SURAU.CO – Bekerja adalah kewajiban yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Melalui pekerjaan, seseorang mendapatkan sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dirinya, keluarganya, dan menunaikan tanggung jawab sosialnya. Islam tidak hanya mendorong umatnya untuk beribadah ritual, tetapi juga memuliakan kerja sebagai bagian dari ibadah itu sendiri. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada hasil usaha tangannya sendiri.”
(HR. Bukhari)
Namun, di balik kesibukan mengejar nafkah, ada satu kewajiban yang jauh lebih tinggi nilainya: shalat. Shalat bukan sekadar rutinitas lima kali sehari, melainkan penghubung antara hamba dan Rabb-nya. Ia adalah sumber kekuatan batin, penenang hati, serta penjaga arah hidup agar tidak tersesat dalam hiruk pikuk dunia.
Kerja itu penting, tapi shalat lebih utama
Karena Kerja memberi penghasilan, namun shalat memberi keberkahan. Kerja menyejahterakan dunia, sedangkan shalat menyelamatkan akhirat. Tanpa shalat, keberhasilan dunia hanyalah semu — karena jiwa kehilangan arah dan hati kehilangan ketenangan. Allah berfirman:
> “Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar.”
(QS. Al-‘Ankabut: 45)
Shalat adalah pengingat agar kita tidak tenggelam dalam ambisi duniawi. Ia mengajarkan disiplin, ketundukan, dan keseimbangan. Orang yang menjaga shalatnya akan lebih jujur, sabar, dan profesional dalam bekerja — sebab ia tahu bahwa setiap amalnya diawasi oleh Allah.
Bekerjalah seolah dunia ini tempat tinggal selamanya, tapi beribadahlah seolah engkau akan mati esok hari
Ungkapan ini menggambarkan keseimbangan yang indah dalam ajaran Islam. Kita dituntut untuk bersungguh-sungguh mencari nafkah, namun tidak boleh lalai dari tugas utama sebagai hamba Allah.
Betapa banyak orang yang sukses secara materi, tapi jiwanya kering karena meninggalkan shalat. Sebaliknya, betapa banyak yang sederhana dalam harta, namun hatinya kaya karena selalu menjaga hubungan dengan Allah.
Ketika adzan berkumandang, itu bukan sekadar panggilan untuk menunaikan kewajiban, tetapi panggilan cinta dari Sang Pencipta. Saat itu, dunia seakan berhenti sejenak — bukan karena waktu terbuang, tapi karena kita sedang mengisi ulang batin dengan kekuatan spiritual yang tidak ternilai.
Shalat adalah istirahat sejati
Sebagian orang mencari ketenangan dengan liburan, hiburan, atau tidur panjang. Namun Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Wahai Bilal, istirahatkanlah kami dengan shalat.”
(HR. Abu Dawud)
Artinya, shalat bukan beban, melainkan tempat beristirahatnya hati. Di dalam sujud, manusia menundukkan seluruh ego dan ambisinya di hadapan Allah. Di sanalah segala kegelisahan dicurahkan, segala beban dilapangkan, dan segala urusan diserahkan kepada Zat yang Maha Mengatur.
Jangan biarkan kerja membuatmu lupa beribadah.
Bekerja keras adalah bagian dari tanggung jawab, tetapi meninggalkan shalat karena sibuk bekerja adalah bentuk kelalaian yang berbahaya. Sebab shalat adalah tiang agama. Rasulullah ﷺ bersabda:
> “Perjanjian antara kami dan mereka adalah shalat. Maka siapa yang meninggalkannya, sungguh ia telah kafir.”
(HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Meninggalkan shalat berarti meruntuhkan pilar kehidupan spiritual. Jika shalat roboh, maka seluruh amal lain kehilangan kekuatannya. Karena itu, sesibuk apa pun pekerjaan kita — di kantor, di pasar, di ladang, atau di jalan — jangan pernah tinggalkan shalat.
Doa dan harapan
Semoga Allah memudahkan segala urusan pekerjaan kita, memberi keberkahan pada rezeki yang kita cari, dan menjadikan setiap langkah kita bernilai ibadah di sisi-Nya. Jadikanlah shalat sebagai nafas kehidupan dan kerja sebagai ladang amal yang penuh keberkahan.
Ya Allah, Berilah kami kekuatan untuk tetap istiqamah dalam shalat,
Lapangkan waktu kami di tengah kesibukan,
Dan berkahilah setiap hasil kerja kami agar menjadi sarana kebaikan dunia dan akhirat.
Aamiin ya Rabbal ‘Alamiin.
Kerja itu penting untuk sumber penghasilan kita.
Tapi shalat lebih utama karena bisa menyelamatkan dunia dan akhirat kita.
Maka sesibuk apa pun bekerja, jangan tinggalkan shalat.”
Semoga hidup kita dipermudah, diberkahi, dan selalu dalam ridha Allah. (Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
