SURAU.CO – بسم الله الرحمن الرحيم
الســـلام عليــكم ورحــمة اﻟلّـہ وبركاته
إِنَّ الْحَمْدَ لله نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَ نَتُوْبُ إِلَيْهِ وَنَعُوْذُ بلله مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ الله فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إله إلا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لا نَبِيَّ بَعْدَهُ
Tanamkanlah Budaya Membaca Sampai Selesai, Agar Tidak Gagal Faham. SELAMAT MEMBACA. Allah Azza wa Jalla Telah Menjelaskan Ushul dan Furu’ Agama Dalam Al-Qur’an [4] Anda tentu tahu bahwa Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan dalam Al-Qur’an tentang ushul (pokok-pokok) dan furu’ (cabang-cabang) agama Islam.
Berlapang-lapanglah dalam Majelis
Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan tentang tauhid dengan segala macam-macamnya, sampai tentang bergaul dengan sesama manusia seperti adab (tata krama) pertemuan, tata cara minta izin dan lain sebagainya.
Sebagaimana firman Allah ‘Azza wa Jalla:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ
“Wahai orang-orang yang beriman, apabila di katakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis,’ maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu” [Qs. 58/Al-Mujaadilah (Gugatan), Madaniyah, Juz 28, Ayat 11 Dari 22 Ayat]
Dan firman-Nya:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّىٰ تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَىٰ أَهْلِهَا ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ فَإِن لَّمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّىٰ يُؤْذَنَ لَكُمْ ۖ وَإِن قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا ۖ هُوَ أَزْكَىٰ لَكُمْ ۚ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Dan jika kamu tidak menemui seorangpun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat izin. Dan jika dikatakan kepadamu, ‘’Kembalilah…!’ Maka (hendaklah) kamu kembali. Itu lebih suci bagimu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” [Qs. 24/An-Nuur (Cahaya), Madaniyah, Juz 18, Ayat 27-28 Dari 64 Ayat]
Perempuan dan Isteri-isteri Orang Mukmin
Allah Azza wa Jalla telah menjelaskan pula kepada kita dalam Al-Qur’an tentang kewajiban wanita muslimah untuk memakai jilbab (busana muslimah) yang sesuai dengan syari’at.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاءِ الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا
“Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang mukmin, ‘Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” [Qs. 33/Al-Ahzaab (Golongan Yang Besekutu), Madaniyah, Juz 21, Ayat 59 Dari 73 Ayat]
Juga firman-Nya:
وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ
“Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan” [Qs. 24/An-Nuur (Cahaya), Madaniyah, Juz 18, Ayat 31 Dari 64 Ayat]
Islam Agama yang Sempurna
Allah juga telah menjelaskan kepada kita tentang adab masuk rumah, sebagaimana firman-Nya:
وَلَيْسَ الْبِرُّ بِأَن تَأْتُوا الْبُيُوتَ مِن ظُهُورِهَا وَلَٰكِنَّ الْبِرَّ مَنِ اتَّقَىٰ ۗ وَأْتُوا الْبُيُوتَ مِنْ أَبْوَابِهَا
“Dan bukanlah suatu kebajikan itu memasuki rumah-rumah dari belakangnya, akan tetapi kebajikan itu adalah (kebajikan) orang yang bertakwa, dan masukilah rumah-rumah itu dari pintu-pintunya” *[Qs. 2/Al-Baqarah (Sapi), Madaniyah, Juz 2 Ayat 189 Dari 286 Ayat]
Dan masih banyak lagi ayat seperti ini. Dengan demikian jelaslah bahwa Islam adalah agama yang sempurna, mencakup segala aspek kehidupan, tidak boleh di tambahi dan tidak boleh dikurangi.
Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla tentang Al-Qur’an:
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ
“Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu” [Qs. 16/An-Nahl (Lebah), Makkiyah, Juz 14, Ayat 89 Dari 128 Ayat]
Al-Qur’an Menjelaskan Segala Sesuatu
Dengan demikian, tidak ada sesuatu yang di butuhkan oleh manusia baik yang menyangkut masalah kehidupan di akhirat maupun masalah kehidupan di dunia, kecuali telah di jelaskan Allah ‘Azza wa Jalla di dalam Al-Qur’an secara tegas atau dengan isyarat, secara tersurat maupun tersirat.
Adapun firman Allah ‘Azza wa Jalla:
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا طَائِرٍ يَطِيرُ بِجَنَاحَيْهِ إِلَّا أُمَمٌ أَمْثَالُكُم ۚ مَّا فَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَيْءٍ ۚ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّهِمْ يُحْشَرُونَ
“Dan tidak ada seekor binatang pun yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan kedua sayapnya, melainkan semuanya merupakan umat-umat (juga) seperti kamu. Tidak ada sesuatu pun yang Kami luputkan di dalam Al-Kitab. Kemudian kepada Rabb-lah mereka di kumpulkan.” [Qs. 6/Al-An’aam (Binatang Ternak), Makkiyah, Juz 7, Ayat 38 Dari 165 Ayat]
Ada yang menafsirkan “Al-Kitab” di sini adalah Al-Qur’an, padahal sebenarnya yang di maksud yaitu “Lauh Mahfuzh”. Karena apa yang di nyatakan oleh Allah ‘Azza wa Jalla tentang Al-Qur’an dalam firman-Nya: “Dan Kami turunkan kepadamu kitab (Al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu,” lebih tegas dari pada yang di nyatakan dalam firman-Nya: “Tidaklah Kami alpakan sesuatu pun di dalam al-Kitab”.
Diwajibkan Mengikuti Sabda Rasullullah
Mungkin ada orang yang bertanya: “Adakah ayat di dalam Al-Qur’an yang menjelaskan jumlah shalat lima waktu berikut bilangan raka’at tiap-tiap shalat?
Bagaimanakah dengan firman Allah ‘Azza wa jalla yang menjelaskan bahwa Al-Qur’an di turunkan untuk menerangkan segala sesuatu, padahal kita tidak menemukan ayat yang menjelaskan bilangan raka’at tiap-tiap shalat?”
Jawabnya: Allah ‘Azza wa Jalla telah menjelaskan di dalam Al-Qur’an bahwasanya kita di wajibkan mengambil dan mengikuti segala apa yang telah di sabdakan dan di contohkan oleh Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Hal ini berdasarkan firman Allah ‘Azza wa Jalla:
مَّن يُطِعِ الرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ اللَّهَ
“Barangsiapa yang mentaati Rasul (Muhammad) maka sesungguhnya ia telah mentaati Allah” [Qs. 4/An-Nisaa’ (Wanita), Madaniyah, Juz 4, Ayat 80 Dari 176 Ayat]
Juga firman-Nya:
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانتَهُوا
“Dan apa yang di berikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang di larangnya bagimu maka tinggalkanlah” [Qs. 59/Al-Hasyr (Pengusiran), Madaniyah, Juz 28, Ayat 7 Dari 24 Ayat].
Sesungguhnya Al-Qur’an Telah Menunjukkannya
Maka segala sesuatu yang telah di jelaskan oleh Sunnah Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya Al-Qur’an telah menunjukkannya pula. Karena Sunnah termasuk juga wahyu yang di turunkan dan di ajarkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla kepada Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
Sebagaimana di sebutkan dalam firman-Nya:
وَأَنزَلَ اللَّهُ عَلَيْكَ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ
“Dan (juga karena) Allah telah menurunkan al-Kitab (Al-Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) kepadamu” [Qs. 4/An-Nisaa’ (Wanita), Madaniyah, Juz 4, Ayat 113 Dari 176 Ayat].
Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَ إِنِّي أُوْتِيْتُ الْكِتَابَ وَمِثْلَهُ مَعَه.
“Ketahuilah, sesungguhnya aku di berikan Al-Kitab (Al-Qur’an) dan yang sepertinya (yaitu As-Sunnah) bersamanya.” [5]
Dengan demikian, apa yang di sebutkan dalam Sunnah, maka sebenarnya telah di sebutkan pula dalam Al-Qur’an.
FOOTNOTE
[1]. HR. Muslim dalam Kitabul Iman (no. 145 (232)) dari Shahabat Abu Hurairah Radhiyallahu anhu.
[2]. HR. Al-Bukhari (no. 45, 4407, 4606, 7268) dan Muslim (no. 3017 (5)), dari Thariq bin Shihab Radhiyallaahu ‘anhu.
[3]. Lihat Tafsir Ibnu Katsir (II/15-16), cet I, Maktabah Daarus Salam th. 1413 H.
[4]. Sub bahasan ini di nukil dari kutaib al-Ibdaa’ fi Kamaalisy Syar’i wa Khatharil Ibtidaa’ oleh Syaikh al-‘Allamah Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin Rahimahullah.
[5]. HR. Abu Dawud (no. 4604) dan Ahmad (IV/131), dari Shahabat al-Miqdam bin Ma’dikarib.
Faedah Ilmiyah dan Mau’izhoh Hasanah
Semoga bisa memberikan manfaat untuk kita semua, serta bisa sebagai acuan untuk senantiasa memperbaiki amal kita di atas sunnah Nabi Shallallaahu ‘Alaihi Wa Sallam dan Tidak berbicara agama dengan menggunakan Akal dan Hawa Nafsu melainkan dengan Dalil Yang Shohih sesuai dengan pemahaman para ulama salaf.
والله اعلم بالصواب وهو ولي التوفيق والهداية
وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم
سبحانك اللهم وبحمدك اشهد ان لا اله الا انت استغفرك واتوب اليك
Kota Bima-NTB : Rabu, 16 Rabi’ul Tsani 1447 H. SILAHKAN DI SHARE pada yang lain dan yang belum mengetahui, agar Anda pun bisa dapat bagian pahala.
Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa menunjukkan satu kebaikan maka ia akan mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya.” [HR. Muslim dari Abu Mas’ud Al-Anshori Radhiyallaahu ‘anhu] . (Akhuukum Fillaah: Abu Hashif Wahyudin Al-Bimawi)
Eksplorasi konten lain dari Surau.co
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.
