SURAU.CO-Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abu Bakar bin Muhammad bin Sabiquddin Abu Bakar bin Utsman ibnu Muhammad bin Khidhir bin Ayyub bin Muhammad bin asy-Syekh Hamamuddin al-Khudhairi as-Suyuthi asy-Syafi’i. Ia lahir di Kairo setelah maghrib, pada malam Ahad, awal Rajab 849 H.
Pada usia lima tahun, ia sudah menjadi anak yatim, namun saat itu ia telah hafal Al-Qur’an hingga Surah At-Tahrim.
Otak yang cerdas sedari kecil
Selanjutnya, al-Kamal bin Hummam mengasuh Jalaluddin as-Suyuthi dengan penuh perhatian hingga ia hafal Al-Qur’an dengan sempurna. Selain itu, ia juga menghafal beberapa kitab, antara lain ‘Umdah al-Ahkam, Al-Minhaj karya an-Nawawi, Alfiyah Ibnu Malik, dan Minhaj al-Baidhawi. Ia juga berguru kepada Syamsuddin Muhammad bin Musa al-Hanafi (pemimpin Perguruan asy-Syaikhuniyah), Fakhruddin Utsman al-Muqsi, Ibnu Yusuf, Ibnu al-Qalani, dan ulama besar lainnya.
Jalaluddin as-Suyuthi akhirnya terkenal sebagai imam terkemuka dalam banyak bidang ilmu pengetahuan. Ia terkenal sebagai mufasir (ahli tafsir), muhaddis (ahli hadis), faqih (ahli fikih), nahwi (ahli nahwu), dan balaghi (ahli ilmu balaghah/sastra).
Menjadi guru dan mufti
Pada usia empat puluh, Jalaluddin as-Suyuthi meninggalkan aktivitasnya sebagai guru dan mufti untuk mengasingkan diri dari masyarakat. Ia menyendiri dalam rumahnya yang terletak di tepi Masjid Qaytbey atau dekat istana Amir Muhammad Ali yang sekarang.
Selama dalam “persembunyiannya”, Jalaluddin as-Suyuthi menulis banyak buku. Orang-orang kaya dan pembesar negara banyak yang mengunjunginya untuk menawarkan bantuan keuangan atau hadiah, tetapi Jalaluddin as-Suyuthi menolaknya. Ia bahkan sering menolak menghadiri undangan Sultan. Ia memang sangat berhati-hati dan asketis (zuhd). Ia menghabiskan hari-harinya, baik siang maupun malam, untuk membaca dan mengarang.
Jalaluddin as-Suyuthi : hafal 200 ribu hadis
Diberitakan bahwa jumlah karya Jalaluddin as-Suyuthi mencapai lebih dari lima ratus. Ketekunan dan kesabarannya memang luar biasa. Muridnya, ad-Dawudi, mengatakan, “Aku sering melihat sendiri Syekh as-Suyuthi, setiap hari beliau menulis tidak kurang dari tiga kuras (lembar), baik berupa karangan maupun koreksi buku. Selain dari itu, beliau juga meng-imla’ (mendiktekan) hadis dan menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya. Beliau adalah orang paling pandai pada masanya, sangat memahami hadis dan ilmu hadis: rijal al-hadits (para perawi), matan, sanad (transmisi), dan kesimpulan hukum.”
Jalaluddin as-Suyuthi sendiri mengaku hafal dua ratus ribu hadis. Katanya, “Andai kata saya menemukan lebih banyak dari itu, niscaya aku hafal, tetapi saya kira tidak ada lagi.”
Warisan intelektual
Sejumlah besar karya Jalaluddin as-Suyuthi yang sudah dicetak antara lain sebagai berikut: Al-Itqan fi ‘Ulum al-Qur’an, Itmam ad-Dirayah li Qurra’ an-Nuqayah, Al-Asybah wa an-Nazhair (Nahwu), Al-Asybah wa an-Nazhair (Kaidah Fikih), Alfiyah (Ilmu Hadis), Al-Iqtirah fi ‘Ilm Ushul an-Nahwi, Bughyah al-Wi’ah fi Thabaqat an-Nuhat (Biografi Para Tokoh Ahli Nahwu), Tarikh al-Khulafa’ (Sejarah Para Khalifah), Tabyidh ash-Shahifah fi Manaqib Abi Hanifah (Biografi Abu Hanifah), Tadrib ar-Rawi fi Syarh Taqrib an-Nawawi (Ilmu Hadis), Tazyin al-Mamalik bi Manaqib al-Imam Malik (Biografi Imam Malik bin Anas), Ta’qibat ‘ala Maudhu’at Ibnu al-Jauzi, Tafsir al-Jalalain.
Lalu beliau mengarang Al-Jami’ ash-Shaghir fi Hadits al-Basyir an-Nadzir (Kumpulan Hadis Nabi), Husn al-Muhadharah fi Akhbar Misr wa al-Qahirah (Sejarah Mesir dan Kairo), Al-Khashaish al-Kubra, Al-Badr al-Mantsur fi at-Tafsir bi al-Ma’tsur, Ham’ al-Hawami’ Syarh Jam’ al-Jawami’ (Nahwu), Al-Muz-hir, Syarh Syawahid Mughni al-Labibi (Nahwu), Asy-Syamarikh fi ‘Ilm at-Tarikh (Ilmu Sejarah), Thabaqat al-Mufassirin (Biografi Para Ahli Tafsir), Mutasyabih al-Qur’an, Manahil ash-Shafa fi Takhrij al-Ahadits al-Syifa, Muqhamat al-Aqran fi Mubhamat al-Qur’an, Jazil al-Mawahib fi Ikhtilaf al-Madzahib (Ushul Fikih).
Jalaluddin as-Suyuthi wafat malam Jumat, 19 Jumadil Ula 911 H, saat berada di rumahnya, Raudhah al-Miqyas, setelah sakit selama tujuh hari akibat pembengkakan pada lengan kirinya. Jenazahnya mereka makamkan di Hausy Qaushun di luar Bab al-Qarafah, Mesir.(St.Diyar)
Referensi : Abdullah Musthafa Al-Maraghi, Ensiklopedia Lengkap Ulama Ushul Fiqh Sepanjang Masa, 2020.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
