah puasa wajib yang lebih panjang dan menantang.
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 183: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” Ayat ini menekankan tujuan utama puasa, yaitu mencapai ketakwaan. Membiasakan puasa sunnah secara bertahap membantu kita meningkatkan level ketakwaan secara konsisten.
Berbagai Jenis Puasa Sunnah yang Bisa Kita Amalkan
Ada berbagai jenis puasa sunnah yang dapat kita lakukan untuk membiasakan diri:
-
Puasa Senin dan Kamis: Rasulullah SAW senantiasa mengamalkan puasa pada dua hari ini. Beliau bersabda, “Amal perbuatan manusia diperiksa pada setiap hari Senin dan Kamis. Maka aku suka jika amal perbuatanku diperiksa sewaktu aku berpuasa.” (HR. Tirmidzi). Mengamalkan puasa Senin Kamis secara rutin sejak Rabiul Awal akan membentuk disiplin diri yang luar biasa.
-
Puasa Ayyamul Bidh: Puasa tiga hari di pertengahan bulan Hijriyah, yaitu tanggal 13, 14, dan 15. Puasa ini memiliki keutamaan seperti puasa sepanjang tahun jika dilakukan secara konsisten. Rasulullah SAW bersabda, “Puasa tiga hari setiap bulan adalah puasa sepanjang masa.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah kesempatan emas untuk melipatgandakan pahala.
-
Puasa Tarwiyah dan Arafah (Dzulhijjah): Meskipun Dzulhijjah masih jauh, mengingatnya sebagai bagian dari kalender puasa sunnah menunjukkan komitmen jangka panjang. Puasa Arafah khususnya, dapat menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.
-
Puasa Tasu’a dan Asyura (Muharram): Bulan Muharram adalah bulan awal tahun Hijriyah yang memiliki banyak keutamaan, termasuk puasa Asyura yang menghapus dosa setahun yang lalu. Nabi Muhammad SAW juga menganjurkan puasa Tasu’a sebagai pelengkap.
-
Memperbanyak Puasa di Bulan Sya’ban: Sebelum Ramadan, bulan Sya’ban adalah waktu yang sangat dianjurkan untuk memperbanyak puasa sunnah. Aisyah RA pernah berkata, “Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa dalam sebulan lebih banyak daripada bulan Sya’ban.” Ini adalah persiapan puncak menuju Ramadan.
Manfaat Luar Biasa Membiasakan Puasa Sunnah
Membiasakan puasa sunnah menawarkan banyak manfaat, baik secara spiritual maupun fisik:
-
Peningkatan Kualitas Ibadah Ramadan: Tubuh dan jiwa akan lebih siap menghadapi puasa wajib, tarawih, qiyamul lail, dan tadarus Al-Qur’an. Kita tidak akan merasa kaget atau cepat lelah.
-
Melatih Kesabaran dan Disiplin: Puasa mengajarkan kita menahan hawa nafsu dan melatih kesabaran, keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari.
-
Detoksifikasi Tubuh: Puasa memberikan waktu bagi sistem pencernaan untuk beristirahat dan meregenerasi sel, meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
-
Pembersihan Dosa: Setiap ibadah puasa sunnah berpotensi menghapus dosa-dosa kecil yang telah kita perbuat.
-
Meningkatkan Kedekatan dengan Allah: Dengan berpuasa, kita merasakan kepedihan orang yang kekurangan, memupuk empati, dan meningkatkan rasa syukur kepada Allah SWT.
-
Memperoleh Cinta Allah: Allah SWT mencintai hamba-Nya yang berpuasa dan menjanjikan pahala yang besar.
Memperbanyak Doa Agar Dipertemukan dengan Ramadan
Selain membiasakan puasa, kita juga perlu memperbanyak doa agar Allah SWT mempertemukan kita dengan bulan Ramadan. Para sahabat dan ulama salaf terdahulu biasa berdoa enam bulan sebelumnya agar dipertemukan dengan Ramadan. Ketika Ramadan tiba, mereka berdoa enam bulan berikutnya agar amal ibadah mereka diterima.
Salah satu doa yang bisa kita panjatkan adalah: “Allahumma ballighna Ramadan.” (Ya Allah, sampaikanlah kami kepada Ramadan). Doa ini mencerminkan kerinduan dan harapan kita untuk dapat merasakan kembali berkah dan rahmat di bulan suci tersebut. Kita memohon kesehatan, kekuatan iman, dan kesempatan untuk beribadah secara maksimal.
Jangan menunggu hingga mendekati Ramadan untuk memulai persiapan. Rabiul Awal adalah waktu yang tepat untuk menanamkan kebiasaan puasa sunnah. Ini adalah investasi jangka panjang untuk kehidupan spiritual kita. Dengan tekad yang kuat dan konsistensi, kita dapat menjadikan setiap puasa sunnah sebagai langkah kecil yang membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT dan mempersiapkan diri menyambut bulan Ramadan yang penuh ampunan. Mari jadikan setiap bulan sebagai kesempatan untuk meningkatkan ibadah dan kualitas diri kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
