SURAU.CO. Islam memandang tiga jenis sedekah paling dahsyat pahalanya, yaitu sedekah jariyah, sedekah saat sehat, dan sedekah dengan harta yang dicintai. Rasulullah SAW menyebutkan keutamaan-keutamaan sedekah ini dalam hadis. Tiga jenis sedekah terdahsyat bertujuan untuk meraih rida Allah SWT, yaitu sedekah saat sehat dan kikir (butuh uang namun tetap memberi), sedekah kepada keluarga terdekat, dan sedekah secara sembunyi-sembunyi (khafiyyah) untuk menghindari ria. Masing-masing bertujuan menguji keikhlasan dan kesungguhan hati dalam beribadah.
Sedekah saat sehat dan kikir menguji keikhlasan dan bukti cinta kepada Allah SWT di saat kita masih memiliki banyak keperluan duniawi. Bersedekah saat sehat dan dalam kondisi “kikir” (butuh uang tapi takut miskin) adalah ujian terberat bagi hati seseorang untuk tetap memilih memberi di tengah keterbatasan ekonominya. Ini berbeda dengan kondisi sakit atau mendekati ajal, di mana harta seolah bukan miliknya lagi.
Selain itu, sedekah kepada keluarga terdekat memulai kebaikan dari lingkungan terdekat untuk mengharapkan keridaan Allah SWT. Kita wajib mendahulukan sedekah kepada keluarga terdekat yang membutuhkan. Ini menunjukkan bahwa kita tidak hanya peduli pada orang lain, tetapi juga pada orang-orang terdekat kita.
Kita bersedekah secara sembunyi-sembunyi untuk menghindari ria dan menjaga ketulusan niat agar murni karena Allah SWT. Sedekah secara diam-diam melindungi kita dari godaan pamer. Niat yang murni dan ikhlas akan menghasilkan pahala yang lebih besar di sisi Allah SWT.
Tiga jenis sedekah :
-
Sedekah jariyah
Sedekah jariyah adalah sedekah yang pahalanya terus mengalir meskipun orang yang memberikannya sudah meninggal dunia. Amalan ini seperti investasi kebaikan yang hasilnya terus dinikmati oleh orang lain, dan pahalanya akan terus mengalir kepada si pemberi sedekah.
- Contoh:
- Membangun masjid, sekolah, atau jembatan.
- Menggali sumur di daerah yang kekurangan air.
- Mencetak dan membagikan Al-Qur’an.
- Menyumbangkan buku-buku yang bermanfaat untuk perpustakaan atau lembaga pendidikan.
-
Sedekah saat sehat
Memberikan sedekah saat seseorang sehat dan penuh harapan hidup dinilai lebih utama. Pada kondisi ini, manusia cenderung lebih mencintai harta. Oleh karena itu, sedekah menjadi sebuah perjuangan melawan hawa nafsu dan kekhawatiran akan kemiskinan.
- Perbandingan dengan kondisi lain: Sedekah saat sedang menghadapi sakaratul maut, di mana harta sudah tidak lagi berarti, tidak sebanding pahalanya dengan sedekah saat sehat.
-
Sedekah dengan harta yang paling dicintai
Kita menunjukkan keikhlasan dan ketulusan hati yang tinggi dengan memberikan sedekah dari harta yang paling kita sayangi. Hal ini karena seseorang rela melepaskan sesuatu yang sangat berharga baginya di jalan Allah SWT.
- Contoh teladan: Setelah mendengar ayat Al-Qur’an tentang infak, Abu Thalhah menyedekahkan kebun kurma paling dicintainya, yaitu kebun Bairuha’.
Sedekah lainnya yang juga memiliki keutamaan
- Sedekah kepada kerabat yang memusuhi: Ini adalah salah satu sedekah paling afdal karena di samping sedekah, ada pahala menyambung silaturahmi.
- Sedekah kepada orang terdekat: Islam menganjurkan kita untuk mendahulukan sedekah kepada keluarga dan tetangga yang membutuhkan.
- Sedekah air: Rasulullah SAW sangat menyukai sedekah berupa memberikan air kepada mereka yang kehausan.
Tiga sedekah yang paling utama merupakan sedekah saat sehat (terutama saat kondisi sulit atau kikir), sedekah kepada keluarga dan kerabat terdekat, dan sedekah jariyah yang pahalanya terus mengalir. Melakukan sedekah ini memiliki keutamaan besar karena membutuhkan keikhlasan dan kepedulian yang lebih mendalam.
Dengan demikian, bersedekah ketika sedang sehat, bahkan saat merasa kikir sekalipun, lebih utama. Pada saat ini, ada keinginan untuk memiliki harta dan takut akan kemiskinan, namun tetap memilih untuk memberi, menunjukkan tingkat keikhlasan yang tinggi. Mengeluarkan harta untuk diberikan kepada orang lain saat masih dalam kondisi sehat secara fisik. Sedekah kepada keluarga dan kerabat terdekat memiliki dua pahala, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahmi. Sebaiknya dahulukan untuk menafkahi keluarga (istri dan anak), lalu orang tua, dan kerabat dekat sebelum memberikan kepada yang lain. Allah akan terus mengalirkan pahala kepada pemberi sedekah jariyahselama manfaat sedekahnya dirasakan oleh orang lain, bahkan setelah ia meninggal dunia. Misalnya : membangun masjid atau tempat ibadah, menyediakan sumur air bersih, mencetak dan menyebarkan Al-Qur’an dan membagikan ilmu yang bermanfaat.
(mengutip dari berbagai sumber).
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
