Khazanah
Beranda » Berita » Sabar: Keteguhan Jiwa Menurut Kitab Ad-Durratun Nashihin

Sabar: Keteguhan Jiwa Menurut Kitab Ad-Durratun Nashihin

: ilustrasi sabar dalam ujian hidup menurut Ad-Durratun Nashihin
Seorang manusia berdiri teguh di tengah badai dengan cahaya lembut dari langit, melambangkan kekuatan sabar dan ketenangan jiwa.

Surau.co. Sabar adalah kunci yang membuka pintu ketenangan di tengah badai kehidupan. Setiap manusia diuji dengan cara yang berbeda, tetapi satu hal yang sama: kesabaran selalu menjadi kuncinya. Dalam kitab Ad-Durratun Nashihin karya Syekh Utsman bin Hasan Asy-Syakiri Al-Khubawi, sabar tidak hanya dimaknai sebagai menahan diri dari keluh kesah, tetapi juga sebagai bentuk kekuatan batin yang lahir dari iman dan keyakinan kepada Allah. Artikel ini mencoba menelusuri makna sabar sebagai keteguhan jiwa, sebagaimana diajarkan dalam kitab tersebut, dan bagaimana kita dapat menghidupkan nilai itu dalam keseharian.

Sabar sebagai Cahaya dalam Kegelapan Hidup

Dalam kehidupan, manusia tidak bisa menghindar dari ujian. Allah menegaskan dalam firman-Nya:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِنَ الأَمْوَالِ وَالأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
“Dan sungguh, Kami akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.”
(QS. Al-Baqarah: 155)

Ayat ini mengajarkan bahwa ujian bukanlah tanda murka Allah, melainkan sarana untuk memperkuat iman. Sabar menjadi cahaya yang menuntun kita agar tidak tersesat dalam kegelapan kesulitan. Orang sabar bukanlah yang tidak pernah jatuh, melainkan yang terus bangkit meski terluka.

Dalam Ad-Durratun Nashihin, Syekh Utsman menulis bahwa sabar adalah “menahan diri dalam ketaatan kepada Allah, menjauhi maksiat, dan menerima takdir-Nya dengan ridha.” Artinya, sabar bukan sekadar menahan marah, tetapi kesediaan hati untuk tunduk sepenuhnya pada kehendak Ilahi, meski jalan yang ditempuh terasa berat.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Makna Sabar Menurut Kitab Ad-Durratun Nashihin

Syekh Utsman menjelaskan sabar dalam tiga dimensi:

  1. Sabar dalam ketaatan – yaitu tekun dalam menjalankan perintah Allah, meski badan letih dan hati lelah.
  2. Sabar dalam menjauhi maksiat – yaitu menahan diri dari godaan dunia yang menggoda iman.
  3. Sabar dalam menerima takdir – yaitu ridha atas segala ketentuan Allah, baik yang menyenangkan maupun menyedihkan.

Dalam teks beliau menerangkan:

“وَالصَّبْرُ عَلَى الثَّلَاثَةِ أَنْوَاعٍ: صَبْرٌ عَلَى الطَّاعَةِ، وَصَبْرٌ عَنِ الْمَعْصِيَةِ، وَصَبْرٌ عَلَى الْقَضَاءِ وَالْقَدَرِ.”
“Sabar itu ada tiga macam: sabar dalam ketaatan, sabar dalam menjauhi maksiat, dan sabar dalam menerima qadha dan qadar.”

Ketiga bentuk sabar ini menjadi fondasi bagi ketenangan spiritual. Seseorang yang memahami hakikat sabar akan menghadapi hidup dengan tenang, sebab ia tahu bahwa segala sesuatu telah ditetapkan oleh Allah dengan hikmah yang sempurna.

Sabar dan Ikhlas: Dua Sayap Ketenangan

Sabar dan ikhlas sering disebut sebagai dua sayap yang membawa jiwa terbang menuju kedamaian. Tanpa sabar, seseorang mudah terjerumus dalam keputusasaan; tanpa ikhlas, setiap usaha terasa berat dan penuh keluh kesah.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Dalam hadits Nabi Muhammad ﷺ disebutkan:

إِنَّ الصَّبْرَ عِنْدَ الصَّدْمَةِ الأُولَى
“Sesungguhnya sabar itu pada saat pertama kali datangnya musibah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini menegaskan bahwa sabar sejati bukanlah setelah waktu berlalu dan luka mereda, tetapi pada saat guncangan pertama datang. Di momen itulah kualitas iman diuji. Orang yang mampu menahan lidah dan hatinya saat itu, sesungguhnya telah menegakkan benteng kesabaran dalam dirinya.

Sabar yang disertai ikhlas menjadikan seseorang tidak hanya menerima ujian, tetapi juga melihatnya sebagai anugerah untuk tumbuh. Dalam pandangan Syekh Utsman, ujian adalah “sebuah jembatan menuju rahmat Allah bagi orang yang bersabar.”

Ujian Hidup: Ladang untuk Menanam Pahala

Setiap kesulitan yang kita hadapi sejatinya adalah ladang pahala.

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Rasulullah ﷺ bersabda:

مَا يُصِيبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمٍّ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَمٍّ، حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا إِلَّا كَفَّرَ اللَّهُ بِهَا مِنْ خَطَايَاهُ
Tidaklah seorang Muslim tertimpa keletihan, penyakit, kegelisahan, kesedihan, gangguan, bahkan duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapus sebagian dari dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadits ini mengandung pesan penghibur yang mendalam: tidak ada kesakitan yang sia-sia. Bahkan duri kecil yang menusuk jari pun bisa menjadi sebab pengampunan dosa, bila diterima dengan sabar. Maka, sabar bukan berarti pasrah tanpa usaha, tetapi keteguhan hati untuk tetap berbuat baik dalam situasi yang sulit.

Sabar dalam Zaman yang Serba Cepat

Di era modern, sabar menjadi barang langka. Kita hidup di zaman serba instan: makanan cepat saji, informasi cepat tersebar, bahkan cinta pun cepat pudar. Namun, spiritualitas tidak bisa dipercepat. Sabar mengajarkan kita untuk berhenti sejenak, menarik napas, dan menyadari bahwa segala sesuatu butuh proses.

Sabar dalam konteks modern berarti menahan diri dari reaksi cepat yang tak perlu. Menahan komentar negatif di media sosial, menahan amarah dalam diskusi, menahan keinginan untuk selalu menang. Dalam diam yang sabar, seseorang belajar mengenal dirinya dan mendekat pada Tuhan.

Syekh Utsman menegaskan, “Orang sabar adalah orang yang paling dekat dengan rahmat Allah, karena dia tidak berkeluh kesah di hadapan manusia, tetapi hanya mengadu kepada Rabb-nya.” Dalam kalimat sederhana itu tersimpan kekuatan spiritual luar biasa—bahwa sabar bukan sekadar menunggu, tetapi mempercayai waktu Allah.

Sabar dan Keindahan Akhlak

Sabar juga menjadi akar dari keindahan akhlak. Orang yang sabar tidak mudah marah, tidak membalas keburukan dengan keburukan, dan selalu menjaga lisan serta hati. Rasulullah ﷺ bersabda:

لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الْغَضَبِ
“Orang yang kuat bukanlah yang menang dalam perkelahian, tetapi yang mampu mengendalikan dirinya saat marah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Kekuatan sejati ternyata bukan di otot, melainkan di hati. Sabar adalah tanda bahwa seseorang menguasai dirinya, bukan dikuasai oleh emosinya.

Dalam Ad-Durratun Nashihin, disebutkan kisah seseorang yang menahan marah lalu dimaafkan oleh Allah dan diangkat derajatnya di surga. Dari kisah itu, kita belajar bahwa kesabaran adalah seni mengubah luka menjadi cahaya.

Menumbuhkan Sabar dalam Kehidupan Sehari-hari

Sabar bisa dilatih, seperti otot yang diperkuat dengan latihan rutin.
Pertama, biasakan diri untuk diam sejenak sebelum bereaksi.
Kedua, ingat bahwa segala sesuatu berada dalam genggaman Allah.
Ketiga, perbanyak zikir dan doa, karena keduanya menenangkan hati.

Allah berfirman:

الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ ۗ أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)

Dengan zikir, seseorang menemukan ketenangan yang menjadi akar dari kesabaran. Sabar bukan lagi beban, melainkan kenikmatan ruhani karena hati telah pasrah pada ketentuan-Nya.

Penutup

Sabar adalah bahasa keteguhan jiwa. kesabaran tumbuh dari iman dan melahirkan ketenangan. Dalam setiap ujian, ada pesan cinta dari Allah untuk mengingatkan kita bahwa hidup bukan hanya tentang hasil, tetapi juga tentang proses.

Sebagaimana pepatah para ulama, “Sabar itu pahit di awal, tetapi manis di akhir.”
Dan di balik setiap kesulitan, selalu ada janji Allah yang menenangkan:

فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(QS. Al-Insyirah: 6)

Maka, biarkan sabar menjadi lentera di tengah gelapnya perjalanan hidup. Sebab, mereka yang bersabar tidak pernah benar-benar kalah—karena hatinya selalu bersama Allah.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement