Ibadah
Beranda » Berita » Beribadahlah Hanya Kepada Allah dan Berbuat Baiklah Kepada Semua Orang

Beribadahlah Hanya Kepada Allah dan Berbuat Baiklah Kepada Semua Orang

Beribadahlah Hanya Kepada Allah dan Berbuat Baiklah Kepada Semua Orang
Beribadahlah Hanya Kepada Allah dan Berbuat Baiklah Kepada Semua Orang

 

SURAU.CO – Fawaid Pagi Hari Ini. Alloh subhanahu wa ta’ala berfirman :

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا ۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنْبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا

“Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun !

Dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu (budakmu).

Hati-hatilah Dengan Pujian Karena Bisa Membuatmu Terlena Dan Lupa Diri

Sesungguhnya Alloh tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.” (QS An-Nisā’ : 36)

Tafsir Ringkas

Ayat ini menggabungkan dua pokok besar agama Islam ini, yaitu :

  1. Hak Alloh : Yakni menyembah atau beribadah kepada-Nya semata, tanpa berbuat syirik (menyekutukan Alloh dalam beribadah).

Inilah inti dari ajaran tauhid, dan ini pula fondasi semua amalan.

Jika kita berbuat baik kepada sesama manusia, tetapi tidak di dasari Aqidah Tauhid yang benar, maka amal ibadah kita bisa sia-sia.

Kitab Minhajul Abidin

  1. Hak sesama makhluk :

Setelah perintah tauhid, Alloh ta’ala memerintahkan agar berbuat ihsan (berbuat baik) kepada :

a. Kedua orang tua, yakni dengan taat, hormat, dan membantu mereka.

b. Kerabat (saudara dekat), yakni dengan menyambung hubungan silaturahmi dan perhatian terhadap mereka.

c. Anak-anak yatim dan orang miskin, yaitu dengan kasih sayang terhadap mereka dan memberikan bantuan kepada mereka.

d. Tetangga yang dekat dan yang jauh, yaitu dengan tidak menyakiti, menolong, dan menghormati mereka.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

e. Teman-teman sejawat, yaitu teman-teman dalam perjalanan/pergaulan, dalam pekerjaan, atau dalam kehidupan sehari-hari.

f. Ibnu sabil (musafir), khususnya musafir yang kehabisan bekal dalam perjalanan.

g. Hamba sahaya atau budak, atau pekerja di rumah kita, yakni dengan memperlakukan mereka dengan adil dan manusiawi. Dan lain-lain.

Setelah itu, Alloh ta’ala menutup ayat ini dengan larangan dari sifat sombong dan membanggakan diri, karena keduanya menghalangi seseorang dari berbuat baik kepada sesama makhluk, dan dari berbuat taat kepada Alloh!.

Faedah dan Pelajaran dari ayat yang mulia ini

  1. Bahwa Tauhid itu adalah pondasi seluruh amalan.

Sebelum Alloh ta’ala menyebutkan hak-hak makhluk, Alloh ta’ala memulai dengan perintah agar beribadah kepada-Nya (mentauhidkan-Nya dalam beribadah).

Karena suatu amalan, hanyalah akan diterima dan diberi pahala oleh Alloh, jika didasari dengan keikhlasan ibadah hanya kepada Alloh ta’ala, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.

Amalan sholih sebanyak apapun, jika tetap berbuat syirik dalam beribadah, maka amalannya akan menjadi sia-sia.

  1. Bahwa agama Islam ini mengajarkan keseimbangan, antara hak Alloh dan hak manusia.

Artinya, hak keduanya harus berjalan dengan baik dan benar.

Hak Alloh itu adalah, Alloh itu disembah/dibadahi, dan tidak boleh disekutukan dengan yang lainnya. Alloh ta’ala itu ditaati perintah-perintah-Nya, dan dijauhi larangan-larangan-Nya.

Adapun hak makhluk, adalah dengan kita berbuat baik kepada mereka semampu kita.

Intinya, orang-orang yang benar-benar bertauhid dengan benar, pasti juga mempunyai akhlak yang baik kepada sesama manusia. Wallohu a’lamu bis showwab.

  1. Bahwa berbakti kepada orang tua itu adalah kewajiban yang terbesar setelah kewajiban bertauhid (mengesakan Allah dalam beribadah).

Karena itulah, jika seseorang itu berbuat durhaka kepada kedua orang tuanya atau salah satunya yang masih hidup, sungguh dia telah terjatuh kepada dosa yang sangat besar.

  1. Bahwa bersikap sosial, dengan memperhatikan  terhadap kebutuhan kerabat dekat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan tetangga yang membutuhkan bantuan, adalah tanda keimanan yang sempurna pada diri seseorang.

  2. Bahwa tetangga itu memiliki hak yang sangat besar, baik yang dekat maupun yang jauh, khususnya dalam hal kekerabatan/persaudaraan sesama Muslim.

  3. Akhlak yang baik kepada semua golongan umat manusia seperti yang tersebut dalam ayat yang mulia itu, menunjukkan betapa agungnya keindahan agama Islam.

  4. Bahwa sombong dan merasa diri lebih tinggi daripada yang lainnya adalah sifat yang dibenci oleh Alloh ta’ala, dan merupakan perusak amal-amal kebaikan.

Demikianlah pelajaran yang ringkas ini, semoga bermanfaat untuk kita semuanya. Nas-alulloha At-Taufiq wal Istiqomah. Surabaya, Ahad pagi yg sejuk, 27 Robi’ul Akhir 1447 H / 19 Oktober 2025 M. Akhukum fillah, *Abu Abdirrohman Yoyok WN Sby, Semoga bermanfaat bagi kita semuanya. (Armi Daily)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement