SURAU.CO-Ro’an: Ketika Gotong Royong Menjadi Ibadah di Tanah Santri menggambarkan bagaimana para santri mengubah kerja bersama menjadi bentuk ibadah yang hidup. Ro’an di pondok pesantren menjadi ajang para santri menanamkan nilai tanggung jawab, disiplin, dan keikhlasan. Dalam kegiatan ini, gotong royong menjadi ibadah di tanah santri yang menghubungkan gerak tangan dengan ketulusan hati. Mereka belajar bahwa kebersihan bukan hanya urusan fisik, tetapi juga cerminan hati yang bersih untuk menerima ilmu dengan lapang dada.
Para santri melaksanakan ro’an dengan semangat tinggi. Mereka menyapu halaman, mencuci kamar mandi, menata kitab, dan membersihkan masjid sambil bercanda ringan. Setiap gerakan mereka menandakan rasa cinta terhadap pesantren. Ketika debu terangkat, mereka merasa telah membersihkan hati dari rasa malas dan ego. Ro’an mengajarkan bahwa amal kecil yang dikerjakan bersama bisa bernilai besar di sisi Allah.
Suasana pesantren saat ro’an selalu hangat dan penuh kebersamaan. Santri baru dan senior bekerja berdampingan tanpa memandang status. Mereka belajar menumbuhkan rasa tanggung jawab kolektif. Setiap pekan, kegiatan ini meneguhkan bahwa pesantren bukan hanya tempat belajar, tetapi rumah spiritual yang mereka jaga bersama.
Selain itu, ro’an menumbuhkan jiwa rendah hati. Santri berlatih menekan ego dan mengutamakan kepentingan bersama. Dari sini, lahir kepribadian tangguh dan peduli sesama—karakter yang menjadi ciri khas alumni pesantren di tengah masyarakat.
Filosofi Ro’an dan Gotong Royong Santri
Filosofi ro’an menanamkan kesadaran spiritual yang kuat. Para santri memahami bahwa gotong royong di tanah santri bukan hanya menjaga kebersihan tempat, tetapi juga membersihkan batin dari kesombongan. Mereka memaknai setiap sapuan sebagai bentuk dzikir—karena setiap gerakan dilakukan dengan niat ikhlas.
Kiai sering mengingatkan, “Siapa yang menjaga kebersihan pondok, Allah akan menjaga kebersihan hatinya.” Kalimat itu menjadi energi moral yang menggerakkan santri. Mereka tidak menunggu perintah untuk berbuat, karena kesadaran tumbuh dari keyakinan bahwa kerja sama bernilai ibadah.
Ro’an juga memperkuat jiwa sosial. Santri belajar bekerja bersama, berbagi tugas, dan saling menghargai. Tradisi ini membuat mereka terbiasa mendahulukan orang lain, sekaligus menumbuhkan empati. Banyak lembaga pendidikan modern meniru nilai-nilai ini karena terbukti membentuk karakter tangguh dan peduli lingkungan.
Selain itu, ro’an menghadirkan pendidikan ekologis yang alami. Santri tidak diajarkan teori lingkungan, tetapi membiasakan diri menjaga kebersihan. Dari pengalaman langsung itu, tumbuh kesadaran bahwa alam yang bersih adalah bagian dari iman.
Ro’an sebagai Warisan Pendidikan dan Spirit Kolektif Santri
Santri menjaga tradisi ro’an sebagai warisan pendidikan pesantren yang bernilai abadi. Mereka melestarikannya bukan karena aturan, tetapi karena cinta pada pondok dan guru. Gotong royong menjadi ibadah di tanah santri setiap kali mereka bergerak bersama, menyapu halaman, atau membersihkan kamar. Dari kegiatan sederhana itu, tumbuh kesadaran spiritual dan rasa persaudaraan yang mendalam.
Setiap kali ro’an berlangsung, suasana pesantren dipenuhi semangat kebersamaan. Tidak ada yang berpangku tangan; semua tangan bekerja, semua hati berdoa. Santri sadar bahwa menjaga kebersihan pondok berarti menjaga kehormatan tempat ilmu. Karena itulah, pesantren tetap hidup meski dunia berubah cepat.
Nilai-nilai ro’an layak diadopsi di sekolah dan masyarakat luas. Kegiatan ini bisa menumbuhkan karakter sosial yang kuat—kerja sama, disiplin, dan empati. Pesantren dengan tradisi ro’annya memberi teladan bahwa pendidikan sejati bukan hanya mencerdaskan pikiran, tetapi juga membersihkan hati.
Selama semangat ro’an tetap hidup, pesantren akan selalu menjadi ruang suci tempat ibadah dan kebersamaan bersatu. Tradisi ini mengajarkan manusia untuk mencintai pekerjaan sederhana, bekerja dengan niat suci, dan menjaga kebersihan sebagai wujud cinta kepada Allah. (Hendri Hasyim)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
