SURAU.CO – Abu Thalhah al-Anshari termasuk sahabat Rasulullah yang dermawan dan agenda. Ia dikenal sangat mencintai Rasulullah dan selalu siap membantu beliau dalam segala hal. Di antara harta yang paling ia sayangi adalah seekor kuda bernama Al Mandub, yang dikenal karena kecepatannya luar biasa dan ketahanannya di medan yang sulit.
Kuda ini menjadi kebanggaan Abu Thalhah. Ia sering menungganginya dalam berbagai pertempuran dan perjalanan penting. Namun, cinta Abu Thalhah kepada Rasulullah jauh lebih besar daripada kecintaannya kepada kuda itu. Karena itulah, ketika Rasulullah hendak menungganginya, ia dengan senang hati meminjamkan Al Mandub tanpa sedikit pun keraguan.
Kegaduhan di Madinah dan Keberanian Rasulullah
Suatu malam, penduduk Madinah dikejutkan oleh suara keras dari arah luar kota. Suara itu terdengar menakutkan, seolah ada serangan yang tiba-tiba. Warga segera bersiap untuk memeriksa sumber suara itu, namun sebelum mereka sempat keluar, seseorang sudah lebih dulu melesat ke arah kegaduhan tersebut. Orang itu tidak lain adalah Rasulullah Muhammad saw. sendiri.
Dia segera meminjam kuda milik Abu Thalhah, yaitu Al Mandub, dan langsung berangkat tanpa menunggu siapa pun. Dalam kegelapan malam, dia berlari menembus angin dengan kuda itu untuk memastikan keadaan Madinah aman. Setelah memastikan tidak ada bahaya, ia kembali dengan tenang.
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata:
“Rasulullah saw. adalah orang yang paling baik, paling berani, dan paling dermawan. Suatu malam penduduk Madinah dikejutkan oleh suara keras. Mereka keluar untuk mencari tahu, namun Rasulullah telah mendahului mereka. Dia menunggang kuda milik Abu Thalhah yang bernama Al Mandub. Dia kembali, dia berkata, ‘Kalian tidak perlu takut, kalian tidak perlu takut. Aku telah tiba, dan kudaku ini sungguh cepat seperti ombak (laut) yang terjadi.’” (HR. al-Bukhari Muslim)
Dalam riwayat ini, Rasulullah tidak hanya menunjukkan keberaniannya, tetapi juga memberikan pujian luar biasa terhadap kuda Al Mandub yang mampu berlari secepat ombak. Ucapan beliau, “Lakad wajadnahu bahran” (“Sungguh, kami mendapati kuda ini seperti lautan”) menjadi ungkapan simbolik atas kecepatan dan kekuatan.
Kecepatan Seperti Ombak yang Menggulung Lautan
Ungkapan Rasulullah saw. tentang kecepatan Al Mandub menunjukkan betapa luar biasanya kuda tersebut. Ombak di lautan dikenal tak terbendung dan kuat—itulah perumamaan yang digunakan Nabi untuk menggambarkan laju Al Mandub.
Ketika Rasulullah kembali ke Madinah, para sahabat baru saja bersiap untuk berangkat menuju arah suara. Namun, beliau telah kembali dan menenangkan mereka dengan kalimat, “Kalian tidak perlu takut.” Betapa sigap dan cepatnya beliau dalam bertindak! Hal ini sekaligus mencerminkan sifat keberanian dan kepemimpinan sejati dari Rasulullah saw.—pemimpin yang tidak menunggu orang lain, tetapi bergerak terlebih dahulu untuk memastikan keselamatan umatnya.
Kuda: Simbol Keberanian
Dalam ajaran Islam, kuda memiliki kedudukan istimewa. Rasulullah saw. pernah bersabda, “Pada ubun-ubun kuda terdapat keberkahan sampai hari berhenti.” (HR. al-Bukhari dan Muslim). Hewan ini menjadi simbol kekuatan, keteguhan, dan semangat juang.
Kuda seperti Al Mandub bukan hanya alat transportasi, tetapi juga saksi sejarah perjuangan Nabi dan para sahabat. Di atas punggung kuda, Islam menyebar ke berbagai penjuru, dan di atas kuda pula banyak peristiwa besar tercipta.
Kisah Al Mandub , kuda milik Abu Thalhah, adalah kisah tentang keberanian Nabi Muhammad, keikhlasan sahabat, dan keberkahan yang menyertai perjuangan. Rasulullah tidak hanya menunggangi Al Mandub sebagai kendaraan, tetapi juga menjadi bagian dari teladan tentang kesiapan dan ketegasan dalam bertindak.
Ketika Nabi menggambarkan kuda itu “seperti ombak yang menggulung,” dia tidak hanya memuji kecepatannya, tetapi juga mengajarkan bahwa dalam menghadapi tantangan hidup, seorang mukmin harus segera dan setegas itu dalam menanggapi kebenaran.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
