Khazanah
Beranda » Berita » Kekuatan Sabar: Jalan Fitrah Untuk Ketenangan Jiwa dan Kesehatan Mental

Kekuatan Sabar: Jalan Fitrah Untuk Ketenangan Jiwa dan Kesehatan Mental

Ilustrasi jika emosi tidak dapat dikendalikan dengan baik.
Ilustrasi jika emosi tidak dapat dikendalikan dengan baik.

SURAU.CO-Seseorang yang memiliki sikap sabar dalam melaksanakan segala perintah Allah akan memperoleh ketenangan hidup. Pada dasarnya, manusia memiliki fitrah yang apabila tidak ia laksanakan, akan menimbulkan ketidaktenangan jiwa. Allah telah memberikan fitrah kepada manusia berupa kebaikan, tetapi hidup di dunia ini memberikan dua pilihan. Apakah manusia akan tetap mengikuti fitrahnya atau menuju jalan lain, yaitu jalan kesesatan yang tidak diridai Allah Ta’ala. Salah satunya adalah kesabaran. Kesabaran adalah kehendak Sang Pencipta dan merupakan fitrah manusia. Namun, karena manusia diberi dua pilihan tersebut, mereka akan memilih apakah bisa menerapkan sabar atau tidak.

Pengaruh sikap sabar dalam hidup

Orang-orang yang memiliki kesabaran akan sangat memengaruhi hidupnya. Allah menjanjikan kesuksesan dunia dan akhirat kepada orang-orang yang sabar. Secara faktual, perilaku orang-orang yang sabar dalam menghadapi semua ujian dan cobaan hidup akan selalu bersikap tenang dan tidak mengalami kegelisahan berlebihan, karena mereka yakin bahwa dengan bersabar, Allah pasti akan membantu segala kesulitannya.

Sebaliknya, orang-orang yang dalam hidupnya tidak menerapkan kesabaran, perilakunya akan dipenuhi kegelisahan. Segala yang mereka kerjakan akan terasa berat dan cobaan-cobaan yang Allah berikan kepada mereka pun akan terasa sangat menyulitkan, sehingga mereka tidak menerima cobaan-cobaan itu dan lebih banyak mengeluh.

Sabar kendali emosi

Orang-orang yang sabar pasti dapat mengendalikan emosinya, karena pengendalian emosi termasuk ciri sifat sabar. Perlu kita ketahui bahwa emosi bukan hanya berkaitan dengan kemarahan, tetapi juga emosi lain seperti sifat terburu-buru, kesedihan yang berlebihan, dan lain-lain.

Manusia sebagai kesatuan jiwa dan raga yang bersifat organis menunjukkan bahwa terjadinya fluktuasi emosional akan memengaruhi kestabilan tingkah laku (psychological stability). Terdapat korelasi positif antara gejala emotional instability dengan psychological instability.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Pengaruh fluktuasi emosi

Setiap manusia pasti pernah mengalami gangguan emosional karena mengalami perasaan negatif, seperti kecewa, takut, bingung, marah, dan sebagainya. Gangguan emosional ini akan menimbulkan fluktuasi emosional. Apabila frekuensi terjadinya gangguan emosional negatif meningkat, maka fluktuasi emosional juga akan meningkat. Hal ini akan mengakibatkan individu yang bersangkutan mengalami ”emotional instability” atau ketidakstabilan emosional.

Fluktuasi emosional akan berpengaruh terhadap proses fisiologis. Hal ini dapat diukur dari perubahan denyut jantung, ketegangan otot, frekuensi pernapasan yang menjadi tidak teratur, dan sebagainya. Jelas, keadaan seperti ini akan memengaruhi kinerja fisik secara keseluruhan, sehingga kinerja individu yang bersangkutan akan terganggu. Selain memengaruhi kinerja individu, fluktuasi emosional juga akan memengaruhi atau menurunkan kualitas kerja kejiwaannya.

Fluktuasi emosional  bukan hanya memengaruhi kesehatan/kebugaran jasmani, tetapi juga dapat menimbulkan gangguan emosional, seperti stres. Jika tidak diatasi, hal ini akan memengaruhi perkembangan fisik dan mentalnya.

Teori emosi

Teori emosi yang cukup terkenal yakni dariHarvey Carr, yang mengemukakan Teori Penyesuaian Organis. Emosi timbul karena badan ingin menyesuaikan diri menghadapi keadaan tertentu. Contohnya: emosi marah timbul karena dipukul orang, sehingga denyut jantung meningkat, pernapasan bertambah cepat, dan sebagainya. Namun, tidak semua gejala emosional selalu berkaitan dengan peristiwa jasmaniah, misalnya rasa bahagia atau rasa susah yang berkepanjangan.

Indikator penting kesehatan jiwa antara lain adalah kemampuan individu dalam menanggung beban hidup. Seseorang yang memiliki teguh hati dalam menghadapi krisis dan segala himpitan, serta sabar terhadap segala rintangan dan cobaan, berarti ia berani dan tidak putus asa. Seseorang yang menghadapi berbagai masalah, musibah, dan situasi sulit dengan penuh kesabaran dan keteguhan hati menunjukkan bahwa kepribadian orang tersebut stabil. Orang seperti ini akan mudah merasakan nikmat kesehatan jiwa.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Seorang muslim tentunya perlu terus memupuk sikap sabar dalam segala cobaan dan rintangan hidup, serta bersikap pasrah kepada setiap ketentuan Allah Ta’ala. Sebab, segala cobaan sesungguhnya menyimpan hikmah yang teramat dalam dan juga menyimpan potensi kebaikan bagi seorang muslim yang mau bersabar. Allah Ta’ala akan menghapus dosa orang yang bersabar dan menambah kebaikan pahala baginya.(St.Diyar)

Referensi : Muhammad Harfin Zuhdi, Hadis-Hadis Psikologi, 2019.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement