SURAU.CO – Dalam sejarah panjang hubungan antara Islam dan bangsa-bangsa dunia, bangsa Rum atau Romawi menjadi salah satu pihak yang paling sering disebut dalam Al-Qur’an dan hadis. Mereka bukan sekadar simbol peradaban besar masa lalu, namun juga lambang penghormatan yang akan muncul kembali menjelang akhir zaman. Dalam surat Ar-Rum ayat 1–6, Allah SWT telah mengabadikan kisah mereka:
“Alif Lām Mīm. Telah mengalahkan bangsa Romawi, di negeri yang terdekat; dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Milik Allahlah kejadian sebelum dan sesudah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin karena pertolongan Allah…” (QS Ar-Rum: 1–6).
Ayat ini tidak hanya mencatat peristiwa sejarah antara bangsa Romawi dan Persia, tetapi juga menjadi tanda bahwa kemenangan dan kekalahan bangsa ini berkaitan dengan dinamika iman manusia.
Pengkhianatan Bangsa Rum terhadap Umat Islam
Dalam berbagai sejarah, bangsa Rum digambarkan akan memiliki peran besar pada masa akhir zaman. Muslih Abdul Karim dalam bukunya Isa dan Al-Mahdi di Akhir Zaman menjelaskan bahwa menjelang kemunculan Imam Mahdi, umat Islam akan terlibat dalam pertempuran besar melawan bangsa Rum yang juga dikenal sebagai Bani Ashfar .
Pada awalnya, umat Islam akan bersekutu dengan bangsa Rum melawan musuh bersama. Namun, persekutuan itu berakhir dengan pengorbanan besar. Bangsa Rum memulai perjanjian damai dan justru berperang melawan umat Islam.
Rasulullah SAW telah mengisyaratkan hal ini dalam sabdanya:
“Wahai Auf, ada enam perkara sebelum terjadi kiamat; kematian nabi kalian, penaklukan Baitul Maqdis, kematian massal akibat wabah penyakit, melimpahnya harta benda, lalu Bani Ashfar datang kepada kalian di bawah 80 bendera, di mana setiap benderanya menghimpun 12 ribu pasukan.” (HR.Bukhari).
Hadis ini menegaskan bahwa pengkhianatan tersebut akan menjadi awal dari pertempuran besar antara umat Islam dan bangsa Rum. Dalam peperangan itu, pasukan Islam akan terdesak hingga mencari perlindungan di sekitar Ka’bah, sebelum Allah SWT menurunkan pertolongan-Nya dengan membenamkan pasukan dari Syam di padang pasir Baidha’.
Pertempuran Besar dan Awal Kemunculan Imam Mahdi
Riwayat lain dalam Misykah Al-Mashabih juga menekankan pengkhianatan bangsa Rum. Rasulullah SAW bersabda:
“Kalian akan mengadakan perjanjian damai dengan bangsa Romawi, kemudian mereka berkhianat dan menyerang kalian. Kalian akan menang, memperoleh harta rampasan, dan selamat. Setelah itu, seorang dari bangsa Romawi akan mengibarkan bendera salib sambil berkata: ‘Salib telah menang.’ Maka seorang Muslim akan bangkit dan membunuh. Saat itulah bangsa Romawi berkhianat dan mengerahkan pasukannya untuk pertempuran besar.”
Peristiwa itu menjadi tanda dimulainya perang besar ( Al-Malhamah Al-Kubra ), yaitu perang dahsyat antara kekuatan Islam dan bangsa Rum. Dalam peperangan tersebut, banyak umat Islam gugur sebagai syuhada.
Menurut riwayat Abu Darda RA, Rasulullah SAW menyebutkan bahwa pasukan Islam akan berkemah di Al-Ghauthah, daerah yang berada di sekitar Damaskus. Beliau bersabda:
“Perkemahan pasukan umat Islam dalam pertempuran besar nanti berada di Al-Ghauthah, di kota Damaskus yang merupakan tempat paling strategis di Syam.”
Dari wilayah inilah kemudian muncul sosok pemimpin yang adil, Imam Mahdi, yang akan menegakkan keadilan dan menyatukan umat Islam di bawah panji tauhid.
Kemenangan Sementara dan Kekalahan Bangsa Rum
Kisah bangsa Rum juga menjadi bagian penting dalam sejarah awal Islam. Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim menjelaskan bahwa Surah Ar-Rum turun ketika Rasulullah SAW dan para sahabat tengah mengalami tekanan hebat di Makkah. Saat itu, Persia mengalahkan bangsa Romawi (Byzantium).
Kaum musyrik Quraisy gembira atas kekalahan Romawi karena mereka menganggap Persia lebih mirip dengan keyakinan mereka yang menyembah api, sedangkan kaum muslimin bersedih karena bangsa Romawi adalah ahli kitab yang memiliki sedikit kesamaan dengan ajaran tauhid. Namun, Allah menurunkan kabar gembira bahwa bangsa Romawi akan bangkit kembali dalam beberapa tahun, dan kemenangan itu menjadi tanda pertolongan Allah bagi kaum mukminin.
Raja Persia berhasil merebut banyak wilayah Romawi, termasuk Syam dan daerah-daerah yang dekat dengan Jazirah Arab. Kaisar Romawi, Heraklius, terpaksa mundur dan kehilangan sebagian besar kekuasaannya. Namun sesuai janji Allah, Romawi akhirnya bangkit dan mengalahkan Persia. Peristiwa ini menunjukkan bahwa kekuasaan dunia hanyalah sementara dan semua berada di bawah kehendak Allah SWT.
Rasulullah SAW telah menutup nubuat ini dengan sabdanya:
“Kalian akan menaklukkan Jazirah Arab, lalu Persia, kemudian Romawi, dan setelah itu Dajjal hingga Allah menaklukkannya.” (HR.Ahmad dan Muslim).
Hadis ini menegaskan urutan peristiwa besar akhir zaman yang berpuncak pada kemenangan Islam atas segala bentuk kekufuran. Maka, tugas umat Islam saat ini bukanlah menebak waktu kedatangan Imam Mahdi, tetapi mempersiapkan diri dengan memperkuat iman, persatuan, dan keteguhan menghadapi fitnah akhir zaman.
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
