SURAU.CO – Kadang, tanpa sadar kita merasa jengkel ketika suara lembut ibu memanggil dari ruang tengah, “Nak, sudah adzan, ayo sholat.” Kita jawab dengan malas, “Iya, Bu… nanti.” Namun adzan berlalu, iqamah terdengar, dan panggilan ibu pun terulang — dengan nada yang sama, penuh kasih.
Tahukah kamu, suara itu bukan sekadar panggilan, tapi bentuk cinta paling murni dari seorang ibu yang tak ingin anaknya jauh dari Allah. Karena ibu tahu, di dunia ini tak ada yang bisa melindungi anaknya selain shalat. Ia mungkin tak bisa selalu menemani setiap langkahmu, tapi ia ingin memastikan kamu tak pernah jauh dari Rabb yang Maha Menjaga.
Mengingatkan Perintah Rasullullah
Ketika ibu mengingatkan shalat, itu bukan karena ia ingin mengatur, tapi karena ia takut kehilanganmu — bukan hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Ia ingin kalian berkumpul di surga, bukan berpisah di neraka. Suara lembut yang kini kamu anggap mengganggu itu, suatu hari akan sangat kamu rindukan. Ketika rumahmu sunyi, dan tak ada lagi suara yang berkata, “Nak, jangan lupa sholat.”
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Perintahkanlah anak-anakmu untuk melaksanakan shalat ketika mereka berumur tujuh tahun…”
(HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Itulah mengapa ibu terus mengingatkan — karena ia menjalankan perintah Rasulullah. Ia bukan marah, ia bukan cerewet, ia sedang berjuang agar kamu tidak lalai dari yang paling utama.
Bayangkan jika hari ini panggilannya adalah yang terakhir. Bayangkan jika besok kamu tak lagi mendengar suaranya. Mungkinkah kamu masih ingin kesal?
Doa yang Hidup diantara Panggilan
Shalat bukan sekadar ritual lima waktu, tapi tali pengikat antara kita dan Allah. Dan sering kali, ibu adalah penjaga terakhir dari tali itu dalam kehidupan kita. Ia tahu betapa sibuknya dunia, betapa mudahnya kita hanyut dalam kesenangan, lalu lupa pada Pencipta. Karena itu, ia tak lelah memanggil, meski hatinya mungkin lelah menghadapi jawaban malas dari anak yang dicintainya.
Maka mulai hari ini, ubahlah rasa kesal itu menjadi rasa syukur. Karena masih ada ibu yang mengingatkanmu shalat. Banyak orang di luar sana sudah kehilangan suara lembut itu. Mereka hanya bisa menangis di atas pusara, mengingat betapa sering dulu mereka menjawab dengan nada tinggi panggilan yang penuh cinta.
Jika suatu hari nanti kamu menjadi orang tua, kamu akan mengerti betapa beratnya menjaga anak agar tetap dekat dengan Allah. Kamu akan tahu, mengingatkan shalat bukan sekadar tanggung jawab, tapi juga doa yang hidup di antara panggilan.
Ingatlah, ibu tidak selalu meminta balasan. Ia hanya ingin satu hal — agar kamu menjadi anak yang shalih, yang doanya kelak akan menjadi penerang kuburnya. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim)
Maka jangan kesal jika ibumu mengingatkanmu shalat. Bersyukurlah, karena itu tanda cintanya yang paling tulus.
Kebahagiaan Dunia dan Akhirat
Cinta seorang ibu tidak selalu berupa pelukan dan masakan hangat. Kadang cinta itu hadir dalam bentuk suara lembut yang berkata:
“Nak, ayo sholat dulu.”
Dan jika kamu menjawab panggilan itu, sesungguhnya kamu sedang menjawab panggilan cinta dari dua arah — cinta ibumu dan cinta Tuhanmu.
Hargai nasihat ibu. Jaga shalatmu. Karena di antara keduanya, terletak kebahagiaan dunia dan akhirat. ( Oleh : Tengku Iskandar, M. Pd – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat )
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
