SURAU.CO – Saudaraku yang dirahmati Allah. Pernahkah kita membayangkan betapa besar keutamaannya jika kita mampu tidak tertinggal takbiratul ihram bersama imam selama 40 hari berturut-turut? Amal yang tampak sederhana ini ternyata mengandung janji luar biasa dari Rasulullah ﷺ — terbebas dari dua hal besar: siksa neraka dan sifat kemunafikan.
Sebagaimana sabda beliau ﷺ dalam hadits riwayat At-Tirmidzi (no. 241):
> “Siapa yang melaksanakan shalat karena Allah selama empat puluh hari secara berjamaah, ia tidak luput dari takbiratul ihram bersama imam, maka ia akan dicatat terbebas dari dua hal: terbebas dari siksa neraka dan terbebas dari kemunafikan.”
Makna Takbiratul Ihram Bersama Imam
Takbiratul ihram adalah pembuka shalat, kalimat pengagungan kepada Allah — Allahu Akbar. Ketika seorang hamba mampu melafalkannya bersamaan dengan imam, berarti ia hadir di awal waktu, menyiapkan diri dengan hati yang tunduk, bukan tergesa-gesa.
Inilah tanda kesungguhan dalam beribadah, bukan sekadar rutinitas. Ia datang bukan karena kewajiban semata, tapi karena cinta dan kerinduan pada Allah.
Empat Puluh Hari: Simbol Keteguhan dan Istiqamah
Empat puluh hari bukan angka biasa. Dalam banyak ayat dan kisah, angka 40 melambangkan proses pematangan jiwa:
Nabi Musa a.s. bermunajat di Bukit Thur selama 40 malam.
Rasulullah ﷺ menerima wahyu pertama pada usia 40 tahun.
Jiwa manusia diuji dalam waktu 40 hari untuk meneguhkan ketulusan.
Begitu pula bagi orang yang menjaga shalat berjamaah 40 hari tanpa tertinggal takbiratul ihram, ia sedang menempuh latihan spiritual untuk membentuk disiplin, kebersihan niat, dan cinta terhadap rumah Allah.
Keutamaan yang Tak Tertandingi
Rasulullah ﷺ tidak pernah mengaitkan pahala besar dengan hal yang ringan. Maka ketika beliau menjanjikan dua pembebasan besar — terbebas dari neraka dan kemunafikan — artinya amal ini amat berat dan bernilai tinggi.
Bayangkan. Setiap subuh, zuhur, asar, maghrib, dan isya kita hadir tepat waktu, menunggu imam, bukan ditunggu imam.
Kita melawan kantuk, cuaca, kesibukan, bahkan godaan dunia.
Kita datang dengan tekad: “Aku ingin bertemu Allah lebih dulu daripada yang lain.”
Bebas dari Siksa Neraka
Siapa yang hatinya selalu terpaut pada masjid, jiwanya senantiasa diisi dengan dzikir dan shalat berjamaah, maka Allah jauhkan dia dari neraka. Karena neraka adalah tempat bagi orang yang lalai, sementara orang yang menjaga takbiratul ihram adalah orang yang selalu mengingat Allah di awal waktu.
Allah berfirman:
> “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.” (QS. Al-‘Ankabut: 45)
Jika seseorang menjaga shalat berjamaahnya selama 40 hari penuh, niscaya shalat itu akan melindunginya dari maksiat dan meneguhkan taqwa dalam dirinya.
Terbebas dari Sifat Munafik
Rasulullah ﷺ bersabda, bahwa shalat Isya dan Subuh berjamaah adalah yang paling berat bagi orang munafik. Mereka tidak sanggup datang kecuali karena riya atau keterpaksaan.
Namun siapa yang setiap hari hadir di awal waktu, bersama imam, berarti iman telah menundukkan nafsunya.
Ia tidak lagi beribadah karena manusia, melainkan karena Allah semata.
Tantangan di Era Modern
Di zaman sibuk seperti sekarang, menjaga takbiratul ihram 40 hari terasa sulit.
Jam kerja padat, lalu lintas macet, atau rasa malas yang menumpuk sering jadi alasan.
Namun justru di sinilah ujian keikhlasan.
Allah ingin melihat siapa yang sanggup menundukkan dunia demi satu kalimat: Allahu Akbar.
Saudaraku.
Jika ada orang yang mampu menjaga pola makan 40 hari demi kesehatan,
atau menjaga konsistensi olahraga demi tubuh ideal,
maka mengapa kita tidak sanggup menjaga shalat berjamaah 40 hari demi keselamatan akhirat?
Langkah Praktis untuk Mencapainya
Niat yang kuat: tanamkan tekad karena Allah, bukan karena ingin dipuji.
Disiplin waktu: azan adalah tanda bergerak, bukan tanda menunda.
Pilih teman baik: lingkungan masjid membangun semangat berjamaah.
Catat dan pantau: buat jadwal 40 hari untuk mengukur konsistensi.
Berdoa: minta kepada Allah agar diberi taufik menjaga langkah menuju masjid.
Masjid: Rumah Kedamaian dan Bukti Cinta
Setiap langkah ke masjid adalah pahala. Setiap takbir bersama imam adalah saksi keimanan.
Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Berilah kabar gembira bagi orang yang berjalan ke masjid dalam kegelapan, bahwa mereka akan memperoleh cahaya yang sempurna pada hari kiamat.” (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi)
Subhanallah. bayangkan, di hari ketika banyak manusia diliputi gelapnya dosa, mereka yang menjaga shalat berjamaah akan mendapat cahaya di wajahnya, karena ia telah menempuh jalan menuju Allah setiap hari.
Jadikan Target Hidup: 40 Hari Menuju Kebebasan Jiwa
Mari jadikan ini tantangan iman pribadi:
40 hari tak ketinggalan takbiratul ihram bersama imam.
40 hari menjaga hati tetap hadir di rumah Allah.
40 hari membersihkan jiwa dari kemalasan dan kemunafikan.
Insya Allah, setelah 40 hari itu, hati kita akan berubah.
Shalat bukan lagi beban, tapi kebutuhan.
Masjid bukan lagi tempat singgah, tapi tempat rindu.
Dan Allah menjadi tujuan di setiap langkah.
Penutup
Saudaraku. mari mulai hari ini.
Jangan tunda kebaikan, karena kita tak tahu berapa hari lagi umur tersisa.
Biarlah dunia sibuk dengan urusannya, tapi hati kita sibuk menanti panggilan Allah.
Jika mampu menjaga takbiratul ihram bersama imam 40 hari, semoga kita pun terjaga di hari ketika seluruh amal diperlihatkan.
Allahumma a’inna ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibadatika.
Ya Allah, tolong kami untuk mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah sebaik-baiknya kepada-Mu.
“Barangsiapa memulai hari dengan niat shalat berjamaah, maka ia telah memulai hari dengan cinta kepada Allah.” (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
