Ibadah
Beranda » Berita » Tuntunan Ketika Muslim Mendengar Azan

Tuntunan Ketika Muslim Mendengar Azan

Tuntunan Ketika Muslim Mendengar Azan
Tuntunan Ketika Muslim Mendengar Azan. Gambar : SURAU.CO

SURAU.CO – Azan adalah panggilan mulia yang menggema pada seluruh penjuru bumi, menyeru umat Islam menuju ibadah. Panggilan menuju pertemuan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Setiap kali lafaz azan berkumandang, sejatinya itu adalah panggilan cinta dari Sang Pencipta kepada hamba-hamba-Nya. Suara azan bukan sekadar tanda waktu shalat, tetapi juga pengingat bagi setiap Muslim bahwa hidup ini bukan hanya tentang urusan dunia, melainkan juga tentang menegakkan hubungan dengan Allah. Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Apabila waktu shalat telah tiba, maka hendaklah salah seorang di antara kalian mengumandangkan azan untuk kalian.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Karena itu, mendengar azan bukan hal sepele. Islam mengajarkan adab dan tuntunan bagi umat Islam ketika azan berkumandang. Tuntunan ini bukan hanya sekadar formalitas, tapi menjadi bentuk penghormatan terhadap panggilan Allah dan perantara menuju pahala yang besar.

Makna dan Keagungan Azan

Kata azan berasal dari bahasa Arab al-i‘lan yang berarti pemberitahuan. Azan adalah bentuk panggilan suci untuk memberitahukan waktu shalat kepada umat Islam.

Allah Ta’ala berfirman:

Ziarah Makam Hari Jum’at, Apa Hukumnya?

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan amal saleh serta berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.’”
(QS. Fushshilat: 33)

Ayat ini menegaskan kemuliaan orang yang menyeru kepada Allah, dan azan adalah salah satu bentuk seruan yang paling mulia. Ia mengandung kalimat tauhid, pengakuan atas kebesaran Allah, serta panggilan menuju ketaatan.

Rasulullah SAW bersabda:

“Tidaklah jin dan manusia serta sesuatu pun mendengar suara muazin sejauh mana suara itu sampai, kecuali semuanya akan menjadi saksi baginya pada hari kiamat.”
(HR. Bukhari)

Betapa agungnya azan, bahkan setiap makhluk yang mendengarnya akan menjadi saksi kebaikan bagi sang muazin kelak di akhirat.

Kitab Taisirul Khallaq

Perintah untuk Menjawab Azan

Ketika azan berkumandang, Islam mengajarkan agar setiap Muslim menghentikan kegiatannya sejenak dan menjawab azan dengan tenang serta penuh hormat.

Rasulullah Muhammad SAW bersabda:

“Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti apa yang ia ucapkan.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis ini menjadi dasar bahwa menjawab azan hukumnya sunnah muakkadah (sangat dianjurkan). Seorang Muslim yang mendengar azan lalu menirukan lafaznya dengan hati yang hadir akan mendapatkan pahala besar.

Tata Cara Menjawab Azan

Berikut urutan tuntunan oleh Rasulullah Muhammad SAW ketika mendengar azan:

Tidak Shalat Jum’at Karena Hujan; Apa Hukumnya?

  1. Diam dan dengarkan dengan penuh khusyuk.
    Tidak boleh berbicara, tertawa, atau sibuk dengan aktivitas lain ketika azan berkumandang.
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Apabila azan dikumandangkan, setan lari sambil kentut hingga tidak mendengar azan. Apabila azan selesai, ia datang lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, ia kembali lari.”
    (HR. Bukhari dan Muslim)
    Ini menunjukkan bahwa azan adalah kalimat yang agung — bahkan setan pun lari darinya.
  2. Menjawab setiap lafaz azan dengan lafaz yang sama, kecuali pada dua bagian tertentu ; Ketika muazin mengucap “Hayya ‘alash-shalah” dan “Hayya ‘alal-falah”, maka kita menjawab dengan: “Laa haula wa laa quwwata illa billah.”Artinya: “Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.”Saat muazin mengucap “Ash-shalatu khairun minan-naum” (dalam azan Subuh), kita menjawab:
    “Shadaqta wa bararta.”
    (Benarlah engkau dan sungguh baik apa yang engkau serukan).
  3. Setelah azan selesai, sunnah untuk membaca shalawat kepada Nabi Muhammad, sebagaimana sabdanya:
    “Apabila kalian mendengar muazin, maka ucapkanlah seperti yang ia ucapkan, kemudian bershalawatlah kepadaku. Karena siapa yang bershalawat kepadaku sekali, Allah akan bershalawat kepadanya sepuluh kali.”
    (HR. Muslim)
  4. Berdoa setelah azan dengan doa yang diajarkan Rasulullah SAW :
    “Allahumma rabba hadzihid-da‘watit-tammah, wash-shalatil-qa’imah, aati Muhammadanil wasilata wal fadhilah, wab‘ats-hu maqaman mahmudan alladzi wa‘adtah.”
    Artinya:
    “Ya Allah, Tuhan pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat yang akan ditegakkan, berikanlah kepada Muhammad kedudukan yang mulia dan keutamaan, serta tempatkanlah dia pada kedudukan terpuji yang telah Engkau janjikan.”
    Rasulullah SAW bersabda:
    “Barang siapa berdoa demikian setelah mendengar azan, niscaya ia akan mendapat syafaatku pada hari kiamat.”
    (HR. Bukhari)

Makna Spiritualitas Menjawab Azan

Menjawab azan bukan hanya mengulang kalimat secara lisan. Ia adalah bentuk pengakuan iman. Setiap lafaz azan mengandung makna mendalam:

  • Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Pengakuan bahwa tiada sesuatu pun yang lebih penting dari Allah.
  • Asyhadu an laa ilaaha illallah. Pembaharuan ikrar tauhid setiap kali azan berkumandang.
  • Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah. Bukti cinta kepada Nabi dan komitmen mengikuti sunnahnya.
  • Hayya ‘alash-shalah. Ajakan untuk mengingat kembali tujuan hidup: beribadah kepada Allah.
  • Hayya ‘alal-falah. Seruan menuju keberuntungan sejati, bukan duniawi semata.

Maka setiap kali kita menjawab azan, sesungguhnya kita sedang memperbarui janji kita kepada Allah, bahwa kita akan meninggalkan kesibukan dunia demi memenuhi panggilan-Nya.

Adab dan Sikap Saat Azan Berkumandang

Islam mengatur dengan indah bagaimana seharusnya seorang Muslim bersikap ketika mendengar azan. Berikut beberapa adab penting yang patut menjadi perhatian

  1. Hentikan segala aktivitas duniawi.
    Ketika azan berkumandang, sebaiknya seorang Muslim menghentikan pekerjaan, percakapan, atau hiburan yang sedang dilakukan. Ini bentuk penghormatan terhadap panggilan Allah.
  2. Menghadap kiblat dan menjawab dengan tenang.
    Jika memungkinkan, hadapkan wajah ke arah kiblat saat menjawab azan dan ucapkan dengan penuh rasa hormat.
  3. Tidak keluar dari masjid ketika azan dikumandangkan.
    Rasulullah Muhammad SAW melarang seseorang keluar dari masjid saat azan sedang dikumandangkan kecuali ada alasan syar’i.
    “Apabila azan dikumandangkan, maka janganlah salah seorang di antara kalian keluar dari masjid sebelum selesai.”
    (HR. Abu Dawud)
  4. Menjaga suara dan sikap.
    Tidak pantas tertawa keras, berbicara tanpa adab, atau memutar musik ketika azan berkumandang. Ini menunjukkan kurangnya penghormatan terhadap syiar Islam.
  5. Segera bersiap untuk shalat berjamaah.
    Setelah azan selesai, bersiaplah untuk menuju masjid, karena azan adalah panggilan menuju pertemuan dengan Allah.

Pahala dan Keutamaan Menjawab Azan

Menjawab azan bukan hanya adab, tapi juga ladang pahala yang besar. Rasulullah SAW memberikan banyak kabar gembira bagi orang yang menghormati dan menjawab azan.

  1. Mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW.
    Seperti tyerdapat dalam hadis riwayat Bukhari — orang yang berdoa setelah azan dengan doa yang diajarkan akan mendapatkan syafaat Rasulullah SAW pada hari kiamat.
  2. Terhapuskan dosanya.
    Dalam beberapa riwayat menyebutkan bahwa siapa yang mendengar azan lalu mengikutinya dengan doa dan shalawat, Allah akan mengampuni dosanya yang telah lalu.
  3. selamat dari godaan setan.
    Setan lari dari suara azan karena ia tidak tahan mendengar kalimat tauhid yang mengingatkan manusia pada Tuhannya.
  4. Ditinggikan derajatnya di sisi Allah.
    Setiap kalimat dzikir yang terucap saat menjawab azan adalah amal saleh yang menambah timbangan kebaikan.

Azan: Pengingat Waktu dan Kesempatan Taubat

Selain menjadi penanda waktu shalat, azan juga merupakan pengingat bahwa waktu terus berjalan. Setiap kali muazin menyeru, seolah Allah mengingatkan kita: “Waktumu berkurang, kembalilah kepada-Ku.”

Berapa banyak manusia yang sibuk dengan dunia, tapi lalai mendengar panggilan azan? Padahal, azan adalah panggilan kasih sayang agar manusia tidak tersesat dalam kesibukan duniawi.

Maka, siapa yang mau berhenti sejenak, menenangkan hati, lalu menjawab azan dengan penuh kesadaran, sesungguhnya ia telah menolak bisikan dunia dan menyambut seruan Ilahi.

Penutup

Azan bukan sekadar seruan untuk shalat, tetapi tanda cinta dan rahmat Allah kepada hamba-Nya. Setiap lafaznya mengandung pesan tauhid, ajakan menuju keselamatan, dan peringatan akan tanggung jawab sebagai Muslim.

Menjawab azan dengan adab dan doa bukan hanya sunnah, tapi juga bentuk kesadaran iman yang tinggi. Ketika seorang Muslim mendengar azan, lalu berhenti dari kesibukannya, mengulang lafaznya dengan khusyuk, bershalawat, dan berdoa — maka ia telah membuka pintu rahmat dan pahala yang luas dari Allah.

Mari kita jadikan azan sebagai momen spiritual untuk memperbarui keimanan, menyucikan hati, dan mendekatkan diri kepada Allah.

“Barang siapa menempuh jalan menuju shalat dengan menjawab azan dan memenuhi panggilan itu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement