Khazanah
Beranda » Berita » Amalan yang Menerangi Alam Kubur

Amalan yang Menerangi Alam Kubur

Amalan yang Menerangi Alam Kubur
Ilustrasi (Foto: Google)

SURAU.CO – Setiap manusia pasti akan kembali kepada Sang Pencipta. Setelah ruh meninggalkan jasad, perjalanan panjang menuju akhirat dimulai dari alam kubur. Di ujung sana manusia akan merasakan balasan dari amal kebaikannya selama hidup. Sebagian orang akan melihat kuburnya sebagai taman surga yang penuh cahaya, sementara sebagian orang lain akan merasakan kubur yang sempit dan gelap karena amal buruk yang ia lakukan.

Rasulullah SAW banyak memberi tuntunan tentang amalan yang bisa mencapai kubur dan menjadi penolong di alam barzakh. Di antara amal itu adalah berbakti kepada orang tua dan menjaga tali silaturahmi. Dua amalan ini tampak sederhana, namun memiliki kedudukan yang sangat tinggi di sisi Allah SWT.

Berbakti kepada Orang Tua: Jalan Menuju Cahaya dan Ridha Allah

Berbakti kepada orang tua merupakan salah satu kewajiban utama seorang muslim. Allah SWT memerintahkan hal ini secara langsung setelah perintah untuk beribadah kepada-Nya. Dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23, Allah berfirman,

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaknya kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.”

Ayat ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan orang tua dalam Islam. Bahkan berbakti kepada mereka sejajar dengan perintah menyembah Allah SWT.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

Dalam buku Tuntunan dan Kisah-Kisah Teladan Berbakti kepada Orang Tua karya Aiman ​​Mahmud dijelaskan bahwa pahala amalan berbakti kepada orang tua setara dengan pahala berjihad di jalan Allah SWT. Ini menggambarkan betapa besarnya nilai kebaikan yang terkandung di dalamnya.

Ibnu Mas’ud RA pernah bertanya kepada Rasulullah SAW,

Amal apakah yang paling disukai oleh Allah SWT?”
Beliau menjawab, “Salat pada waktunya.”
Ibnu Mas’ud bertanya lagi, “Kemudian apa?”
Nabi menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” (HR.Bukhari)

Hadis ini menegaskan bahwa berbakti kepada orang tua menempati posisi kedua setelah shalat tepat waktu, amalan yang merupakan tiang agama. Dengan kata lain, seorang muslim yang ingin mendapatkan keridaan Allah tidak cukup hanya dengan ritual ibadah, tetapi juga harus memperhatikan hubungan sosial, terutama dengan orang tua.

Berbakti kepada orang tua tidak hanya berupa ucapan hormat atau pemberian materi. Lebih dari itu, ia mencakup sikap rendah hati, mendengarkan nasihat mereka, memenuhi kebutuhan mereka, dan tidak menyakiti hati mereka meskipun dengan kata-kata yang lembut sekalipun.

Tips Bisnis Berkah: Cara Efektif Menghindari Syubhat dalam Transaksi Modern

Rasulullah SAW mengajarkan bahwa setiap bentuk kebaikan kepada orang tua akan menjadi cahaya dalam kubur dan penolong di akhirat. Dalam sebuah hadis disebutkan,

Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua, dan murka Allah tergantung pada murka orang tua.” (HR. Tirmidzi)

Artinya, siapa yang berusaha menyenangkan hati orang tuanya, maka Allah pun akan menganugerahkan kebahagiaan dan cahaya dalam kehidupannya, baik di dunia maupun di alam kubur kelak.

Menjaga Tali Silaturahmi

Amalan kedua yang dapat mencapai kubur adalah menjaga tali silaturahmi . Silaturahmi bukan sekedar kunjungan atau sapaan, namun bentuk hubungan kasih sayang yang berlandaskan keimanan. Rasulullah SAW bersabda,

Seseorang yang memutuskan tali silaturahmi tidak akan masuk surga.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Romantisme Rumah Tangga Rosululloh SAW

Hadis ini menjadi peringatan keras agar setiap muslim menjaga hubungan baik dengan keluarga, kerabat, dan sesama manusia.

Dalam buku 40 Hiasan Mukmin karya Muhammad Chirzin dan Sulaiman Yusuf, dijelaskan bahwa amalan menjaga silaturahmi membawa banyak keberkahan. Orang yang rajin menyambung silaturahmi akan mendapatkan kasih sayang Allah SWT, dicintai sesama manusia, dan hidupnya dipenuhi dengan kedamaian.

Rasulullah SAW bersabda,

Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa silaturahmi bukan hanya sekedar amalan ukhrawi, tetapi juga berdampak nyata bagi kehidupan dunia. Banyak orang merasakan bahwa hubungan kekeluargaan yang harmonis membawa rezeki dan ketenangan batin yang luar biasa.

Sebaliknya, memutus silaturahmi akan menimbulkan malapetaka dan bencana. Hubungan keluarga menjadi renggang, hati menjadi keras, dan keberkahan hidup berkurang. Dalam pandangan Islam, orang yang memutuskan tali persaudaraan berarti menutup pintu kasih sayang Allah SWT.

Menjaga silaturahmi juga menjadi cermin keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda,

Tidak termasuk orang yang menyambung silaturahmi hanya kepada orang yang membalas kebaikannya. Akan tetapi, yang benar-benar menyambung silaturahmi adalah orang yang tetap menyambung hubungan ketika diputuskan oleh saudaranya.” (HR.Bukhari)

Dengan kata lain, seorang mukmin sejati akan tetap berbuat baik meski ia disakiti. Ia menahan amarah, memaafkan, dan berusaha menjaga hubungan baik demi meraih ridha Allah SWT.

Cahaya Kubur dari Amalan Sosial

Baik berbakti kepada orang tua maupun menjaga silaturahmi, keduanya merupakan bentuk amal sosial yang dikeluarkan pada kasih sayang dan ketulusan hati. Islam mengajarkan bahwa hubungan baik dengan manusia (hablum minannas) sama pentingnya dengan hubungan baik dengan Allah (hablum minallah).

Amalan sosial yang tulus akan menjadi sumber cahaya di alam kubur. Sebaliknya, kebencian dan permusuhan hanya akan menambah kegelapan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan agar umat Islam memperbanyak amal yang bermanfaat bagi sesama, sebab di sanalah letak keberkahan hidup yang sejati.

Dalam kehidupan modern yang serba sibuk ini, nilai-nilai berbakti dan silaturahmi sering kali terabaikan. Banyak anak yang terlalu sibuk mengejar karir hingga lupa mendengarkan suara orang tuanya. Banyak saudara hidup saling berjauhan, bahkan berselisih karena urusan dunia. Padahal, satu panggilan telepon, satu kunjungan, atau satu senyuman yang tulus bisa menjadi amal besar di sisi Allah.


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement