Kisah
Beranda » Berita » Mengenal Siapa itu Abdullah bin Az-Zabari

Mengenal Siapa itu Abdullah bin Az-Zabari

Abdullah bin Az-Zabari. Ilustrasi Meta AI.

SURAU.CO – Sejarah Islam mencatat banyak kisah menawan yang penuh hikmah. Kisah para sahabat Nabi Muhammad ﷺ senantiasa menginspirasi kita semua. Abdullah bin Az-Zabari adalah salah satu tokoh unik yang patut kita pelajari. Beliau adalah seorang penyair ulung di masanya. Awalnya, ia merupakan penentang Islam yang sangat gigih. Namun demikian, hidupnya mengalami transformasi luar biasa. Kisahnya mengajarkan banyak hal berharga. Ini tentang kekuatan hidayah Allah, dan ia juga menunjukkan keindahan ajaran Islam. Artikel ini akan membahas perjalanan hidup beliau dengan detail.

Abdullah bin Az-Zabari memiliki nama lengkap Abdullah bin Az-Zabari bin Qais as-Sahmi al-Qurasyi. Beliau berasal dari kabilah Sahm, salah satu suku Quraisy yang terpandang. Sejak awal, ia dikenal sebagai penyair terkemuka. Kemampuan sastranya sangat tinggi dan diakui banyak orang. Kaum Quraisy sering menggunakannya. Mereka menggunakannya sebagai senjata untuk melawan Nabi ﷺ. Dengan jelas, Abdullah bin Az-Zabari sangat membenci Islam. Beliau menunjukkan permusuhan yang sangat nyata terhadap dakwah Nabi.

Perlawanan Sengit Terhadap Dakwah Nabi ﷺ: Senjata Puisi dan Hasutan

Abdullah bin Az-Zabari aktif menentang Islam dengan berbagai cara. Beliau menggunakan bakat puisinya secara maksimal. Puisinya bertujuan menghina Nabi ﷺ dan ajaran Islam.

Beliau menulis banyak syair satir yang tajam. Syair-syair itu ia tujukan langsung kepada Nabi ﷺ. Ia menghujat Rasulullah ﷺ dan para sahabat dengan kata-kata pedas. Ia juga membakar semangat kaum musyrikin. Tujuannya agar mereka semakin memusuhi Islam. Bahkan, pada Perang Uhud, wanita-wanita Quraisy melantunkan syairnya. Mereka melantunkan itu untuk memprovokasi pasukan muslimin. Syair itu menggambarkan kemenangan palsu mereka. Ini menunjukkan betapa kerasnya perlawanan beliau pada waktu itu.

Lebih jauh lagi, pada momen hijrah Nabi ﷺ, ia juga berperan aktif. Beliau menyarankan kaum Quraisy untuk melakukan tindakan ekstrem. Beliau meminta mereka mengirim para pemuda terbaik. Tujuannya adalah untuk membunuh Nabi ﷺ. Kemudian, setelah Perang Uhud, ia bahkan menyombongkan diri. Ia membual tentang kemenangan mereka atas muslimin. Semua ini jelas menunjukkan permusuhan yang ekstrem dari dirinya.

Burnout dan Kelelahan Jiwa: Saatnya Pulang dan Beristirahat di Bab Ibadah

Pelarian dan Pertemuan dengan Raja Najasyi: Titik Balik Hidayah Ilahi

Setelah Fathu Makkah (Penaklukan Makkah), situasi dunia Islam berubah drastis. Makkah jatuh ke tangan kaum Muslimin. Banyak musuh Islam kemudian melarikan diri. Abdullah bin Az-Zabari termasuk di antara mereka yang mencari perlindungan.

Beliau pertama kali lari ke Najran. Namun demikian, pelariannya tidak berhenti di sana. Beliau melanjutkan perjalanannya. Beliau pergi ke Habasyah (Ethiopia). Di sana, ia bertemu Amr bin Al-Ash. Saat itu, Amr bin Al-Ash juga belum masuk Islam. Abdullah bin Az-Zabari berusaha menghasut Raja Najasyi. Tujuannya agar Najasyi mengusir muslimin. Muslimin yang telah berhijrah ke Habasyah.

Namun, Raja Najasyi adalah raja yang sangat bijaksana. Beliau justru membela Nabi ﷺ. Beliau juga membela ajaran Islam. Bahkan, Najasyi membacakan beberapa ayat. Ia membacakan Surah Maryam dari Al-Qur’an dengan lantang. Ini adalah momen krusial yang menggetarkan. Abdullah bin Az-Zabari sangat terkesan. Ia terkesan dengan pembelaan Najasyi. Ia juga kagum pada Al-Qur’an yang baru ia dengar. Perlahan-lahan, ini mulai menggoyahkan keyakinannya. Hatinya mulai tersentuh cahaya kebenaran.

Pengalaman di Habasyah sangat memengaruhi Abdullah bin Az-Zabari. Sejak saat itu, ia merasakan penyesalan yang mendalam. Penyesalan itu muncul dan menguasai dirinya.

Ia menyadari kekeliruannya selama ini. Ia telah memusuhi kebenaran dengan membabi buta. Ia mulai melihat cahaya Islam dengan jelas. Hidayah Allah telah menyentuh hatinya dengan lembut. Dengan kesadaran penuh, ia akhirnya memutuskan. Ia memutuskan untuk kembali ke Makkah. Di sana, ia menyatakan keislamannya secara terbuka. Ia mengucapkan syahadat dengan tulus ikhlas. Transformasi ini sungguh total. Dari penentang keras, ia berubah menjadi muslim.

Seni Mengkritik Tanpa Melukai: Memahami Adab Memberi Nasihat yang Elegan

Abdullah bin Az-Zabari sebagai Muslim: Mengabdi dengan Bakat Puisi Indahnya

Setelah masuk Islam, Abdullah bin Az-Zabari berubah total. Beliau menjadi muslim yang baik, taat beribadah dan gigih menuntut ilmu.

Beliau menggunakan bakat puisinya lagi. Namun, kali ini bakat itu ia persembahkan untuk Islam. Ia tidak lagi menghujat dan mencela. Ia justru memuji Nabi ﷺ dengan syair-syair indah. Ia membela ajaran Islam dengan penuh semangat. Syair-syairnya kini mengandung keindahan dan kebenaran. Ia memuliakan Allah dan Rasul-Nya. Ini menjadi bukti nyata keimanan beliau. Hatinya telah sepenuhnya tunduk kepada Allah. Jadi, Allah telah mengubah musuhnya menjadi pembela agama.

Wafatnya Seorang Sahabat: Meninggalkan Jejak Hidayah yang Abadi

Abdullah bin Az-Zabari menjalani sisa hidupnya. Beliau hidup sebagai seorang muslim yang taat hingga akhir hayat dan wafat pada masa kekhalifahan Muawiyah. Beliau meninggalkan warisan inspiratif. Warisan hidayah dan pengampunan Allah.

Kisah Abdullah bin Az-Zabari memberi banyak sekali pelajaran berharga. Pertama-tama, ia menunjukkan kekuatan hidayah Allah. Hidayah itu bisa datang kepada siapa saja, bahkan penentang keras sekalipun. Kedua, ia mengajarkan pentingnya penyesalan yang tulus. Penyesalan tulus akan dosa-dosa yang telah lalu. Ketiga, ia menunjukkan pengampunan Allah yang Maha Luas. Allah adalah Maha Pengampun bagi hamba-Nya. Keempat, ia menginspirasi pemanfaatan bakat. Bakat sebaiknya kita gunakan untuk kebaikan Islam. Kelima, ia mengajarkan kesabaran Nabi ﷺ yang luar biasa. Nabi ﷺ sabar menghadapi para penentang beliau.

Secara keseluruhan, Abdullah bin Az-Zabari adalah teladan yang luar biasa. Beliau merupakan sahabat Nabi ﷺ yang agung. Hidup beliau mencerminkan iman yang kokoh. Ini juga cerminan keindahan hidayah Allah yang menakjubkan. Perjalanan beliau dari penentang menjadi pembela Islam adalah bukti kebesaran Allah. Semoga kita semua dapat mengambil hikmah dari kehidupannya. Semoga kita menjadi muslim yang selalu terbuka. Muslim yang terbuka pada kebenaran dan senantiasa mencarinya. Lebih dari itu, semoga kita selalu memanfaatkan bakat kita. Memanfaatkan bakat untuk kebaikan umat dan agama.

Mengubah Insecure Menjadi Bersyukur: Panduan Terapi Jiwa Ala Imam Nawawi


Eksplorasi konten lain dari Surau.co

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

× Advertisement
× Advertisement