Khazanah
Beranda » Berita » Siapa Tuhan yang Kita Sembah? Mengenal Sifat Wajib bagi Allah Menurut Kitab Kifāyatul ‘Awām

Siapa Tuhan yang Kita Sembah? Mengenal Sifat Wajib bagi Allah Menurut Kitab Kifāyatul ‘Awām

ilustrasi pemuda merenung di bawah langit subuh, simbol mengenal sifat-sifat Allah
Siluet seorang pemuda duduk di tepi bukit menjelang subuh, memandang langit berwarna lembut keemasan, simbol pencarian makna dan ketenangan iman.

Surau.co.Pertanyaan “siapa Tuhan yang kita sembah?” mungkin terdengar sederhana, namun sesungguhnya menjadi inti dari seluruh ajaran Islam. Sebab, ibadah tanpa pengenalan terhadap Allah hanya akan menjadi ritual tanpa makna. Syaikh Muhammad al-Fudhali, dalam karya klasiknya Kifāyatul ‘Awām fī ‘Ilmi al-Kalām, menuntun umat agar mengenal Allah melalui sifat-sifat wajib-Nya, yaitu sifat-sifat kesempurnaan yang tidak mungkin tidak dimiliki oleh-Nya.

Dalam pembuka kitabnya, beliau menulis dengan rendah hati:

يَقُولُ الْفَقِيرُ إِلَى رَحْمَةِ رَبِّهِ الْغَفُورِ مُحَمَّدُ الْفُضَالِيُّ
“Berkata hamba yang fakir akan rahmat Tuhannya Yang Maha Pengampun, Muhammad al-Fudhali.”

Kalimat pembuka ini mengingatkan kita bahwa pengenalan terhadap Allah selalu dimulai dari pengakuan akan kelemahan diri. Dari sinilah kita belajar bahwa mengenal Allah bukan sekadar mengetahui nama-Nya, tetapi memahami keagungan, kesempurnaan, dan kasih-Nya.

Mengapa Kita Perlu Mengenal Sifat Wajib bagi Allah

Sifat wajib bagi Allah adalah sifat-sifat yang menunjukkan kesempurnaan mutlak-Nya. Dalam Kifāyatul ‘Awām, Syaikh al-Fudhali menjelaskan bahwa ada dua puluh sifat wajib bagi Allah yang wajib diketahui oleh setiap mukmin. Sifat-sifat ini bukan hanya untuk dihafal, tetapi untuk direnungkan, agar hati semakin yakin dan cinta kepada Sang Pencipta.

Meredam Polarisasi Bangsa Melalui Esensi Bab “Mendamaikan Manusia”

Allah berfirman:

اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
“Allah, tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup, Yang terus-menerus mengurus (makhluk-Nya).” — (QS. Al-Baqarah [2]: 255)

Ayat ini menjadi dasar pengenalan terhadap Allah. Ia hidup, tidak bergantung pada apa pun, dan menjadi sumber kehidupan bagi seluruh makhluk. Mengetahui hal ini menumbuhkan rasa aman dan keyakinan dalam diri seorang hamba. Ketika kita sadar bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Zat yang sempurna, maka segala ketakutan dan kegelisahan duniawi menjadi ringan.

Sifat Wajib Allah: Bukti Kesempurnaan-Nya

Syaikh al-Fudhali membagi dua puluh sifat wajib Allah ke dalam beberapa kelompok utama, yang masing-masing mengajarkan dimensi keagungan dan kasih Tuhan.

  1. Sifat Wujud dan Qidam: Allah Ada Tanpa Permulaan

Sifat pertama adalah Wujūd (ada). Allah ada bukan karena diciptakan, melainkan karena keberadaan-Nya adalah niscaya.
Beliau menulis:

Mengapa Allah Menolak Taubat Iblis?

وَوُجُودُهُ قَدِيمٌ أَزَلِيٌّ
“Dan adanya Allah itu qadim (tidak berpermulaan) dan azali.”

Kesadaran ini mengajarkan kita kerendahan hati: segala sesuatu di dunia bergantung pada-Nya. Dalam kehidupan modern yang serba cepat, banyak orang mencari makna dalam pencapaian dan materi. Namun, memahami bahwa Allah adalah sumber dari segala sesuatu membuat kita kembali tenang: segala yang kita miliki hanyalah titipan dari-Nya.

  1. Sifat Baqā’ dan Mukhalafatu lil-Hawādits: Allah Abadi dan Berbeda dari Makhluk

Sifat kedua adalah Baqā’ (kekal), dan ketiga adalah Mukhalafatu lil-Hawādits (berbeda dari makhluk). Artinya, Allah tidak berubah, tidak fana, dan tidak menyerupai apa pun di dunia.

Allah menegaskan:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya; Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” — (QS. Asy-Syūrā [42]: 11)

Budaya Hustle Culture vs Berkah: Meninjau Ulang Definisi Sukses

Sifat ini mengajarkan keseimbangan antara iman dan akal. Kita tidak boleh membayangkan Allah seperti makhluk, sebab Ia melampaui ruang, waktu, dan bentuk. Dalam dunia yang penuh citra visual dan materi, penghayatan sifat ini melatih kita untuk melihat dengan hati, bukan dengan mata jasmani.

