Pendidikan
Beranda » Berita » Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk yang Bengkok, Apa Maknanya?

Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk yang Bengkok, Apa Maknanya?

Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk yang Bengkok, Apa Maknanya?
Wanita Diciptakan Dari Tulang Rusuk yang Bengkok, Apa Maknanya?

 

SURAU.CO – Dari hadits Abu Hurairah Radhiyallāhu ‘anhu, Rasulullāh Shallallāhu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

> “Berbuat baiklah kepada wanita, karena sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk, dan sesungguhnya bagian tulang rusuk yang paling bengkok adalah bagian yang paling atas. Maka berbuat baiklah kepada wanita.”
(HR. al-Bukhārī, Kitāb an-Nikāh no. 5186)

Makna yang Dalam di Balik “Tulang Rusuk yang Bengkok”

Hadits ini bukanlah celaan bagi wanita, sebagaimana disalahpahami sebagian orang. Justru, ia adalah isyarat lembut dari Rasulullāh Shallallāhu ‘alaihi wa Sallam tentang fitrah dan keindahan penciptaan wanita.

Tulang rusuk memiliki bentuk melengkung untuk melindungi organ penting dalam tubuh, yaitu hati. Dari sinilah lahir hikmah bahwa wanita diciptakan dengan sifat lembut, penuh kasih, dan memiliki kepekaan tinggi dalam menjaga kehidupan, terutama rumah tangga dan anak-anaknya.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Jika tulang rusuk itu “bengkok”, bukan berarti ia rusak — justru karena bentuk bengkok itulah ia mampu melindungi. Seandainya lurus, niscaya tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Begitu pula wanita, dengan kelembutannya yang khas, ia menjaga keseimbangan dalam kehidupan laki-laki.

Makna “Bagian Paling Atas”

Rasulullāh menyebut bahwa bagian paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atas. Para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud ialah bagian yang paling lembut dan paling sensitif — seperti sifat halus wanita dalam ucapan dan perasaannya.

Karena itu, suami dan kaum lelaki diingatkan agar tidak memaksa wanita menjadi “lurus” seperti logika laki-laki. Bila dipaksa diluruskan, ia akan patah — artinya, bisa timbul perpecahan, keretakan rumah tangga, bahkan perceraian.

Namun bila diterima dan dipahami dengan sabar, maka ia akan tetap berfungsi indah sebagaimana mestinya.

Pesan Rasulullah: “Berbuat Baiklah kepada Wanita”

Perintah ini adalah wasiyat Nabi menjelang wafat beliau. Dalam khutbah terakhirnya, beliau berpesan:

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

> “Bertakwalah kepada Allah dalam (urusan) para wanita, karena sesungguhnya kalian telah mengambil mereka dengan amanah Allah.” (HR. Muslim)

Artinya, Islam tidak memandang wanita sebagai makhluk lemah yang harus dikekang, tetapi sebagai amanah Allah yang harus diperlakukan dengan kasih sayang, kelembutan, dan penghormatan.

Lelaki dan Wanita: Saling Melengkapi, Bukan Saling Menundukkan

Lelaki diciptakan dengan akal dan ketegasan untuk memimpin, sementara wanita dikaruniai hati dan kelembutan untuk menumbuhkan cinta.

Dua sifat ini bukan untuk bertentangan, melainkan untuk saling melengkapi dalam membangun rumah tangga yang penuh rahmah.

Allah Ta’ālā berfirman:

Menerapkan Parenting Nabawi: Panduan Mendidik Karakter Anak Lewat Riyadus Shalihin

> “Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan untukmu pasangan-pasangan dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan sayang.” (QS. Ar-Rūm: 21)

Penutup: Hikmah di Balik Tulang Rusuk yang Bengkok

Makna “bengkok” bukanlah kekurangan, melainkan fitrah yang harus dipahami dengan kebijaksanaan.

Jika wanita tampak berbeda cara berpikirnya, itu bukan kelemahan, melainkan keistimewaan yang Allah berikan.

Jika wanita lebih cepat tersentuh oleh perasaan, itu bukan aib, tetapi bentuk kasih sayang yang menjadikan kehidupan lebih hangat.

Rasulullāh Shallallāhu ‘alaihi wa Sallam mengajarkan bahwa memahami wanita adalah bagian dari iman, dan memperlakukannya dengan baik adalah ukuran kemuliaan seorang lelaki.

Sebagaimana sabda beliau:

> “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik terhadap istrinya, dan aku adalah yang paling baik terhadap istriku.”
(HR. at-Tirmidzī)

Maka, marilah kita pahami pesan lembut dari hadits ini — bahwa wanita bukan untuk dipatahkan atau dipaksa lurus, tetapi untuk dihargai, dipahami, dan dijaga dengan kasih sayang. Karena dari tulang rusuk yang melindungi hati itulah, lahir kehangatan sebuah keluarga dan ketenangan dalam hidup.

Disarikan dan ditulis untuk renungan bersama – oleh Abu Hashif Wahyudin al-Bimawi, dengan tambahan refleksi dakwah. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement