Setiap Muslim mendambakan kedekatan dengan Nabi Muhammad SAW, idola sepanjang masa, di dunia dan akhirat. Harapan ini tidak hanya sekadar impian, tetapi sebuah motivasi yang menggerakkan setiap langkah dalam menjalankan syariat. Lebih dari itu, pada Hari Kiamat yang penuh ketakutan dan ketidakpastian, kedekatan dengan beliau adalah sebuah anugerah tak ternilai, penentu keselamatan dan kebahagiaan abadi. Rasulullah SAW adalah satu-satunya pemberi syafaat terbesar bagi umatnya, dan berada di dekat beliau di hari itu merupakan puncak kemuliaan. Lalu, adakah jalan mudah untuk meraih posisi istimewa ini?
Ternyata, Islam, agama yang penuh kemudahan, telah menunjukkan sebuah jalan terang. Sebuah hadits sahih dari Imam Tirmidzi membukakan rahasia ini:
“Orang yang paling aku cintai di antara kalian dan orang yang paling dekat tempat duduknya denganku pada Hari Kiamat adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci di antara kalian dan yang paling jauh tempat duduknya dariku pada Hari Kiamat adalah orang yang banyak bicara (berlebihan), sombong dalam bicara, dan congkak.” (HR. Tirmidzi)
Hadits ini adalah kunci. Ia secara gamblang menjelaskan bahwa akhlak mulia, khususnya dalam adab berbicara, adalah jalan tercepat menuju kedekatan dengan Sang Nabi di hari perhitungan. Memang, keutamaan akhlak telah diulang berkali-kali dalam Al-Quran dan Sunnah, menempatkannya sebagai inti dari ajaran Islam itu sendiri.
Mengurai Makna Hadits: Akhlak Mulia sebagai Jembatan Kedekatan
Ayat suci Al-Quran telah menegaskan pentingnya akhlak. Rasulullah SAW diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia manusia. Beliau sendiri adalah teladan sempurna dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam berinteraksi dan berbicara. Allah SWT memuji beliau: “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.” (QS. Al-Qalam: 4). Jadi, meniru akhlak beliau adalah sebuah bentuk penghormatan dan cara untuk mendapatkan cinta beliau.
Hadits di atas secara spesifik menyoroti pentingnya akhlak dalam konteks ucapan dan perilaku sosial. Rasulullah SAW mencintai mereka yang menjaga lisan, bertutur kata baik, dan berperilaku rendah hati. Mereka adalah orang-orang yang senantiasa membawa kedamaian dan kebaikan di lingkungan sekitarnya. Sebaliknya, beliau membenci mereka yang banyak bicara tanpa makna, sombong, dan congkak. Kategori terakhir ini mencakup individu yang memamerkan diri, merendahkan orang lain, atau berbicara hanya untuk menunjukkan keunggulan pribadi.
Siapakah Mereka yang “Banyak Bicara, Sombong, dan Congkak”?
-
Al-Matsarun (yang banyak bicara): Ini merujuk pada orang-orang yang berbicara berlebihan, tidak pada tempatnya, atau membicarakan hal-hal yang tidak bermanfaat. Lisan yang tidak terkontrol dapat menyeret seseorang pada ghibah (menggunjing), fitnah, atau perkataan sia-sia lainnya.
-
Al-Mutafaihiqun (yang sombong dalam bicara): Mereka adalah individu yang sengaja berbicara dengan gaya berlebihan, menyombongkan diri dengan kefasihan atau pengetahuan mereka, bertujuan untuk menarik perhatian atau mengungguli orang lain. Mereka sering menggunakan kata-kata sulit untuk menunjukkan kecerdasan semu.
-
Al-Mutakabbirun (yang congkak): Kelompok ini memiliki kesombongan yang terwujud dalam perilaku dan ucapan. Mereka memandang rendah orang lain, merasa diri lebih baik, dan enggan menerima nasihat.
Dalam Kitab Tuhfatul Ahwadzi, dijelaskan bahwa mereka adalah orang-orang yang melampaui batas dalam berbicara, membesar-besarkan ucapan dengan niat menunjukkan kefasihan, serta sombong dan mengagumi diri sendiri. Ucapan mereka seringkali tidak sesuai dengan kenyataan, bertujuan untuk mencari pujian, atau justru merendahkan orang lain. Ini adalah akhlak tercela yang sangat dijauhi oleh Rasulullah SAW.
Jalan Menuju Kedekatan: Mengamalkan Akhlak Mulia dalam Kehidupan Sehari-hari
Memahami hadits ini membawa kita pada sebuah kesimpulan krusial: kedekatan dengan Rasulullah SAW di Hari Kiamat dapat diraih dengan cara yang sederhana, namun memiliki dampak yang sangat besar, yaitu melalui perbaikan akhlak. Berikut adalah beberapa langkah praktis yang dapat kita lakukan:
-
Menjaga Lisan: Pikirkan setiap perkataan sebelum mengucapkannya. Hindari ghibah, fitnah, perkataan kasar, dan ucapan sia-sia. Imam Syafi’i pernah berkata, “Jika engkau takut lidahmu, ikatlah dengan akalmu.”
-
Berbicara Baik atau Diam: Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim). Ini adalah prinsip dasar dalam menjaga lisan.
-
Rendah Hati dalam Berbicara: Jauhi kesombongan dalam bertutur. Bicaralah dengan adab, menghormati lawan bicara, dan tidak merasa paling benar atau paling pintar. Tujuan utama berkomunikasi adalah menyampaikan kebaikan dan informasi yang bermanfaat.
-
Menjadi Pendengar yang Baik: Kedekatan tidak hanya tentang berbicara, tetapi juga tentang mendengarkan. Dengan menjadi pendengar yang baik, kita menunjukkan empati dan penghargaan kepada orang lain.
-
Menyebarkan Salam dan Senyum: Salam dan senyum adalah dua amalan sederhana yang mampu menumbuhkan rasa cinta dan kedekatan antar sesama Muslim. Ini adalah wujud nyata dari akhlak mulia.
-
Memohon Doa dan Syafaat: Jangan lupa untuk senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT agar diberikan kemampuan untuk berakhlak mulia dan dianugerahi kedekatan dengan Rasulullah SAW di Hari Kiamat. Membaca shalawat juga merupakan salah satu cara untuk menunjukkan cinta kepada beliau.
Kesimpulan
Meraih kedekatan dengan Rasulullah SAW di Hari Kiamat bukanlah hal yang mustahil. Ia bukan hanya hak para ulama besar atau ahli ibadah, tetapi juga terbuka lebar bagi setiap Muslim yang tulus berusaha memperbaiki akhlaknya, terutama dalam hal menjaga lisan dan menjauhi kesombongan. Hadits di atas adalah pengingat berharga bahwa amalan sederhana dengan niat tulus dapat membawa kita pada posisi yang sangat mulia di sisi Nabi tercinta. Mari kita jadikan setiap perkataan dan perbuatan kita sebagai investasi untuk meraih kedekatan istimewa itu, demi kehidupan abadi yang penuh berkah di Jannah bersama Rasulullah SAW. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing kita.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