  1. Sifat Qiyamuhu binafsihi dan Wahdāniyyah: Allah Berdiri Sendiri dan Esa

Allah tidak butuh kepada siapa pun, sementara seluruh makhluk bergantung pada-Nya.

اللَّهُ الصَّمَدُ
“Allah tempat bergantung segala sesuatu.” — (QS. Al-Ikhlāṣ [112]: 2)

Sifat Qiyamuhu binafsihi berarti Allah tidak bergantung kepada apa pun. Sementara Wahdāniyyah menegaskan keesaan-Nya.
Mengetahui ini mengajarkan bahwa kebergantungan sejati hanya kepada Allah, bukan pada manusia atau harta.

Bagi remaja yang hidup di tengah tekanan sosial, sifat ini menjadi pegangan penting: tidak perlu mencari validasi dari manusia, karena yang utama adalah penilaian Allah.

  1. Sifat Qudrah, Iradah, dan ‘Ilm: Allah Berkuasa, Berkehendak, dan Mengetahui

Tiga sifat ini menunjukkan keaktifan Allah dalam mengatur alam semesta. Tidak ada yang terjadi tanpa izin dan kehendak-Nya.
Allah berfirman:

وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“Dan kamu tidak dapat menghendaki sesuatu kecuali bila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” — (QS. At-Takwīr [81]: 29)

Mengetahui bahwa Allah memiliki Qudrah (kekuasaan), Iradah (kehendak), dan ‘Ilm (pengetahuan) membuat hati tenang dalam menghadapi takdir. Ia tidak menciptakan sesuatu tanpa hikmah.
Syaikh al-Fudhali menulis bahwa memahami sifat-sifat ini menumbuhkan tawakal dan sabar — karena apa pun yang terjadi, pasti dalam kendali kasih dan kebijaksanaan Allah.

  1. Sifat Hayāt, Sam‘, Bashar, dan Kalām: Allah Hidup, Mendengar, Melihat, dan Berfirman

Sifat-sifat ini menegaskan bahwa Allah Maha Hidup dan Maha Mengetahui secara sempurna, tanpa keterbatasan makhluk.

إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
“Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” — (QS. Al-Isrā’ [17]: 1)

Ketika seorang hamba menyadari bahwa Allah selalu mendengar dan melihat, ia akan lebih berhati-hati dalam perkataan dan perbuatan. Iman melahirkan etika, dan akidah menumbuhkan moralitas.

Sifat Kalām (berfirman) juga menunjukkan bahwa Allah berkomunikasi dengan makhluk-Nya melalui wahyu. Inilah yang meneguhkan hubungan spiritual antara Tuhan dan manusia.

Akidah sebagai Fondasi Kehidupan Modern

Sering kali, orang menganggap pembahasan sifat-sifat Allah sebagai hal yang kuno dan tidak relevan. Padahal, justru akidah inilah yang memberikan arah hidup di tengah dunia modern. Ketika seseorang memahami bahwa Allah Maha Mengetahui dan Maha Adil, maka ia tidak akan curang.

Ketika ia sadar bahwa Allah Maha Hidup dan Kekal, maka ia tidak akan mudah putus asa. Akidah bukan hanya teori di ruang kelas pesantren, tetapi panduan hidup di dunia nyata. Remaja yang memahami akidah akan memiliki mental kuat, hati yang damai, dan relasi sosial yang sehat.

Refleksi Spiritual: Mengenal Allah Adalah Mencintai-Nya

Semakin kita mengenal sifat-sifat Allah, semakin kita menyadari betapa besar kasih dan keagungan-Nya. Allah tidak menciptakan kita untuk menakut-nakuti, melainkan untuk mengasihi dan memberi makna hidup.
Dalam setiap hembusan napas, ada tanda-tanda kebesaran-Nya. Dalam setiap ujian, ada kasih tersembunyi dari-Nya. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
“Sesungguhnya Allah telah menetapkan berbuat baik atas segala sesuatu.” — (HR. Muslim)

Maka, mengenal Allah melalui sifat-sifat wajib-Nya bukan hanya membuat kita beriman, tetapi juga menjadi pribadi yang lebih baik, lembut, dan penuh kasih.

Penutup

Syaikh al-Fudhali menulis bahwa mengenal sifat-sifat Allah adalah awal dari perjalanan panjang menuju ma‘rifah — pengenalan batin yang sejati.
Ketika seorang hamba mengenal Tuhannya, ia tidak lagi menyembah karena takut neraka atau berharap surga, tetapi karena cinta dan pengakuan atas keagungan-Nya.

فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا اللَّهُ
“Maka ketahuilah, bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” — (QS. Muhammad [47]: 19)

Mengetahui di sini bukan sekadar memahami dengan akal, tetapi juga merasakan dengan hati. Itulah tujuan akhir dari akidah: menyadarkan kita siapa Tuhan yang kita sembah, dan mengapa kita hidup untuk-Nya.

*Gerwin Satria N

Pegiat literasi Iqro’ University Blitar


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement