Kisah
Beranda » Berita » Kisah Serigala yang Mengakui Kenabian Nabi Muhammad SAW

Kisah Serigala yang Mengakui Kenabian Nabi Muhammad SAW

Kisah Serigala yang Mengakui Kenabian Nabi Muhammad SAW
Ilustrasi Serigal (Foto: Google)

SURAU.CO – Rasulullah Muhammad saw adalah nabi terakhir yang Allah swt. utus untuk membawa rahmat bagi seluruh alam. Sebagai penutup para nabi, Allah menganugerahkan kepada beliau banyak mukjizat yang membuktikan kebenaran risalahnya. Namun, pada masa awal kenabiannya, banyak orang kafir yang justru menolak dan memusuhi beliau. Mereka menganggap ajaran yang Nabi sampaikan hanyalah dongeng, padahal berbagai mukjizat nyata terjadi di hadapan mereka.

Yang menakjubkan, bukan hanya manusia yang menyadari keagungan Rasulullah saw., tetapi juga makhluk lain seperti hewan. Hewan-hewan pun ikut bergembira dan mengakui kenabian beliau. Salah satu kisah paling menakjubkan tentang hal ini adalah kisah seekor serigala yang berbicara kepada seorang penggembala kambing, sebagaimana Imam Ahmad meriwayatkannya dalam Musnad -nya.

Serigala Bisa Berbicara

Suatu ketika, seorang penggembala menggembalakan kambing-kambingnya di padang rumput. Tiba-tiba, seekor serigala datang dan menerkam salah satu kambing miliknya. Penggembala itu segera mengejar serigala dan berhasil merebut kembali kambingnya.

Namun, sesuatu yang luar biasa terjadi. Serigala itu duduk di atas ekornya dan berkata, “Tidakkah kamu takut kepada Allah? Engkau telah menarik rezeki yang Allah berikan kepadaku.”

Mendengar serigala berbicara layaknya manusia, penggembala itu terkejut. Ia berkata, “Alangkah anehnya! Seekor serigala bisa berbicara kepadaku!”

Kisah Nama Abu Hurairah: Dari Pecinta Kucing Menjadi Penjaga Hadis

Serigala itu kemudian menjawab, “Maukah kamu aku sampaikan hal yang lebih menakjubkan dari ini? Muhammad berada di Yatsrib (Madinah). Ia sedang memberitakan kepada manusia tentang kabar-kabar besar masa lalu.”

Ucapan itu membuat penggembala sangat terkejut. Ia segera menyadari bahwa peristiwa ini bukanlah kejadian biasa. Ia pun melakukan penutupan menuju Madinah untuk memastikan kebenaran kata serigala tersebut.

Penggembala Bertemu Rasulullah SAW

Setelah sampai di Madinah, penggembala itu menambatkan kambing-kambingnya dan langsung menemui Rasulullah saw. Ia menceritakan seluruh peristiwa yang ia alami. Rasulullah saw. lalu memerintahkan para sahabat yang berkumpul dan meminta penggembala itu menceritakan kembali kisah tersebut di hadapan mereka.

Setelah penggembala itu selesai bercerita, Rasulullah saw. bersabda:

Benar apa yang dikatakan oleh serigala itu. Demi Allah, Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, penghentian tidak akan terjadi hingga binatang buas berbicara dengan manusia. Ujung cambuk seseorang akan berbicara kepadanya, demikian pula tali sandalnya, bahkan pahanya akan memberitahukan apa yang dilakukan keluarganya setelah ia pergi.”

Mengenal Dunia agar Tidak Tertipu olehnya: Tafsir Hikmah Al-Hikam

Hadis ini tidak hanya menggambarkan salah satu tanda-tanda akhir zaman, tetapi juga menegaskan bahwa seluruh makhluk ciptaan Allah, termasuk hewan, mengakui kebenaran kenabian Muhammad saw.

Hewan pun Bergembira atas Diutusnya Nabi Muhammad SAW

Kisah ini menunjukkan bahwa hewan memiliki perasaan dan kepekaan terhadap cahaya kenabian. Serigala yang biasanya manusia anggap buas dan menakutkan, justru tampil sebagai saksi yang mengakui kerasulan Nabi Muhammad saw. Ia bahkan bergembira dan menyampaikan kabar tentang Rasulullah kepada manusia.

Kisah ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Qur’an yang menegaskan bahwa Nabi Muhammad saw. adalah rahmatan lil ‘alamin — rahmat bagi seluruh alam. Kehadiran beliau membawa kedamaian dan keberkahan, bukan hanya bagi manusia, tetapi juga bagi seluruh makhluk Allah, termasuk hewan, tumbuhan, dan alam semesta.

Bergembira atas Kelahiran Nabi

Kisah serigala yang mengakui kenabian Rasulullah saw. mengajarkan kita untuk menumbuhkan rasa cinta dan kegembiraan atas kehadiran beliau. Oleh karena itu, umat Islam memperingati Maulid Nabi Muhammad saw. sebagai bentuk ungkapan cinta dan rasa syukur atas diutusnya beliau ke dunia.

Banyak ulama besar menegaskan bahwa memperingati Maulid Nabi bukanlah perbuatan tercela. Umat ​​Islam justru mendapatkan pahala besar ketika melakukannya dengan niat mengagungkan Rasulullah saw. dan mendekatkan diri kepada Allah.

Panjang Umur Belum Tentu Bermakna: Hikmah dalam Al-Hikam tentang Kualitas Usia

Ibnu Taimiyah, seorang ulama yang dikenal tegas dalam masalah akidah, bahkan menulis dalam kitab Iqtidha’ Shirath al-Mustaqim:

Mengagungkan Maulid dan menjadikannya tradisi, terkadang dilakukan sebagian orang. Dan ini termasuk pekerjaan yang besar pahalanya karena tujuannya baik dan mengagungkan Rasulullah saw.”

Pernyataan ini menunjukkan bahwa mencintai Rasulullah saw. dan menyampaikan kegembiraan atas kelahirannya bukanlah bid’ah, selama umat Islam melakukannya dengan niat yang baik dan cara yang benar.

Kisah serigala yang berbicara dan mengakui kenabian Rasulullah saw. memberi pelajaran berharga bahwa seluruh makhluk Allah mencintai dan menghormatinya. Oleh karena itu, manusia yang berakal seharusnya lebih mencintai, menghormati, dan meneladani beliau dalam kehidupan sehari-hari.

 

 


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement