Khazanah
Beranda » Berita » Elegansi dalam Kesederhanaan: Ketika Iman Memancarkan Ketenangan

Elegansi dalam Kesederhanaan: Ketika Iman Memancarkan Ketenangan

Elegansi dalam Kesederhanaan: Ketika Iman Memancarkan Ketenangan
Elegansi dalam Kesederhanaan: Ketika Iman Memancarkan Ketenangan

 

SURAU.CO – Di balik balutan busana hitam yang sederhana, tersimpan pesona yang tak tergantikan — ketenangan hati yang lahir dari keimanan. Duduk dengan penuh wibawa, seorang wanita berbalut hijab dan niqab memperlihatkan bahwa keindahan sejati tidak perlu banyak bicara. Ia bukan sekadar tampil anggun di hadapan manusia, tetapi tengah menjaga kehormatan di hadapan Rabb-nya.

Gaya hidup modern sering kali menuntut perempuan untuk tampil memikat dengan segala perhiasan dunia. Namun, di tengah arus itu, ada sosok-sosok yang memilih jalan sunyi — jalan kemuliaan yang dibentangkan oleh iman dan rasa malu (haya’). Mereka tidak mencari tepuk tangan manusia, tetapi ridha Allah yang Maha Melihat.

Lukisan di belakangnya, menggambarkan riuhnya dunia seni dan kehidupan — penuh warna, dinamika, dan kebisingan. Namun, di depannya, tampak sosok yang diam, tenang, dan teduh. Kontras yang indah. Seakan Allah ingin menunjukkan bahwa di tengah hiruk-pikuk dunia, selalu ada hamba yang memilih diam dalam dzikir.

Menutup Aurat Dengan Sempurna

Busana hitam yang ia kenakan tidak menandakan kegelapan, melainkan cahaya keteguhan. Setiap helai kain yang menutupi tubuhnya menjadi saksi dari tekad seorang Muslimah untuk menjaga dirinya dari pandangan yang bukan hak. Rasulullah ﷺ bersabda:

Menggali Peran Pemuda dalam Riyadus Shalihin: Menjadi Agen Perubahan Sejati

> “Wanita adalah aurat. Apabila ia keluar (dari rumah), maka setan akan menghiasinya (untuk menggoda manusia).”
(HR. Tirmidzi)

Dalam dunia yang semakin terbuka dan serba cepat, menutup aurat dengan sempurna bukanlah hal mudah. Dibutuhkan kesabaran, keistiqamahan, dan kekuatan spiritual yang besar. Namun, justru di situlah letak kemuliaan. Karena sesuatu yang bernilai, pasti memerlukan perjuangan.

Perempuan beriman tidak butuh sorotan kamera atau tepuk tangan publik untuk merasa berharga. Ia tahu, kehormatan tertinggi bukan di mata manusia, tapi di sisi Allah. Dalam keheningan doa, dalam setiap langkah yang dijaga, ia telah menulis kisah perjuangan paling indah: kisah menjaga diri di zaman yang semakin kehilangan arah.

Kursi empuk, ruangan mewah, dan lukisan megah — semuanya hanya latar. Yang utama adalah jiwa yang tenang di bawah lindungan hijab. Sebab, keanggunan sejati tidak terletak pada apa yang dikenakan, tetapi pada niat yang menghiasi hati.

Hidup Sederhana: Berpakaian Terhormat

Semoga setiap Muslimah yang membaca ini terinspirasi untuk terus menjaga diri, bukan karena tuntutan budaya atau tren, melainkan karena panggilan iman. Karena pada akhirnya, wanita paling indah adalah mereka yang menyadari bahwa kecantikannya bukan untuk dilihat semua orang, tetapi untuk dijaga oleh Allah.

Pendidikan Adab Sebelum Ilmu: Menggali Pesan Tersirat Imam Nawawi

> “Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya…”
(QS. An-Nur [24]: 31)

Hidup sederhana. Berpakaian terhormat. Beriman dengan tenang. Sebab dari kesederhanaan itu, terpancar kemuliaan yang abadi.

 

 

 

Birrul Walidain: Membangun Peradaban dari Meja Makan untuk Generasi Mulia

 


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ .صَبَاحُ الْخَيْر (Selamat Pagi yang Penuh Berkah)

 

“Lā ilāha illallāh waḥdahu lā syarīka lah, lahul mulku wa lahul ḥamdu wa huwa ‘alā kulli syai’in qadīr.”
(Tiada tuhan yang berhak disembah selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.)

Pagi yang indah dimulai dengan dzikir dan tauhid. Kalimat ini bukan sekadar rangkaian lafaz, tetapi kunci pembuka keberkahan hidup. Ia mengingatkan bahwa segala sesuatu—baik yang kita miliki, yang kita rindukan, maupun yang kita perjuangkan—semuanya berada dalam genggaman Allah, Raja semesta alam.

Ketika hati mengucapkan “Lā ilāha illallāh”, sesungguhnya ia sedang melepaskan diri dari segala bentuk ketergantungan kepada makhluk. Hati menjadi ringan, pikiran menjadi jernih, dan langkah terasa pasti. Karena seorang mukmin tahu, tidak ada yang bisa memberi manfaat atau mudarat kecuali dengan izin Allah.

Kalimat ini juga mengajarkan syukur yang sejati.
“Lahul mulku wa lahul hamd” — milik-Nya segala kerajaan dan pujian. Artinya, setiap nikmat, baik kecil maupun besar, berasal dari-Nya. Maka pagi hari bukan hanya waktu untuk memulai aktivitas, tapi juga saat untuk menyadari nikmat-nikmat Allah yang terus mengalir tanpa henti.

Betapa banyak orang yang membuka mata tanpa sempat bersyukur. Namun bagi hati yang beriman, setiap hembusan napas adalah kesempatan untuk berzikir, untuk kembali menata niat, dan memperbaharui tekad.

Allah berfirman:

> “Ingatlah kepada-Ku, niscaya Aku ingat kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah [2]: 152)

Maka, awali harimu dengan tauhid dan syukur.
Bukan hanya dengan ucapan, tapi dengan kesadaran mendalam bahwa hidup ini adalah amanah dari Allah. Setiap detik adalah ladang pahala. Setiap kesulitan adalah bagian dari kasih sayang-Nya untuk mendewasakan jiwa.

Pagi ini, mari kita tanamkan dalam hati

“Aku hidup bukan karena kekuatanku, tapi karena izin Tuhanku.”

Biarlah dunia bergemuruh dengan urusannya, tapi hati seorang mukmin tetap tenang dengan dzikirnya.
Karena ketenangan sejati bukan datang dari banyaknya harta, melainkan dari dekatnya hati kepada Allah.

Semoga pagi ini menjadi awal yang penuh keberkahan, rezeki yang halal, dan langkah yang diridai Allah.
Jadikan setiap aktivitas hari ini sebagai bentuk ibadah, dan setiap ucapan sebagai dzikir yang menenangkan.

صَبَاحُ الْخَيْرِ — Selamat pagi, wahai jiwa-jiwa yang bertauhid.
Mulailah dengan nama Allah, karena hanya dengan-Nya semua urusan menjadi mudah. Lā ilāha illallāh. (Tengku Iskandar, M. P d – Duta Literasi Pena Da’i Nusantara Provinsi Sumatera Barat)


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement