SURAU.CO. Bersyukur adalah ibadah. Bersyukur adalah kewajiban penting dalam Islam yang dapat dilakukan dengan hati, lisan, dan perbuatan. Dalam Islam, bersyukur adalah tindakan mengakui dan berterima kasih atas nikmat Allah, dan barangsiapa yang bersyukur maka ia bersyukur untuk dirinya sendiri, sementara yang tidak bersyukur tidak akan merugikan Allah. Ayat-ayat seperti QS Ibrahim: 7 dan QS Luqman: 12 menegaskan pentingnya bersyukur dan konsekuensi dari mengingkarinya.
Bersyukur merupakan salah satu akhlak mulia yang sangat dianjurkan dalam Islam. Lebih dari sekadar ucapan “alhamdulillah”, bersyukur adalah pengakuan tulus dari hati bahwa segala nikmat dan karunia berasal dari Allah SWT. Sikap ini bukan hanya mendatangkan ketenangan dan kebahagiaan, tetapi juga menjadi jalan untuk mendapatkan limpahan nikmat yang lebih besar dari Allah.
Dasar-dasar Syukur dalam Islam, menyakini bahwa segala sesuatu adalah milik Allah dan tidak merasa memiliki secara mutlak untuk menghindari ketakutan akan kehilangan. Syukur dengan lisan dengan mengucap alhamdulillah dan menceritakan nikmat yang diterima kepada orang lain (tahaddust). Syukur dengan perbuatan menggunakan setiap nikmat yang diberikan sesuai dengan tujuan penciptaannya oleh Allah.
Allah menjanjikan akan menambah nikmat jika kita bersyukur, seperti dalam QS Ibrahim: 7. Bersyukur membantu mengurangi stres dan kecemasan dengan fokus pada hal-hal positif, bahkan di tengah kesulitan. MRasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Muslim bahwa menggabungkan syukur dan sabar adalah kunci kesempurnaan iman seorang mukmin.”. Kebahagiaan dan kesejahteraan hidup akan terwujud bagi mereka yang bersyukur. Bersyukur adalah ibadah yang sangat besar di sisi Allah.
Ayat-ayat Al-Qur’an tentang bersyukur
- Ibrahim: 7:
“Ingatlah, jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.”.
- Luqman: 12:
“Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
- Al-Baqarah: 172:
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang Kami rezekikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.”.
- Al-Baqarah: 152:
“Maka ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku akan ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.”.
Makna Bersyukur dalam Islam
Hakikat bersyukur mencakup tiga dimensi utama:
- Bersyukur dengan hati (Syukr bil Qalb): Menyadari sepenuhnya bahwa setiap nikmat, baik besar maupun kecil, adalah anugerah dari Allah semata. Kesadaran ini akan menumbuhkan rasa rendah hati dan ketidakbergantungan pada hal lain selain Allah.
- Bersyukur dengan lisan (Syukr bil Lisan): Mengungkapkan rasa syukur melalui ucapan, terutama dengan memuji Allah. Mengucapkan “Alhamdulillah” adalah bentuk zikir yang paling mendasar untuk menunjukkan rasa terima kasih.
- Bersyukur dengan perbuatan (Syukr bil A’mal): Menggunakan nikmat yang diberikan oleh Allah untuk berbuat kebaikan dan ketaatan, sesuai dengan kehendak-Nya. Misalnya, menggunakan kesehatan untuk beribadah, atau menggunakan harta untuk bersedekah.
Dalil-dalil Penting tentang Bersyukur
Perintah bersyukur tersebar luas dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi SAW:
- Janji Allah akan penambahan nikmat:
- “Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”” (QS. Ibrahim: 7).
- Pengakuan bahwa sedikit manusia yang bersyukur:
- “Sesungguhnya dia (Nuh) adalah hamba (Allah) yang banyak bersyukur” (QS. Al-Isra: 3).
- Bersyukur adalah bukti keimanan:
- “Tidaklah Allah akan mengazab kalian jika kalian bersyukur dan beriman. Dan sungguh Allah itu Maha Syakir lagi Maha Mengetahui” (QS. An-Nisa: 147).
Keutamaan dan Manfaat Bersyukur
Bersyukur mendatangkan banyak kebaikan dalam kehidupan seorang Muslim, di antaranya:
- Mendapatkan tambahan nikmat: Allah menjanjikan akan menambah nikmat bagi hamba-Nya yang bersyukur.
- Terhindar dari azab: Bersyukur dan beriman dapat menyelamatkan seseorang dari azab Allah.
- Ketenangan dan kebahagiaan: Bersyukur melatih hati untuk selalu melihat sisi positif dari setiap keadaan, sehingga mendatangkan ketenangan batin.
- Menyempurnakan iman: Sebagian ulama menyebut bahwa iman terbagi menjadi dua, yaitu sabar dan syukur. Menggabungkan keduanya akan menyempurnakan iman seseorang.
- Menghindarkan dari kufur nikmat: Dengan bersyukur, seseorang terhindar dari sifat serakah dan merasa kekurangan yang dapat menjerumuskannya pada kekufuran.
Menjadi Hamba yang Bersyukur
Meski tampak sederhana, bersyukur adalah ibadah yang agung dan tidak mudah. Berikut beberapa cara untuk membiasakan diri bersyukur:
- Merenungkan nikmat Allah: Pikirkan nikmat yang sering terabaikan, seperti kesehatan, keluarga, dan kemampuan untuk beribadah.
- Membiasakan zikir dan hamdalah: Ucapkan “alhamdulillah” dalam setiap kondisi, baik saat senang maupun sedih.
- Menggunakan nikmat sesuai kehendak-Nya: Manfaatkan segala pemberian Allah untuk beribadah dan berbuat baik.
- Berbagi dengan sesama: Bersedekah dan membantu orang lain adalah bentuk syukur atas rezeki yang diberikan Allah.
- Menjauhi penyakit hati: Hindari rasa iri, dengki, dan serakah, karena penyakit hati ini dapat menutup pintu syukur.
Contoh perilaku bersyukur
Mendoakan orang lain:
Jika ada yang berbuat baik kepada kita, kita bisa mendoakan kebaikannya sebagai bentuk syukur kepada Allah yang telah membuat orang itu menolong kita, contohnya dengan mengucapkan “Jazakallahu Khairan”.
Menjaga kesehatan mental:
Meredakan kecemasan, stres, dan tekanan dengan fokus pada hal-hal positif dalam hidup kita.
Hidup sederhana:
Merasakan apa yang dirasakan oleh orang yang kurang beruntung untuk lebih menghargai nikmat yang diberikan Allah.
Memperbanyak ibadah:
Meningkatkan hubungan dengan Allah melalui ibadah seperti shalat, membaca Al-Qur’an, dan berzikir.
Sebagai kesimpulan bahwa bersyukur merupakan fondasi kebahagiaan sejati dalam Islam. Ini adalah sebuah perjalanan hati, lisan, dan perbuatan yang membawa hamba lebih dekat kepada Allah dan membuka pintu keberkahan yang tak terduga. Jadilah hamba yang pandai bersyukur, karena dengan bersyukur, kita akan menemukan bahwa hidup ini penuh dengan keindahan dan karunia. (mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
