Opinion
Beranda ยป Berita ยป ๐—›asil ๐—žotak ๐—ฆuara ๐—•ukanlah ๐—žeadilan, ๐—งapi ๐—ฃertarungan

๐—›asil ๐—žotak ๐—ฆuara ๐—•ukanlah ๐—žeadilan, ๐—งapi ๐—ฃertarungan

๐—›๐—”๐—ฆ๐—œ๐—Ÿ ๐—ž๐—ข๐—ง๐—”๐—ž ๐—ฆ๐—จ๐—”๐—ฅ๐—” ๐—•๐—จ๐—ž๐—”๐—ก๐—Ÿ๐—”๐—› ๐—ž๐—˜๐—”๐——๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ก, ๐—ง๐—”๐—ฃ๐—œ ๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—ง๐—”๐—ฅ๐—จ๐—ก๐—š๐—”๐—ก
๐—›๐—”๐—ฆ๐—œ๐—Ÿ ๐—ž๐—ข๐—ง๐—”๐—ž ๐—ฆ๐—จ๐—”๐—ฅ๐—” ๐—•๐—จ๐—ž๐—”๐—ก๐—Ÿ๐—”๐—› ๐—ž๐—˜๐—”๐——๐—œ๐—Ÿ๐—”๐—ก, ๐—ง๐—”๐—ฃ๐—œ ๐—ฃ๐—˜๐—ฅ๐—ง๐—”๐—ฅ๐—จ๐—ก๐—š๐—”๐—ก
DAFTAR ISIโˆ’

 

SURAU.CO – Politik dalam wajah modernnya telah berubah menjadi arena gladiator manusia.
Yang tampak di layar televisi bukanlah kebijaksanaan dan visi, melainkan pertarungan antar nafsu dan ambisi yang diselimuti jargon โ€œdemokrasiโ€.

Di balik setiap kotak suara, ada darah, uang, dan tipu daya yang disembunyikan di balik kata โ€œrakyat telah memilihโ€.

Padahal rakyat tidak benar-benar memilih mereka diarahkan.
Mereka digiring oleh media, disihir oleh pencitraan, dan dikungkung oleh sistem yang membuat kebenaran tidak punya ruang bicara.

๐—ž๐—ฒ๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐—ถ๐—ฑ๐—ฎ๐—ธ ๐—•๐—ถ๐˜€๐—ฎ ๐——๐—ถ๐—ต๐—ฎ๐˜€๐—ถ๐—น๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ๐—ถ ๐—ž๐—ผ๐˜๐—ฎ๐—ธ ๐—ฆ๐˜‚๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ

Keadilan bukan hasil dari bilik suara.
Keadilan lahir dari ketundukan pada hukum Allah, bukan hukum buatan manusia yang bisa dibeli, diatur, dan diubah sesuai kepentingan kelompok.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Ketika suara mayoritas dijadikan ukuran kebenaran, maka yang berkuasa bukanlah kebenaran, tapi jumlah.
Dan jumlah tidak pernah menjamin keadilan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah mengingatkan:

> โ€œDan jika kamu menuruti kebanyakan orang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah.โ€
(QS. Al-Anโ€˜am: 116)

Demokrasi mengajarkan bahwa suara terbanyak adalah kebenaran, padahal dalam pandangan Allah, kebenaran tidak pernah ditentukan oleh banyaknya pengikut, tetapi oleh kesetiaan pada wahyu.

๐—ฃ๐—ผ๐—น๐—ถ๐˜๐—ถ๐—ธ ๐—”๐—ฑ๐˜‚ ๐—”๐˜†๐—ฎ๐—บ

Politik hari ini adalah politik adu ayam di mana manusia dijadikan taruhan, dan nasib bangsa menjadi pertaruhan hiburan.
Para elite bertarung di panggung, rakyat bersorak di tribun, dan setelah itu. ๐˜€๐—ฒ๐—บ๐˜‚๐—ฎ ๐—ธ๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ ๐—น๐—ฎ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฟ, ๐˜๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ถ๐—ฝ๐˜‚, ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ธ๐—ฒ๐—ฐ๐—ฒ๐˜„๐—ฎ. Solusinya sabar bro tunggu 2029 lagi superhero belum beruntung walaupun sudah 80tahun merdeka secara simbol, yang akhirnya sabar pun jadi Hero disaat derita jadi moto.

Rakyat hanya dijadikan โ€œangkaโ€ dalam sistem.
Sekali lima tahun, angka itu dihitung bukan dihargai.
Setelah itu, mereka dilupakan.
Mereka yang berjuang untuk hidup dianggap hanya sebagai โ€œmassaโ€, bukan manusia yang punya cita dan derita.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Inilah politik yang memisahkan moral dari kekuasaan.
>Inilah politik yang membuat manusia bertarung demi kursi, bukan demi amanah.
>Inilah politik yang membuat kita kehilangan makna mengabdi, karena semua berlomba untuk berkuasa.

๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—•๐˜‚๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—”๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐—œ๐—ฑ๐—ฒ, ๐—ง๐—ฎ๐—ฝ๐—ถ ๐—”๐—ป๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐—ฎ ๐— ๐—ผ๐—ฑ๐—ฎ๐—น

Sejak lama, politik telah digadaikan kepada pemilik modal.
Yang menang bukan yang punya gagasan terbaik, tapi yang punya uang terbanyak.
Yang menonjol bukan yang berilmu, tapi yang pandai berpura-pura.

Pemilu hari ini bukan lagi pesta demokrasi, tapi pesta modal.
Partai menjadi perusahaan, rakyat menjadi pelanggan, dan janji menjadi iklan.
Setiap suara dibayar, setiap harapan dijual, dan setiap kebenaran ditutup dengan kampanye yang memabukkan.

Dan ketika hasil diumumkan, semua berteriak โ€œKeadilan telah menang!โ€ padahal yang menang hanyalah sistem yang terus memperbudak.

๐——๐—ฒ๐—บ๐—ผ๐—ธ๐—ฟ๐—ฎ๐˜€๐—ถ ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ท๐—ฎ๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ฅ๐—ฎ๐—ธ๐˜†๐—ฎ๐˜ ๐˜‚๐—ป๐˜๐˜‚๐—ธ ๐— ๐—ฒ๐—น๐˜‚๐—ฝ๐—ฎ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—ง๐˜‚๐—ต๐—ฎ๐—ป

Inilah tragedi besar: ketika manusia diajarkan bahwa nasib bangsa tidak ditentukan oleh ketaatan kepada Allah, tetapi oleh kertas suara.
Ketika hukum Allah dianggap tidak relevan, dan hukum buatan manusia dijadikan sumber tertinggi, maka kezaliman menjadi normal, kemunafikan menjadi strategi, dan dusta menjadi budaya.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi

Manusia pun berubah menjadi โ€œpemain politikโ€, bukan โ€œpenegak amanahโ€.
Setiap langkahnya dihitung demi citra, bukan demi ridha Allah.

Padahal Rasulullah ๏ทบ pernah bersabda:

> โ€œSesungguhnya kepemimpinan adalah amanah. Dan pada hari kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang menunaikannya dengan haknya.โ€
(HR. Muslim)

Maka bagaimana mungkin kita berharap keadilan dari sistem yang menolak amanah dan mengagungkan kepentingan pribadi?

๐—ฃ๐—ฒ๐—ฟ๐˜๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐—ป๐—ด๐—ฎ๐—ป ๐—œ๐—ป๐—ถ ๐—”๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐— ๐—ฒ๐—ป๐—ด๐—ต๐—ฎ๐—ป๐—ฐ๐˜‚๐—ฟ๐—ธ๐—ฎ๐—ป ๐—•๐—ฎ๐—ป๐—ด๐˜€๐—ฎ

Pertarungan politik tanpa nilai adalah pertarungan yang menghancurkan.
Ia memecah belah umat, mematikan solidaritas, dan menumbuhkan kebencian yang diwariskan turun-temurun.
Kita menyaksikan rakyat saling memaki demi membela calon yang bahkan tidak mengenal mereka.
Kita melihat saudara seiman saling memfitnah demi partai yang hanya peduli pada kursi.

Itulah politik adu ayam โ€” rakyat dipertontonkan, elit tertawa di balik layar.

Dan pada akhirnya, ketika debu pertarungan reda, yang tertinggal hanyalah bangsa yang letih, umat yang pecah, dan generasi yang kehilangan arah.

๐—ž๐—ฒ๐—ฎ๐—ฑ๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ป ๐—ฆ๐—ฒ๐—ท๐—ฎ๐˜๐—ถ ๐—›๐—ฎ๐—ป๐˜†๐—ฎ ๐—ฑ๐—ฎ๐—น๐—ฎ๐—บ ๐—ž๐—ฒ๐—ฝ๐—ฒ๐—บ๐—ถ๐—บ๐—ฝ๐—ถ๐—ป๐—ฎ๐—ป ๐˜†๐—ฎ๐—ป๐—ด ๐—ง๐˜‚๐—ป๐—ฑ๐˜‚๐—ธ ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ ๐—”๐—น๐—น๐—ฎ๐—ต

Keadilan tidak bisa dibangun dari sistem yang menolak hukum Allah.
Keadilan hanya lahir ketika pemimpin dan rakyat sama-sama tunduk kepada wahyu.
Itulah makna sejati dari โ€œsyuraโ€ dalam Islam musyawarah yang berlandaskan ketaatan, bukan suara mayoritas tanpa batas.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

> โ€œDan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya, mendirikan shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka; dan mereka menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.โ€
(QS. Asy-Syura: 38)

Syura adalah musyawarah yang diikat oleh iman. Bukan debat bebas tanpa arah.
Bukan pemungutan suara tanpa akidah.
Inilah perbedaan mendasar antara musyawarah Islam dan demokrasi sekuler.

๐—จ๐—บ๐—ฎ๐˜ ๐—›๐—ฎ๐—ฟ๐˜‚๐˜€ ๐—ฆ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ๐—ฟ ๐—ฑ๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐—บ๐—ฏ๐—ฎ๐—น๐—ถ ๐—ฝ๐—ฎ๐—ฑ๐—ฎ ๐—ก๐—ถ๐—น๐—ฎ๐—ถ ๐—œ๐—น๐—ฎ๐—ต๐—ถ

Selama umat terus percaya bahwa kertas suara bisa menegakkan keadilan, mereka akan terus tertipu.
Selama umat yakin bahwa sistem kufur bisa membawa rahmat, mereka akan terus kecewa.
Dan selama umat takut untuk menegakkan hukum Allah karena takut dianggap โ€œekstremโ€, maka dunia akan terus dikuasai oleh orang-orang yang tidak takut kepada Allah.

Wahai umat Islam,
bangunlah dari tidur panjang ini.
Jangan biarkan dirimu dipertarungkan oleh sistem yang tidak berpihak padamu.
Jangan jadikan dirimu alat bagi mereka yang ingin berkuasa tanpa peduli pada nasib rakyat dan akhirat.

Keadilan tidak akan datang dari kertas, tapi dari iman dan keberanian.
Perubahan sejati tidak akan lahir dari bilik suara, tapi dari kembalinya hati pada Allah.

๐—ฆ๐—ฒ๐—ฟ๐˜‚๐—ฎ๐—ป ๐—ž๐—ฒ๐—ฏ๐—ฎ๐—ป๐—ด๐—ธ๐—ถ๐˜๐—ฎ๐—ป

Hari ini kita harus bertanya:
Apakah tujuan kita hanya mengganti wajah pemimpin, atau mengubah arah peradaban?
Apakah kita ingin menang dalam pemilu, atau menang di hadapan Allah?

Jika kita jujur, maka jawabannya hanya satu:
Kita ingin hidup dalam sistem yang menegakkan keadilan sejati keadilan yang bersumber dari wahyu, bukan dari kompromi.

Maka mulai dari diri kita, dari keluarga kita,
dari lingkungan kecil yang masih bisa kita jaga,
bangunlah kesadaran bahwa politik bukan alat kekuasaan, tapi amanah.
Bahwa pemimpin bukan penguasa, tapi pelayan umat.

Dan bahwa keadilan sejati hanya bisa lahir dari kepemimpinan yang tunduk kepada Allah, menjalankan hukum bersumber kepada Wahyu dalam bingkai khilafah agar syariat Islam bisa dijalankan dengan Kaffah agar semua kepentingan mendapatkan keadilan sejati, bukan keadilan semu ala pemikiran peradaban kuno Yunani demokrasi, sebagimana 80 tahun ini terbukti menjadikan arah bangsa kesana-kesini oleh tokoh-tokoh ilusi berdasi yang muncul 5 tahun sekali.

๐—ฃ๐—ฒ๐—ป๐˜‚๐˜๐˜‚๐—ฝ

Hasil kotak suara bukanlah keadilan โ€” ia hanyalah cermin dari pertarungan manusia yang telah kehilangan arah, oleh karena itu, keadilan sejati tidak pernah bisa lahir dari sistem yang memisahkan Tuhan dari kehidupan.
Karena ketika Tuhan dikeluarkan dari politik, maka politik berubah menjadi agama baru โ€”
agama kekuasaan.

Maka berhentilah berharap keadilan dari pertarungan yang salah arah.
Kembalilah pada nilai-nilai yang abadi.
Bangkitlah dengan iman, bukan dengan janji.
Dan jadikan perjuangan ini bukan demi menang di dunia,
tapi menang di hadapan Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala Berfirman:

โ€œBarang siapa mengerjakan kebaikan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya). Dan barang siapa mengerjakan kejahatan sebesar zarrah, niscaya dia akan melihat (balasannya pula).โ€ (QS. Az-Zalzalah: 7โ€“8).

Mari sebarkan dakwah untuk menjauhi fitnah, dan selanjutnya, mari kita mulai detik ini dengan meninggalkan ideologi penjajah pedalaman pagan jahiliyah, sehingga pikiran kita dapat dinaungi oleh kebesaran syariat Allah yang agung dan mulia.

๐™‚๐™š๐™ง๐™–๐™ ๐™–๐™ฃ ๐™๐™–๐™ ๐™ฎ๐™–๐™ฉ ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™จ๐™–๐™ฉ๐™ช ๐˜ฝ๐™š๐™ง๐™–๐™ฃ๐™ฉ๐™–๐™จ ๐™ƒ๐˜ผ๐™ˆ๐˜ผ ๐™‹๐™Š๐™‡๐™„๐™๐™„๐™† ๐˜ฟ๐™š๐™ข๐™ค๐™ ๐™ง๐™–๐™จ๐™ž ๐™Ž๐™š๐™ ๐™ช๐™ก๐™š๐™ง ๐™ฌ๐™–๐™ง๐™ž๐™จ๐™–๐™ฃ ๐™‹๐™š๐™™๐™–๐™ก๐™–๐™ข๐™–๐™ฃ ๐™‹๐˜ผ๐™‚๐˜ผ๐™‰ ๐™”๐™ช๐™ฃ๐™–๐™ฃ๐™ž ๐™†๐™๐™‰๐™Š.Islam โ€” Sumber Ilmu Pengetahuan dan Cahaya Akhir Zama.ย  (Rahmat Pikiran)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

ร— Advertisement
ร— Advertisement