SURAU.CO – Rasulullah ﷺ telah memperingatkan umatnya tentang munculnya makhluk paling berbahaya di akhir zaman, yaitu Dajjal. Ia bukan sekadar sosok jahat biasa, melainkan ujian besar bagi keimanan manusia. Rasulullah menggambarkan bahwa tidak ada fitnah yang lebih dahsyat sejak penciptaan Adam hingga hari kiamat kecuali fitnah Dajjal. Kehadirannya akan mengguncang keyakinan, menipu mata manusia, dan menguji keteguhan hati orang beriman.
Hadis-hadis sahih menjelaskan bahwa Dajjal datang membawa fitnah besar. Bersamanya ada surga dan neraka, tetapi surga yang ia tawarkan sejatinya adalah neraka, dan neraka yang ia ankamkan justru surga di sisi Allah. Rasulullah ﷺ bersabda bahwa Dajjal membawa “surga dan neraka”, namun keduanya hanyalah tipuan mata. Neraka Dajjal adalah keselamatan, sementara surganya adalah kebinasaan. Dalam hal ini, Rasulullah dengan tegas mengingatkan agar umat Islam tidak terkecoh oleh penampilan luar yang menipu.
Kemampuan Dajjal yang Mengguncang Iman
Hadis riwayat Muslim menjelaskan lebih jauh: Dajjal akan datang membawa berbagai keajaiban semu. Ia memerintahkan langit menurunkan hujan, lalu hujan benar-benar turun. Ia memerintahkan bumi menumbuhkan tanaman, dan bumi pun menumbuhkannya. Perbendaharaan bumi mengikuti seperti lebah mengikuti ratunya. Ia bahkan membawa “gunung roti dan sungai air”, simbol yang membuat banyak manusia percaya dan tunduk padanya. Dengan tipu daya ini, Dajjal membuat manusia ragu akan kekuasaan Allah dan berasumsi sebagai “tuhan”.
Kecepatan geraknya juga luar biasa. Rasulullah menggambarkan bahwa Dajjal akan melintasi bumi seperti hujan yang terbawa angin kencang. Tidak ada tempat yang tidak akan ia datangi di muka bumi, kecuali Makkah dan Madinah. Malaikat menjaga kedua kota suci , sehingga Dajjal tidak bisa memasukinya. Ia hanya akan berhenti di pinggiran Madinah, lalu mengguncangnya dengan kemarahan dan fitnah. Namun dari kota itu, akan keluar orang-orang munafik yang tertipu olehnya.
Empat Puluh Hari yang Menguji Dunia
Rasulullah ﷺ juga menjelaskan bahwa Dajjal akan hidup di bumi selama empat puluh hari. Satu hari seperti setahun, satu hari seperti sebulan, satu hari seperti satu Jum’at, dan sisanya seperti hari-hari biasa. Para sahabat pun bertanya, “Ya Rasulullah, pada hari yang seperti setahun itu, apakah cukup bagi kami shalat sehari?” Beliau menjawab, “Tidak.Perkirakanlah waktunya.” Hadis ini menunjukkan betapa luar biasanya kondisi dunia ketika Dajjal muncul—bahkan waktu pun terasa berubah.
Dajjal bukan sekedar sosok jahat dengan kekuatan supranatural, tetapi juga lambang dari kesombongan manusia yang menuhankan dirinya sendiri. Ia mengaku sebagai tuhan dan menuntut agar manusia menyembahnya. Orang-orang yang lemah imannya akan percaya dan tunduk, karena mereka silau oleh kekayaan, kemudahan, dan kekuasaan yang ditawarkannya. Namun, orang beriman akan mengenalinya, karena di antara dua matanya tertulis kata “kafir (ك ف ر)”. Meskipun tulisan itu tidak terlihat oleh semua orang, setiap mukmin dapat membacanya.
Asal dan Akhir Kehidupan Dajjal
Dalam hadis-hadis lain disebutkan bahwa Dajjal akan datang dari arah Khurasan (sekarang wilayah Iran dan Afghanistan), diikuti oleh 70.000 orang Yahudi dari Isfahan yang mengenakan jubah panjang. Ia akan berkeliling dunia, menyebarkan fitnah dan kekacauan. Banyak manusia yang terpedaya oleh kemampuannya menghidupkan orang mati, menyembuhkan penyakit, atau mendatangkan hujan. Padahal semua itu hanyalah ilusi yang Allah izinkan untuk menguji keimanan manusia.
Fitnah Dajjal mencapai puncaknya ketika ia mendeklarasikan dirinya sebagai tuhan. Saat itulah Allah menurunkan Nabi Isa bin Maryam ‘alaihis-salam dari langit. Isa turun di menara putih di Damaskus bagian timur, mengenakan dua pakaian berwarna gelap, dengan kedua tangannya bersandar pada sayap dua malaikat. Ketika Dajjal melihatnya, ia ketakutan dan berlari mundur. Namun Nabi Isa mengejarnya hingga di pintu Ludd (daerah di Palestina), dan di sanalah Dajjal dibunuh. Dengan kematian Dajjal, berakhirlah fitnah terbesar di muka bumi.
Waspada terhadap Fitnah Dunia dan Akhir Zaman
Kisah ini bukan sekedar peristiwa masa depan, tapi juga pesan moral bagi umat Islam di setiap zaman. Dajjal melambangkan tipu daya dunia, kekuasaan, dan teknologi yang berputar bila manusia lupa pada Sang Pencipta. Banyak ulama yang menafsirkan bahwa sebelum Dajjal muncul secara fisik, fitnah-fitnahnya telah hadir dalam bentuk cinta dunia, kemunafikan, dan penyebaran yang menipu hati manusia.
Fitnah Dajjal mengajarkan bahwa di akhir zaman, kebenaran dan kebatilan bisa tampak serupa. Hanya hati yang beriman dan akal yang tercerahkan oleh ilmu yang mampu membedakannya. Dunia yang penuh ilusi dan kemegahan bisa jadi “surga” palsu seperti yang dipersembahkan Dajjal, sementara kesabaran dan keteguhan di jalan Allah bisa tampak seperti “neraka” padahal sejatinya itulah jalan menuju surga yang hakiki.
Dengan memahami peringatan Nabi ini, setiap umat Islam diharapkan selalu waspada, memperkuat tauhid, dan tidak tertipu oleh gemerlap dunia. Sebab, fitnah Dajjal bukan hanya tentang sosok yang akan datang, tetapi juga tentang ujian keimanan yang terus hidup di hati manusia hingga akhir zaman.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
